Melawan Karies Gigi Anak: Peran Edukasi Sejak Dini
Oleh : drg. Rahmi Khairani Aulia, MS
Masalah gigi berlubang atau karies gigi sering kali dianggap remeh oleh masyarakat. Padahal penyakit ini adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada anak-anak di Indonesia.
Ironisnya, banyak orang tua baru menyadari pentingnya kesehatan gigi setelah kerusakan terjadi. Padahal, pencegahan dini jauh lebih efektif daripada pengobatan.
Tim pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas baru-baru ini mengadakan program bertajuk “Kapan Harus ke Dokter Gigi: Deteksi Dini Gigi Berlubang” pada siswa SD IT Cendikia Andalas yang dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Andalas.
Penulis menilao, program ini membuktikan bahwa edukasi yang dirancang dengan metode interaktif mampu meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi. Dengan pendekatan seperti permainan, simulasi menyikat gigi, hingga video edukasi, anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga menikmati proses pembelajaran.
Namun, pertanyaan yang lebih besar muncul: Mengapa kesadaran ini belum menjadi bagian dari budaya masyarakat? Salah satu alasannya adalah minimnya upaya kolektif untuk menjadikan kesehatan gigi sebagai prioritas, baik di lingkungan keluarga maupun institusi pendidikan.
Sekolah sering kali fokus pada pelajaran akademik, sementara orang tua sering mengabaikan kunjungan rutin ke dokter gigi karena dianggap tidak mendesak.
Kegiatan pengabdian ini tidak hanya memberikan edukasi kepada anak, tetapi juga mengajak orang tua dan guru untuk berperan aktif. Melibatkan keluarga dan sekolah sebagai mitra adalah strategi yang patut diapresiasi. Ketika kebiasaan baik, seperti menyikat gigi secara rutin, ditanamkan dan diawasi di rumah maupun sekolah, risiko kerusakan gigi dapat diminimalkan secara signifikan.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa edukasi yang berkelanjutan dan kolaboratif adalah kunci. Tidak cukup hanya satu kali penyuluhan, melainkan perlu ada pendampingan, evaluasi, dan pengintegrasian kesehatan gigi ke dalam rutinitas sehari-hari. Jika kita ingin membangun generasi yang sehat, maka investasi dalam kesehatan gigi anak harus dimulai sekarang.
Penulis menganjurkan, jangan tunggu sampai anak merasa sakit atau kehilangan gigi karena karies. Edukasi kesehatan gigi sejak dini adalah langkah kecil yang berdampak besar. Mari kita bersama-sama menghilangkan anggapan bahwa kunjungan ke dokter gigi hanya perlu dilakukan saat gigi sudah rusak.
Dengan mendeteksi dan mencegah sejak dini, kita tidak hanya menyelamatkan gigi anak-anak, tetapi juga senyum dan masa depan mereka. (***)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.