Dharmasraya, Intrust – Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan meminta 18 desa wisata yang masuk 300 besar dapat membuktikan dan masuk nominasi 100 desa wisata Indonesia.
Hal itu katanya tidak ada yang tidak mungkin. Ibarat orang berjualan di pasar, cari peluang pasar mana yang tidak ada di desa wisata daerah lain. Manfaatkan peluang yang ada di desa wisata Dharmasraya.
Misalnya kata Rajo Koto Besar ini, desa wisata andalan Dharmasraya ada pada cagar budaya. Maka lengkapi fasilitasnya barulah dipromosikan dan jangan sampai terbalik.
Keseriusan itu sudah nampak pada Dinas Budparpora Kabupaten Dharmasraya dalam mewujudkan Ranah Cati Nan Tigo jadi desa wisata yang mulai menampakkan hasil. Dimana di tahun 2022 ini sudah ada 18 desa wisata di Dharmasraya yang telah terdaftar di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menurut Kabid Kepariwisataan, Beny Mandala Putra dari 18 desa wisata, 10 desa wisata di Kabupaten Dharmasraya sudah berstatus desa wisata maju. Sisanya berkembang dan satu desa wisata rintisan.
Ia mengatakan, dengan sudah masuknya desa wisata dalam kategori 500 dan 300 besar nasional di Kementerian Pariwisata menjadikan sebuah tantangan untuk menjadikan seluruh nagari di Kabupaten Dharmasraya menjadi desa wisata.
“Tantangan kita di dinas pariwisata ke depannya tentu memancing seluruh nagari di Kabupaten Dharmasraya masuk menjadi desa wisata. Karena melalui program desa wisata mereka bisa menggali potensi yang ada, memperbaiki, dan jadikan unggulan. Paling tidak mereka menjadi sumber daya manusia yang lebih bagus. Dengan belajarnya mereka menjadi desa wisata mereka tentu sudah berpikir untuk mempercantik daerah mereka serta mereka termotivasi untuk berinovasi,” ucap jebolan IPDN ini.
Ia menambahkan, Dharmasraya saat ini sudah ada 10 desa wisata berstatus maju. Dimana desa atau nagari tersebut sudah memiliki semua faktor pendukung desa wisata dan sudah dikelola dengan baik walau mereka belum memiliki kualitas yang bagus.
Sementara desa wisata berkembang sudah mulai ada penerapan beberapa sistem pariwisata disitu. Tetapi masih ada beberapa keterbatasan sarana prasarana dan fasilitas pendukung. Begitu juga dengan desa wisata rintisan, potensi-potensi yang ada di suatu desa wisata itu belum dimaksimalkan, program-program nya belum berjalan tetapi sudah mulai menuju ke arah desa wisatanya.
“Tujuan kita bukan sekedar penghargaan tapi lebih ke personality daerah masing-masing. Untuk menanamkan kesadaran akan manfaat desa wisata kepada masyarakat, dinas terkait bekerjasama dengan seluruh nagari-nagari. Alhamdulillah Bapak Menteri Sandiaga Uno sudah mengumumkan untuk Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 pada saat ini kita sudah mencapai kategori 300 besar nasional desa wisata yakni Koto Ranah dari 1800 Desa Wisata seluruh Indonesia (2021). Di tahun 2022 dari 3400 Desa Wisata seluruh Indonesia Embung Gajah Nemo Nagari Sungai Duo masuk ke 500 besar nasional Desa Wisata,” ungkap Beny Mandala. mbk
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.