Dharmasraya, Intrust – Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menghadiri acara Kenduri Sko di Desa Tanjung Tanah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Jumat (13/5) lalu.
Kedatangan Raja Koto Besar itu dalam rangka memenuhi undangan anak jantan anak betino di Tiga Luhak Tanjung Tanah, yaitu Luhak Depati Talam, Luhak Depati Bumi, Luhak Depati Sekumbang.
Kenduri diawali dengan berkumpulnya para Depati di tiga luhak, tokoh adat, dan masyarakat Tanjung Tanah. Sementara Sutan Riska bergabung bersama rombongan dari Dharmasraya. Di antaranya Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sutan Taufik, Kepala Dinas PMPTSP Naldi, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Lasmita, Ketua LKAAM sekaligus Raja Pulau Punjung A. Haris Tuanku Sati, Ketua Asosiasi Walinagari Dharmasraya Rasul Hamidi Dt Saridano dan sejumlah ninik mamak dari Koto Besar.
Usai berkumpul, para peserta kenduri berjalan ke rumah pucuk Depati Talam yang berjarak beberapa puluh meter. Perjalanan ini diiringi oleh ratusan masyarakat dan didampingi bunyi gong sebagai pengiring.
Kemudian, Depati melakukan ritual pembersihan atau pemandian Sko. Di antaranya 24 lembah Kitab Undang-undang Tanjung Tanah, yang merupakan naskah melayu tertua, yaitu sejak abad 14.
Depati juga membersihkan enam ikat naskah dari daun lontar, sembilan macam kain dan baju, sebuah stempel dari tanah, dan baju kebesaran hakim. Bupati Dharmasraya ikut mendampingi prosesi ini.
Setelah dari rumah pucuk Depati Talam, proses berpindah ke rumah pucuk Depati Bumi. Di rumah pucuk Depati Bumi, dilakukan proses pemandian Sko yang terdiri satu kotak peti, satu buluh, dan lima macam kain berwarna.
Selanjutnya, berpindah ke rumah pucuk Depati Sekumbang. Di sini proses pembersihan dilakukan terhadap Sko yang terdiri dari satu buah peti dari seng, satu batang buluh, dan kain berwarna hitam, putih, dan merah putih.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan, ia atas nama raja-raja di Dharmasraya diundang oleh Depati Talam, Depati Sekumbang, dan Depati Bumi di Desa Tanjung Tanah Kerinci.
“Kami datang bersama LKAAM dan ninik mamak menyaksikan pembukaan Kenduri Sko yaitu Naskah Tanjung Tanah, Naksah Melayu tertua di dunia,” ujar Sutan Riska, Jumat (13/5/2022).
Dikatakan Sutan Riska, alasan Dharmasraya diundang, karena dalam naskah tertua itu ada pernyatan yang menyebut Dharmasraya dan itu tulisan yang disebut dengan tulisan Incung, yaitu tulisan melayu tertua.
“Ini adalah kebudayaan yang harus terus dipertahankan dan cara mewujudkan masyarakat saat ini untuk tahu sejarah pada masa lalunya,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk mengetahui kaitan lain Dharmasraya dengan petinggi Depati, menurut Sutan Riska, harus menelusuri lebih dalam apa yang ada dalam Undang-undang Tanjung Tanah tersebut.
“Ini pertemuan pertama, InsyaAllah akan ada lagi pertemuan. Kita belum melihat secara mendalam. Tapi kita lihat keterkaitannya dengan Dharmasraya dan lainnya. Ini menjadi motivasi untuk menggali potensi budaya yang ada di Tanjung Tanah, terutama anak muda,” katanya. mbk/hms
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.