Bukittinggi – Tak lama lagi, Kota Bukittinggi bakal memiliki pasar modern yang memiliki konsep Green Building, menjadi dambaan warga setempat serta memanjakan turis lokal ataupun mancanegara yang datang ke tempat wisata paling terkenal di Sumatera Barat tersebut.
Pembangunan kembali pasar yang menjadi urat nadi perekonomian salah satu kota bersejarah di Indonesia ini diinisiasi oleh Wakil Presiden Rerpublik Indonesia Jusuf Kalla. Ketika pasar mengalami kebakaran hebat pada 30 Oktober 2017 lampau, orang nomor dua di Tanah Air ini langsung datang ke lokasi, seraya menugaskan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk segera membangun kembali pasar dimaksud.
Dengan niat yang tulus dan ikhlas demi kemaslahatan warga Bukittinggi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun juga bertindak lugas dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 tahun 2018 melalui usulan Wakil Presiden, memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menuntaskan pembangunan fisik Pasar Atas Bukittinggi.
Tentunya peran Presiden dan Wakil Presiden dalam memberikan perhatian kepada pedagang Pasar Atas Bukittinggi patut diberikan apresiasi positif. Karena tak perlu waktu lama bagi ‘penguasa’ Tanah Air ini untuk membangun kembali bangunan pasar, demi kepentingan pedagang guna mencari nafkah disana.
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sumbar Ir.Syafriyanti MM didampingi Kasi Pelaksanaan Gatot Joko Sungkowo S.ST MM, Kasatker Pelaksanaan Prasarana Pemukiman Sumbar Fery Erawan ST.MT dan PPK Penataan Bangunan dan Lingkungan Ermen ST kepada Majalah INTRUST mengungkapkan, terealisasinya pembangunan Pasar Atas Bukittinggi berkat sentuhan nyata Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dikatakan Syafriyanti, awal mula diputuskannya membuat bangunan baru Pasar Atas Bukittinggi berdasarkan penelitian uji struktur dari Puslitbang Kementerian PUPR. Hasil penelitian menyebutkan, infrastruktur pasar tidak memenuhi syarat untuk dipertahankan, sehingga bangunan lama dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru.
“Adanya hasil penelitian dari Puslitbang Kementerian PUPR yang menyatakan infrastruktur lama pasar tak memenuhi syarat untuk dipertahankan, membuat Bapak Menteri PUPR memutuskan bangunan Pasar Atas Bukittinggi harus memakai bangunan baru dan melaporkannya ke Bapak Presiden dan Wapres. Maka dari situlah Bapak Presiden mengeluarkan Perpres, agar Pasar Atas Bukittinggi memiliki bangunan baru,”ucap Syafriyanti.
Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Sumbar Fery Erawan menambahkan, pembangunan pasar Atas Bukittinggi menggunakan konsep green building. Konsep pasar seperti ini dikatakan pria berpenampilan modis ini, merupakan contoh pasar percontohan di Indonesia yang dibangun Kementerian PUPR. Sebab Pasar Atas Bukittinggi yang paling pertama dan terbesar dibangun menggunakan konsep dimaksud.
Disebut Green Building, karena bangunan Pasar Atas Bukittinggi memiliki standar khusus dalam hal keselamatan, kenyamanan, kesehatan, dan kemudahan. Dalam hal keselamatan, bangunan memiliki proteksi kebakaran yang canggih dan konon mampu menahan guncangan gempa hingga 10 Skala Richter (SR).
Dalam hal kenyamanan pun juga diperhatikan betul oleh kontraktor pelaksana pembangunan Pasar Atas Bukittinggi, dengan membuat food court dan food garden yang berada di lantai atas, yang memiliki latar belakang lansekap Jam Gadang Bukittinggi, pemandangan indah Gunung Merapi dan Gunung Singgalang, serta menyediakan ruang bermain untuk anak-anak.
Dalam hal kesehatan bagi pengunjung pun juga tak ketinggalan. Bangunan Pasar Atas Bukittinggi memiliki resapan air memadai mencegah air tergenang serta meminimalisir banjir, pengelolaan sampah dengan benar, dan sirkulasi udara ditata sedemikian rupa. Khusus kemudahan juga menjadi perhatian penting, agar semua pengunjung serta kaum difabel dapat memanfaatkan fasilitas yang ada. Seperti membuat area parkir dan lift untuk kaum difabel, semua rambu-rambu menggunakan huruf braille, serta kapasitas parkir kendaraan yang besar.
“Bangunan juga dirancang hemat energi, gedung ini memiliki solar cell, dimana energi lampu diambil dari sinar matahari. Jika hari siang, otomatis lampu menjadi padam. Disamping itu juga pasar dikonsep untuk efisiensi dalam pemakaian air tanah,”rinci Fery.
Kasi Pelaksanaan BPPW Sumbar Gatot Joko Sungkowo merinci,Pasar Atas Bukittinggi memiliki luas bangunan 39.789 m yang nantinya akan menampung 835 kios dan 24 foodcourt. Pasar Atas Bukittinggi akan dibangun dengan empat lantai, terdiri dari lantai basement untuk parkir kendaraan dengan kapasitas 300 unit kendaraan, lantai satu sampai tiga diperuntukkan untuk pertokoan, serta lantai empat digunakan untuk foodcourt, food garden, serta taman bermain anak.
“Progres pekerjaan fisik hingga Bulan Agustus telah mencapai 54,35 persen. Kalau untuk pekerjaan fisik kita masih on the track, hingga saat ini kontraktor pelaksana masih berkomitmen penuh. Kendala kita selama ini hanya terkait pembayaran kepada kontraktor, karena Revisi DIPA terlambat disahkan. Namun demikian tak mempengaruhi kinerja kita,”sebutnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pasar Atas Bukittinggi Ermen mengungkapkan, proyek pembangunan pasar Atas sudah dikontrak sejak 20 Agustus 2018 dan berakhir pada Desember tahun 2019. Dengan perincian kerja selama 494 hari, dengan kategori kerja 2 bulan masa perencanaan dan 14 bulan masa pekerjaan fisik.
Sumber dana pembangunan Pasar Atas Bukittinggi berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), dengan nilai terkontrak Rp 292.297.437.000. Kontraktor yang diamanahkan untuk melakukan pekerjaan fisik maupun mekanikal dan elektrikal bangunan yakni PT Brantas Abipraya KSO PT Penta Rekayasa.
“Insya Allah pada akhir 2019 pembangunan pasar Ateh sudah bisa diserahterimakan kepada pemerintah kota Bukittinggi. Jika tidak ada aral melintang, Bapak Presiden akan meresmikan pasar ini,”tutup Ermen sembari diaminkan Syafrianti, Fery Erawan dan Gatot Joko Sungkowo.(ridho/wil)