Padang – Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) benahi Jaringan Irigasi Batang Hari, guna memperlancar sistem pengairan lahan untuk pertanian di Kabupaten Dharmasraya, agar produksi panen petani meningkat pesat.
Dua proyek infrastruktur fisik yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V senilai Rp 57 miliar lebih terdiri dari Peningkatan Jaringan Irigasi Paket I dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Paket II.
Untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Batanghari I bakal dikerjakan oleh PT Promix Prima Karya dengan nilai terkontrak Rp 34.4 Miliar. Sementara pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Batanghari II dikerjakan oleh kontraktor PT Gunung Tabor Perkasa dengan nilai terkontrak Rp 22.6 miliar lebih.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Maryadi Utama ST.M.Si kepada Majalah INTRUST mengatakan,Jaringan Irigasi DI Batanghari menjadi tumpuan bagi masyarakat petani di Kabupaten Dharmasraya untuk mendapat suplai air lahan pertanian mereka.
Jika Jaringan Irigasi DI Batanghari rusak, akan menyebabkan dampak negatif bagi petani. Seperti bencana kekeringan serta petani terancam gagal panen, sehingga bahan sembako di sana bakal menjadi sulit didapatkan.
“Jaringan irigasi DI Batanghari memang kita pantau terus. Jika terdapat kerusakan, maka akan kita benahi dengan merehabnya.Disamping itu juga kita bakal tambah kapasitas jaringan irigasinya. Paling penting tidak berdampak negatif pada petani maupun masyarakat,”kata Maryadi.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT)Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Batanghari Vidi Bhuwana ST.MDM didampingi PPK Irigasi dan Rawa Febriza ST mengatakan, pekerjaan peningkatan Jarigan DI Batanghari I dan II saat ini sedang dikebut.
Vidi mengakui terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, menyebabkan pekerjaan menjadi sedikit terlambat dari waktu yang diperkirakan.Namun demikian, optimis mencapai target yang telah ditentukan.
Kendala pertama yakni, anggaran pelaksanaan berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)terlambat cair, karena harus menunggu DPP terlebih dahulu keluar dari Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).
“Paket Rehab Bendung Batanghari sudah lama selesai proses tender. Karena pakai dana SBSN serta DPP Bappenas baru keluar, makanya tanda tangan kontrak baru dimulai awal April ini,”ucapnya.
Kendala lain yang ditemui adalah petani di Dharmasraya saat ini sedang dalam masa tanam. Jadi pekerjaan dilakukan ditempat petani yang belum memulai masa tanam, tepatnya ada di tiga titik.
“Terkendala karena masa tanam petani. Sebab Rehab irigasi harus matikan air,sementara masyarakat sedang menanam, tentu kita tak bisa mengerjakan. Disiasati dengan mencari lokasi yang tidak mengganggu,”ulasnya.
Sementara PPK Irigasi dan Rawa SNVT PJPA Batanghari Febriza ST mengatakan,pekerjaan di Paket I yang dilakukan oleh PT Promix Prima Karya yakni membuat irigasi primer sepanjang 20 km.
Daerah pekerjaan berada di Kecamatan Sitiung meliputi Nagari Sungai Duo. Untuk Kecamatan Tiumang meliputi Nagari Koto Beringin, Nagari Sungai Langkok, dan Nagari Tiumang.
Selanjutnya pekerjaan di Paket II yang dilaksanakan oleh PT Gunung Tabor Perkasa dengan membuat irigasi sekunder sepanjang 18 km sedang dalam tahapan land clearing.Daerah pekerjaan berada di Kecamatan Koto Salak meliputi Nagari Simalidu dan Nagari Pulau Mainan.
“Dalam RKKL masih perkiraan, awalnya cuma sepanjang 8-9 km. Namun setelah kita ukur secara keseluruhan, outputnya menjadi bertambah menjadi 18-20 km.Pekerjaan yang dilakukan adalah saluran lama yang masih tanang kita kasih leaning. Jaringan ada yang diperlebar, ada yang tidak, rata-rata lebarnya 0.80 meter. Gunanya untuk meningkatkan kapasitas saluran irigasi itu sendiri”pungkasnya.(ridho)