Padang – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang Syafrial Kani lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Puskesmas Bungus Teluk Tabung, Rabu (28/7/2021). Dalam kegiatan tersebut, didapati bahwa pelayanan kesehatan untuk masyarakat sekitar tidak maksimal.
Sidak yang dilakukan orang nomor satu di Gedung Bundar Sawahan ini dilakukan, karena banyaknya keluhan masyarakat yang kecewa dengan pelayanan puskesmas setempat.
“Setelah kita tinjau di Puskesmas Bungus Teluk Kabung, Puskesmas Pembantu Timbalun dan Puskesmas Pembantu Koto Gadang, kami menyimpulkan bahwa kinerja puskesmas disana tidak seperti yang masyarakat harapkan,”kata Syafrial Kani kepada media.
Kata Syafrial Kani, pada saat melakukan sidak ke Puskesmas Bungus Teluk Kabung, dari lima orang tenaga dokter disana, tidak satupun berada di tempat. Bahkan Kepala Puskesmas nya juga jarang hadir, dengan alasan mengurus suami sakit stroke.
Ketika ia mengambil sampel sidak ke Puskesmas Pembantu Timbalun, malah Puskesmasnya ditemukan dalam keadaan tertutup tanpa satupun tenaga kesehatan (nakes) disana. Begitu juga dengan Puskesmas Pembantu Bungus Timur, hanya satu tenaga bidan saja yang bertugas.
“Setelah kami tanya kenapa dokter puskesmas tidak ditempat, Kasi TU Merry menjawab bahwa dokter sedang berada di Padang tanpa tahu apa urusan dokter ke Padang. Sementara Kepala Puskesmas sedang mengurus suami,”ucapnya.
Syafrial Kani pun juga sempat mempertanyakan bagaimana pelayanan darurat disana jika tidak ada dokter satupun di puskesmas.”Kasi TU tersebut menjawab kepada kami, bahwa pelayanan bisa dilaksanakan oleh tenaga bidan dan tenaga perawat. Kalau dilayani oleh tenaga bidan dan perawat, untuk apa ada tenaga dokter disana. Padahal disana sudah ada rumah dinas dokter,”gerutunya.
Ia pun juga mendengar keluhan tenaga Nakes Puskesmas Bungus Teluk Kabung yang tidak mendapat insentif Nakes dari Oktober 2020 hingga Juli ini. “Kalau untuk insentif Nakes nanti coba kita tanyakan ke Kadis Kesehatan, kenapa insentifnya belum turun sampai sekarang. Mudah mudahan ada solusinya, karena insentif ini sudah cukup lama tidak mereka terima,”harapnya.
Keluhan lainnya yang didapat Syafrial Kani di lapangan, ada tenaga Nakes yang sejak 1987 mengabdi di Puskesmas Pembantu Koto Gadang dipindahkan ke Luskesmas Lubuk Begalung, karena 21 Nakes disana sempat melayangkan surat Mosi Tak Percaya kepada Kepala Puskesmas, dengan alasan kinerja Kepala Puskesmas tidak bagus.
“Kalau untuk Nakes yang tidak mau pindah ini, saya mendengar alasan Ibu tersebut dipindahkan karena dituduh sebagai motor penggerak pembuat mosi tak percaya kepada Kepala Puskesmas. Ibu ini tidak mau pindah karena dia ingin mengabdi hingga pensiun disana. Sebab hubungan emosional dengan masyarakat sana sudah terjalin erat dan ibu ini selama mengabdi disana tidak ada masalah dengan masyarakat sekitar,”jelasnya.(ridho)