Padang – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuka program Pascasarjana (S2) Terapan di empat Politeknik Negeri untuk menjawab tantangan zaman new normal.
Adapun empat Pendidikan Tinggi Vokasi yang membuka program studi magister terapan pada tahun ini antara lain Politeknik Negeri Padang dengan program studi Sistem Informasi Akuntansi, Politeknik Negeri Lampung dengan program studi Ketahanan Pangan, Politeknik Negeri Medan dengan program studi Sistem Informasi Akuntansi dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dengan program studi Teknik Keselamatan dan Risiko.
Program ini diterapkan dengan menggunakan model yang berbasis pada “Engineered Technology Based Problem Solving” atau Rekayasa Teknologi Berbasis Penyelesaian Permasalahan.
Sejak tahun akademik 2013, Indonesia telah memiliki program Magister (S2) Terapan dan terus berkembang serta bertambah banyak sampai saat ini. Program ini menjadi alternatif pilihan studi untuk level pascasarjana. Keberadaan S2 Terapan ini tujuannya untuk memberikan alternatif pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan SDM professional secara kompeten. Sampai dengan saat ini, terdapat 23 politeknik dan beberapa universitas serta institut di seluruh Indonesia yang sudah membuka program S2 Terapan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan bahwa Program Magister (S2) Terapan menyiapkan SDM profesional yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja. Selain aspek teknis yang semakin dimatangkan, maka aspek softskills dan kepemimpinan merupakan karakter keunggulan lulusan program ini.
Lebih jauh ia jelaskan, kemampuan problem solving akan dibentuk dengan skema project-based learning dan perkuliahan berbasis praktek yang tinggi untuk menguatkan kemampuan analisis pada problem-problem riil di industri dan dunia kerja.
Kemampuan teknis yang mumpuni tersebut, disertai wawasan perkembangan dan penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Dan satu hal lagi yang tidak kalah penting yaitu, menciptakan inovator kreatif yang akan berdampak pada daya saing industri di kompetisi global.
Oleh karena itu, menurut Wikan, sesuai arahan Mendikbud Nadiem Makarim, pihaknya terus mendorong lebih jauh agar seluruh prodi-prodi vokasi mulai dari level pendidikan menengah atas (SMK), level undergraduate (D1, D2, D3 dan Sarjana Terapan) sampai dengan level postgraduate (Magister/S2 Terapan dan Doktor/S3 Terapan) harus semaksimal mungkin dan terus menerus, membangun “Link and Match” dengan Dunia Industri dan Dunia Kerja yang diistilahkan, “pernikahan massal” antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.
“Termasuk prodi Magister Terapan, yang dibuka ini, juga sudah dipastikan ‘menikah’ dengan industry dan dunia kerja. Dan semakin seiring perjalanan waktu harus semakin dalam dan jauh pernikahannya’, imbuh Wikan.
Diharapkan mulai dari proses pembalajaran, kegiatan riset terapan, program pengabdian masyarakat, sampai dengan dukungan pembiayaan, sarpras, dan beasiswa, pihak industri dan calon pengguna lulusan sudah terlibat dari awal peserta didik diterima menjadi mahasiswa hingga diwisuda lulus dari kampus.
Lebih lanjut Wikan memaparkan, bahwa S2 Terapan itu harus mampu menjawab tantangan zaman ‘new normal’. Ada kesempatan sangat besar di waktu yang sangat berisiko, yaitu bagaimana lulusan S2 Terapan itu mampu menjawab tantangan perubahan zaman ini. Dengan demikian Program ini memberikan kesempatan para mahasiswa untuk mengetahui permasalahan secara komprehensif serta untuk menyiapkan tenaga kerja yang sangat profesional yang dapat berkontribusi pada pengembangan industri di Indonesia.(r)