PADANG,Intrust – Produksi sampah di Kota Padang dalam sehari diprediksi mencapai 400 ton sampah. Menyikapi kondisi ini, PT Semen Padang sebagai perusahaan semen yang peduli terhadap lingkungan, menggelar seminar “Langkah Bijak Pilah Sampah” yang diadakan di Gedung Serba Guna Semen Padang, Kamis (7/7/2022).
Dihadiri sekitar 400 peserta yang terdiri dari karyawan dan masyarakat lingkungan perusahaan, seminar tersebut menghadirkan M. Bijaksana Junerosano, yang merupakan Managing Director Waste4Change sekaligus Inisiator dan Penasihat Bergerak untuk #IndonesiaBersih #BebasSampah, sebagai narasumber.
Seminar tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar, Siti Aisyah, dan sejumlah staf pimpinan PT Semen Padang. Di antaranya, Kepala Departemen Perencanaan & Pengendalian Produksi, Juke Ismara, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan, Nur Anita Rahmawati, serta Kepala Unit SHE, Musytaqim Nasra.
Dirut PT Semen Padang Asri Mukhtar mengatakan, seminar Langkah Bijak Pilah Sampah ini digelar, karena Semen Padang turut prihatin dengan kondisi sampah di Kota Padang. Bahkan, jumlah sampah mencapai lebih dari 400 ton/hari yang dikirim ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) sampah di Air Dingin, Kota Padang.
“Ini yang coba kita kurangi dengan mengajak masyarakat untuk memilah sampah di rumah, sekolah, kantor maupun di lingkungan tempat tinggal. Seminar Lankah Bijak Pilah Sampah ini, adalah salah satu upaya kami untuk mengajak masyarakat memilah sampah, supaya jumlah sampah yang dikirim ke TPA dapat berkurang,” kata Asri Mukhtar.
Untuk memaksimalkan upaya pengurangan jumlah sampah yang dikirim ke TPA, sebut Asri Mukhtar, Semen Padang telah meluncurkan aplikasi Nabuang Sarok pada puncak HUT ke-64 Pengambilalihan PT Semen Padang dari tangan Belanda yang diperingati setiap 5 Juli. Aplikasi ini memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat yang menyetorkan sampahnya di Nabuang Sarok.
“Sampah yang disetorkan di Nabuang Sarok ini akan kita musnahkan di kiln pabrik, sekaligus menjadi bahan bakar alternatif sebagai subsitusi terhadap bahan bakar fosil. Dan ini juga bertujuan untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil di pabrik Semen Padang,” ujarnya.
Kepala Unit SHE, Musytaqim Nasra menambahkan aplikasi Nabuang Sarok memiliki banyak keuntungan. Masyarakat yang menyetorkan sampahnya di Nabuang Sarok akan mendapatkan poin dari aplikasi. Poin bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah. “Hadiahnya beragam, ada seterika, rice cooker, kompor gas hingga kepingan emas,” katanya.
Aplikasi Nabuang Sarok, sebutnya, adalah sebuah wadah yang disediakan perusahaan untuk membantu pemerintah dalam pengolahan sampah. Untuk mengakses aplikasi ini, masyarakat bisa mengunjungi situs www.nabuangsarok-sp.com. Sistem penyetoran sampah pada aplikasi ini pun terintegrasi, dan bersinergi dengan masyarakat.
“Untuk lokasi penyetoran sampah, disediakan di pintu timur Gedung Serba Guna Semen Padang. Sampah yang disetor diterima berdasarkan 5 kategori, yaitu minyak jelantah, kertas kering, plastik kering, tekstil kering, kayu dan daun kering. Sampah pun juga ditimbang berdasarkan kategori,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar, Siti Aisyah, mengapresiasi Semen Padang yang telah meluncurkan aplikasi Nabuang Sarok yang tentunya, dapat menekan jumlah pengiriman sampah ke TPA setiap harinya. Apalagi, aplikasi Nabuang Sarok juga dapat mengurai persoalan pemilahan sampah yang selama ini menjadi problem bersama.
“Selama ini, sampah rumah tangga yang dipilah masyarakat tidak tahu kemana diserahkan. Nah, sekarang ini Semen Padang menjawabnya dengan meluncurkan aplikasi Nabuang Sarok. Dan menariknya, masyarakat yang menabung sampahnya juga dapat poin yang bisa digantikan dengan barang,” katanya.
Aplikasi Nabuang Sarok ini, sebutnya, merupakan sebuah inovasi yang sangat menarik di Semen Padang dan diharapkan aplikasi ini juga dapat dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah. “Minimal, dicoba dulu oleh sekolah-sekolah yang berada di lingkungan perusahaan Semen Padang,” ujarnya.
Sementara itu, M. Bijaksana Junerosano, dalam seminar “Langkah Bijak Pilah Sampah” menyebut persoalan sampah, merupakan efek gunung es. Dia terjadi akibat dari masalah-masalah yang ada di bawahnya. Kalau masalah di bawahnya tidak teratasi, dia akan semakin besar.
“Saat ini, kita mengatasinya di level yang kelihatan. Banyak masalah sampah yang terlihat selain masalah kotor, bau dan banjir, yaitu masalah hewan mati akibat makan plastik, tingginya penyakit diare dan ISPA, bencana longsor di TPA,” katanya.
Berbagai macam permasalahan itu disebabkan oleh pola perilaku pengelolaan sampah, seperti buang sampah sembarangan, bakar sampah sembarangan tempat, tidak memilah sampah. Untuk itu, ia pun merekomendasikan tiga langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah.
Pertama, kata dia, membangun sistem terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan prinsip Circular Economy menuju Zero Waste Indonesia. Sistem ini mencakup regulasi, kebijakan penegakan, infrastruktur teknis operasi dan mekanisme khusus pembiayaan yang tepat, dan lain-lain.
Langkah kedua, pemimpin perlu memahami sistem pengelolaan sampah dengan baik dan komprehensif, serta harus berani atau tegas untuk dapat mengintegrasikan sistem di dalam semua pemangku kepentingan. Menurutnya, tanpa kepemimpinan, upaya integrasi tidak akan tercapai.
Kemudian langkah ketiga, kampanye dan edukasi. Menurut Junerosano, keberhasilan pengelolaan sampah membutuhkan partisipasi masyarakat dan poin pentingnya adalah kemampuan dan kemauan untuk memilah, serta biasakan membuang sampah pada tempatnya.
“Tiga hal ini merupakan kunci agar sampah dapat diolah dengan teknologi yang baik dan tepat untuk memenuhi pengelolaan yang bertanggung jawab. Namun begitu, tidak mudah mewujudkan tiga hal tersebut. Butuh dorongan banyak pihak, dan menurut saya aplikasi Nabuang Sarok ini salah satu yang dapat mendorong perubahan perilaku pengelolaan sampah,” katanya.(*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.