Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memotivasi ratusan mahasiswa teknik sipil dari berbagai Perguruan Tinggi yang hadir pada acara Campus Goes to PUPR di Gedung Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
“Untuk mahasiswa, kuatkan kompetensi anda sesuai jalur pendidikan untuk menjadi ahli di bidang teknik sipil. Lanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di cabang-cabang ilmu teknik sipil seperti teknik geologi, hidrologi, teknik lingkungan dan lainnya,” kata Basuki.
Dengan kompetensi yang tinggi, menurut Basuki dengan sendirinya akan menjadi tenaga ahli yang dibutuhkan. “Jangan bermimpi jadi pemimpin, tapi jadilah orang yg dibutuhkan karena punya kompetensi,” pesannya.
Di hadapan sekitar 800-an mahasiswa teknik, Basuki juga berpesan agar tidak berpuas diri hanya dengan menjadi pintar, namun juga harus memiliki akhlakul karimah.
“Smart is a must, but it’s not sufficient, you must have akhlakul karimah. Selain IQ anda harus bagus di EQ dan SQ. Karena tidak ada satupun pekerjaan yang bisa dikerjakan seorang diri. Semua harus dihasilkan dengan team work. Keberadaan kalian di dalam tim harus membuat orang nyaman, aman dan bermanfaat bagi tim, bukan sebaliknya,”ujarnya.
Disamping menjadi insan yang kuat dan berani serta memiliki akhlakul karimah dikatakan Basuki, mahasiswa juga harus berjiwa seni. “Karena dengan seni, mahasiswa akan berani berinovasi dan berimprovisasi. Tanpa inovasi dan improvisasi anda tidak akan hidup. Inovasi dan improvisasi menjadikan manusia memiliki kepedulian pada lingkungan sekelilingnya,” paparnya
Tidak hanya memotivasi para mahasiswa, Basuki juga menunjukan jiwa seni-nya dengan mengajak mahasiswa bernyanyi bersama dimana Menteri Basuki sebagai drummer bahkan terjun ke tengah kerumunan mahasiswa yang sangat antusias.
Dalam kesempatan itu Basuki juga menyampaikan capaian pembangunan infrastruktur yang menjadi program prioritas nasional bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan mengejar ketertinggalan Indonesia dibandingkan negara lain. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia mengalami peningkatan, dari posisi 61 pada tahun 2013 menjadi 52 pada tahun 2018.(*)