BPJN RIAU : Dedikasi Penuh Profesional Tambah Kemantapan Ruas Jalan Nasional
Padang, majalahintrust.com – Direktorat Jendra Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senantiasa berusaha menjaga kemantapan jalan nasional yang berada di Provinsi Riau. Berbagai upaya terus dilakukan, agar masyarakat pengguna jalan di Negeri Lancang Kuning bisa nyaman melalui nya.
Sebagai unit organisasi (unor) baru berdiri sejal tahun 2020 lalu, yang diamanahkan menjaga agar jalan di Riau tetap mulus, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Riau telah menjaga kemantapan jalan di angka 84,26 persen dari total panjang jalan 15, 263 km. Sementara itu kemantapan jembatan yang berada di ruas jalan nasional di angka 96,15 persen dari total 416 unit jembatan per Akhir Desember 2021.
Pekerjaan cukup berat tengah dijalani oleh Kepala BPJN Riau Yuliansyah bersama seluruh Kasatker dan PPK yang bertugas di lapangan. Mengingat, tahun 2022 ini ada sekitar 15,74 persen lagi kondisi jalan nasional yang belum dalam kondisi mantap.
Dengan rincian jalan dalam kondisi baik sepanjang 4532 km, jalan dalam kategori sedang sepanjang 9354 km, jalan dalam kategori rusak ringan sepanjang 1374 km atau 12,37 persen dan jalan dalam kondisi rusak berat presentasenya 3,47 persen.
Kepala BPJN Riau Yuliansyah kepada Majalah Intrust menuturkan, tercapainya presentase kemantapan jalan nasional di angka 84,26 persen, di usia unit organisasi yang masih belia, merupakan kinerja keras yang luar biasa, yang telah dilakukan oleh seluruh jajaran BPJN Riau.
Untuk itu kata Yuliansyah, agar presentase kemantapan jalan nasional terus meningkat, pada tahun 2022 ini sebanyak 39 paket fisik disediakan oleh BPJN Riau. Terdiri dari 35 paket preservasi dengan waktu pekerjaan single years (syc), 3 paket preservasi dengan sistem pekerjaan multi years (myc) dan satu paket pekerjaan jembatan gantung Buluh China di Kampar.
Hingga Mei 2022, seluruh pekerjaan infrastruktur di BPJN Riau kata kepala balai yang rendah hati ini lancar dan aman terkendali. Rincian pekerjaan yang dilakukan tahun ini adalah preservasi jalan sepanjang 1320, 98 km dengan alokasi anggaran sebesar Rp 756 miliar lebih.
Kemudian pekerjaan preservasi jembatan sepanjang 15.125 meter dengan anggaran yang diperlukan sebanyak Rp 73 miliar lebih. Lalu pekerjaan pembangunan jalan sepanjang 5 km dengan anggaran Rp 9,9 miliar serta pembangunan jembatan dengan panjang 223,3 meter dengan biaya Rp 63 miliar lebih. Untuk progres fisik secara keseluruhan, presentasenya telah mencapai 31,7 persen dan progres keuangan mencapai 30,76 persen.
“Alhamdulillah semua paket on going semua. Progres fisiknya relatif baik. Ada juga yang progresnya minus , tapi masih terkendali. Pada intinya tidak ada masalah yang perlu dikhwatirkan. Total anggaran pekerjaan fisik tahun ini Rp 902, 8 miliar lebih,” jelasnya.
Pihaknya memperkirakan, apabila pekerjaan di tahun 2022 terlaksana dengan baik, maka presentase kamantapan jalan nasional di Riau semakin bertambah. Selain ditunjang oleh paket preservasi dengan pekerjaan single years dan multi years, juga ditambah oleh pekerjaan preservasi dengan sistem KPBU dengan anggaran Rp 500 miliar lebih.
Tiga paket pekerjaan yang dilakukan multi years merupakan pekerjaan preservasi dengan kondisi jalan yang mengalami rusak sedang dan rusak berat.
Seperti pada ruas jalan Simpang Batang – Kulim – Duri – Dumai dengan pagu anggaran Rp 159 miliar di ruas Satker PJN I. Keadaannya dalam kondisi rusak sedang. Ada beberapa spot jalan rigid yang harus diperbaiki, karena patah. Peningkatan rekontruksinya dengan memanfaatkan teknologi beton ringan.
Kemudian ruas jalan Subrantas Panam hingga Batas Sumbar di Satker PJN I dengan pagu anggaran Rp 103 miliar, juga ada spot yang mengalami rusak parah, karena badan jalan mengalami longsor.
Begitupun paket multi years lainnya di Satker PJN II pada ruas Sudirman – Muara Lembu – Batas Sumbar, dengan kucuran pagu anggaran Rp 232 miliar. Kondisi jalan mengalami rusak ringan dan rusak sedang, yang diakibatkan oleh truk besar yang melebihi tonase sering lewat pada ruas ini.
Satu paket dengan sistem KPBU kata Yuliansyah juga berperan nantinya membuat jalan nasional di Riau semakin nyaman untuk dilalui. Paket tersebut berada di ruas Simpang Kayu Ara menuju Palalawan sepanjang 46 km dengan nilai investasi mencapai 585 miliar, dengan pekerjaan kontruksi selama 3 tahun.
“Ketahanan aspal hotmix didesain tahan hingfa 15-20 tahun. Sementara rigid didesain tahan hingga 40 tahun. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas kamera CCTV, fasilitas UPPKB atau jembatan timbang, serta kerusakan jalan dgaransi hingga 15 tahun,” pungkasnya. (Ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.