Padang – Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Provinsi Sumbar, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI menyelesaikan pembangunan movable bridge (jembatan penyeberangan barang dan kendaraan masuk ke kapal angkut) di pintu masuk Pelabuhan Samudera Bungus.
Dengan telah selesainya pembangunan MB ini, berdampak arus barang ke Kabupaten Kepulauan Mentawai dari pintu Pelabuhan Samudera Bungus kembali lancar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumbar Heri Nofiardi mengungkapkan, sebelumnya MB di pelabuhan tersebut mengalami kerusakan. “Meski masih bisa digunakan, tetapi berpotensi membahayakan kendaraan yang lewat. Dampaknya, kondisi arus barang ke Mentawai agak terganggu,” kata Heri Nofiardi di Padang, Rabu (6/1).
Dikatakannya, sejak gempa besar melanda Sumbar pada 2009, kondisi MB di Pelabuhan Bungus sudah terdampak. Belakangan kondisinya makin parah dan mengkhawatirkan. Sayangnya anggaran untuk perbaikan sangat besar. Sehingga menjadi kendala tersendiri bagi Kota Padang sebagai pengelola pelabuhan.
Solusinya, perbaikan dilakukan dengan bantuan dari BPTD Wilayah III Sumbar, karena keberadaan pelabuhan itu amat vital bagi arus barang dari Kabupaten Kepulauan Mentawai ke Padang dan sebaliknya. “Ini juga dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pengguna pelabuhan,” katanya.
Setelah dilakukan perbaikan dengan alokasi anggaran sekitar Rp 5 miliar. Pengerjaan sudah selesai pada Desember 2020, pemanfaatannya sudah diresmikan 5 Januari 2021.
Sementara itu Kepala BPTD Wilayah III Sumbar Kemenhub RI Deny Kusdyana mengatakan, perbaikan Dermaga MB itu sudah selesai dilakukan ada Desember 2020 dengan anggaran sekitar Rp 5 miliar. “Kita cek kondisinya dari atas terlihat masih baik. Tapi kalau lihat dari bawah sudah cukup parah. Membahayakan. Karena itu segera diperbaiki,” ujarnya.
Ia mengatakan Pelabuhan Bungus satu-satunya akses arus barang dari dan menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai dari Kota Padang. Banyak kendala yang akan dirasakan masyarakat jika fungsi pelabuhan terganggu, salah satunya jika dermaga MB rusak.
“Masyarakat Mentawai tidak bisa membawa hasil alamnya ke Padang sementara material bangunan dari Padang juga terhambat ke Mentawai. Efeknya akan sangat besar, karena itu segera ditangani,” katanya.
Selain perbaikan pintu pelabuhan, BPTD Wilayah III Sumbar juga sudah membangun dermaga dua. Dermaga itu panjangnya sekitar 50 meter. Sebelumnya, sudah dimulai pada 2020, pada 2021 ini kembali dilanjutkan dengan total anggaran Rp 25 miliar.
Dengan dibangunnya dermaga baru tersebut, maka aktifitas di pelabuhan bisa berjalan lebih lancar dan aman. Sehingga bisa dimanfaatkan kapal dengan kapasitas 1000 gross ton (GT) untuk sandar. Selama ini maksimal hanya 500 GT.
Pada kesempatan itu, juga dilaksanakan penyerahan pengelolaan Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus dari Pemko Padang kepada Kemenhub RI. Dengan penyerahan pengelolaan tersebut, maka terhitung Jumat (1/1) status Pengelolaan Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus beralih pada Kemenhub.
“Semua proses peralihan aset dan pengelolaan sudah selesai. Jadi terhitung 1 Januari 2021, pelabuhan itu menjadi kewenangan Kementrian Perhubungan,” sebut Deny.
Dikatakannya, secara teknis pengelolaan Pelabuhan Penyeberangan itu nantinya berada di bawah Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan melalui BPTD Wilayah III Sumbar. “Untuk prosesnya sudah dilaksanakan. Sekarang hanya penetapan saja, karena ini adalah berdasarkan permintaan dari daerah,” ungkapnya.
Selama ini Pemko Padang kesulitan untuk mengelola pelabuhan tersebut. Karena untuk melakukan pengelolaan dan perawatan dermaga membutuhkan anggaran yang besar. Sementara, Pemko Padang memiliki anggaran yang terbatas.
“Ke depan tidak ada lagi, kapal yang tidak bisa menyeberang ke Mentawai. Karena dengan kapasitas kapal besar diharapkan mampu menempuh ombak yang selama ini menjadi kendala akses transportasi ke Mentawai,” ujarnya.
Diketahui Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus melayani rute Padang-Siberut, Padang-Tua Pejat, Padang-Sikabaluan dan Padang-Sikakap. Rute itu dilayani oleh armada Kapal Penumpang Gambolo dan Ambu-ambu. (*/kld)