Tanah Datar, Intrust — Delapan Fraksi di DPRD Tanah Datar menyampaikan pandangannya terhadap tiga Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) yakni, Pengelolaan Persampahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perubahan atas Perda nomor 1 tahun 2017 tentang Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Wali Nagari, di Ruang Rapat DPRD setempat, Rabu (12/10/2022).
Rapat Paripurna itu dihadiri Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian dan dipimpin wakil ketua DPRD Tanah Datar Anton Yondra didampingi Sekretaris Dewan (Sekwan) Yuhardiaksi. Ikut hadir Sekretaris Daerah Iqbal Ramadi Payana, Kajari Tanah Datar diwakili Kasi Intel Rifki Riza, SH, para Staf Ahli, Asisten, Kepala OPD, Camat dan Wali Nagari se Tanah Datar.
Salah satu fraksi yang menyampaikan pandangannya yakni Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dengan juru bicara Jasmadi, ST mengatakan dibutuhkan keseriusan dalam pengelolaan sampah. Apalagi, masyarakat kerap membuang sampah ke aliran sungai yang bermuara ke Danau Singkarak .
“Kabupaten Tanah Datar memiliki 75 nagari. Di setiap nagari memiliki pasar nagari yang menjadi salah satu sumber penyumbang sampah. Ditambah dengan sampah rumah tangga yang belum terkelola dengan baik, meskipun sudah memiliki bank sampah. Mohon perhatian pemerintah daerah terhadap pemerintah nagari yang mempunyai sungai muaranya ke Danau Singkarak agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Jasmaidi.
Fraksi PPP lewat juru bicara Zulhadi mempertanyakan mengenai apa saja permasalahan dalam melakukan pengolahan sampah daerah. Ia juga mempertanyakan mengenai bank sampah apakah berjalan sebagai mana yang diharapkan.
“Kami sangat mengapresiasi Perda tentang persampahan. Namun sampah kini telah menjadi permasalahan di Kabupaten Tanah Datar. Sehingga pengolahannya harus komprehensif.”ujar Zulhadi.
Fraksi Demokrat dengan juru bicara Dra. Donna mengatakan perubahan perda nomor 1 tahun 2017 tentang pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian wali nagari, dapat meningkatkan tata kelola dalam pelaksanaan pemilihan wali nagari serta menghindari terjadinya penyelewengan hukum di tingkat nagari.
“Fraksi Demokrat memandang perlu adanya perubahan perda nomor 1 tahun 2017 , guna mengantisipasi penyelewengan hukum di tingkat nagari,” ujar Dra. Donna.
Sementara itu, fraksi Perjuangan Golkar dengan juru bicara Afriman Dt. Majo Indo mengatakan untuk ketentraman dan ketertiban umum dibutuhkan regulasi dan partisipasi masyarakat untuk mewujudkannya. Kondisi tersebut diharapkan menjadi hal yang utama untuk direalisasikan, karena ketertiban umum menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah.
“Lingkungan yang damai dan tertib merupakan keinginan setiap masyarakat. Saat ini, tingkat kejahatan telah menganggu ketentraman dan ketertiban umum sehingga dibutuhkan regulasi serta partisipasi masyarakat untuk mewujudkannya,” ujar Afriman Dt. Majo Indo.
Sedangkan juru bicara fraksi Nasdem melalui juru bicara Adrijinil Simabura mendukung akan terwujudnya perda tersebut. Hal itu akan mendorong masyarakat Tanah Datar untuk patuh hukum, adat dan tradisi guna mengantisipasi terjadinya kegiatan yang menganggu ketentraman dan ketertiban umum.
“Secara prinsip kami fraksi Nasdem mendukung akan peraturan tentang ketentraman dan ketertiban umum,” ujar Ad M.Dt
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.