Bengkulu – Kericuhan terjadi saat tekhnical metting cabor Muathay pada Porwil X Bengkulu. Pengrov Muathay se Sumatera protes masuknya 13 orang atlet asal Jatim memperkuat tuan rumah Bengkulu. Kejadian terungkap ketika metting dengan cabor, Sabtu (2/11) di sekretariat PB Porwil.
Protes keras dilakukan oleh pengrov Muathay Riau dan Aceh. Menurut mereka, tuan rumah sengaja melakukan manipulasi data atlet. Ketika ditanya surat keterangan mutasi atlet, pihak Bengkulu tak bisa membuktikanya. “Kita sudah tanya mana surat kererangan mutasi atlet dari Jatim ke Bengkulu. Sampai sekarang tidak bisa dia perlihatkan, “ujar Sembiring dari pengrov Aceh.
Suasana metting makin panas, ketika tuan rumah masih saja memaksa kehendaknya. Namun, tetap diprotes peserta lainnya, termasuk utusan Sumbar diwakili Arief Rahman Nasir
sebagai pelatih.
Sedangkan, pengrov Riau dengan tegas menolak kehendak ruan rumah, karena sudah mencederai nilai-nilai sportifitas olahraga di Sumatera. Sebab, tujuan Porwil adalah untuk menguji kemampuan atlet pulau Sumatera.
“Untuk apa kita bikin Porwil Sumatera, sementara yang bertanding atlet dari Jawa. Kalau begini bikin sajalah Porwil pulau Jawa, “ucap pengurus KONI Riau, Ernita Menhar.
Ketua pengprov Muathay Riau, Sinyo menilai ada indikasi tidak baik yang dilakukan tuan rumah. Apakah dengan ambisi harus dikorban atlet yang telah dibina selama ini.”Saya dengan tegas menolak masuknya atlet dari Jatim. Dampaknya, merugikan atlet yang susah payah kita bina selama ini”ucap mantan atlet tenis meja nasional itu.
Sampai berita ini diturunkan, belum ditemukan penyelesaiannya. Karena semua pengurus cabor keberatan hadirnya atlet asal Jatim.”Kita setuju dengan protes yang dilakukan daerah lain,”sebut Arief.
Untuk meraih emas cabor Muathay, tuan rumah Bengkulu tak segan-segan mengimpor atlet Pelatnas. Tujuanya tak lain demi mendongkrak perolehan medali. Karena selama ini Bengkulu bercokol urutan bawah. (**)