BWS Sumatera V Bangun Embung Universitas Andalas : Pasok Kebutuhan Air Baku 150 Liter Per Detik
Padang, majalahintrust.com – Ketersediaan air baku sangat diperlukan oleh Universitas Andalas Padang untuk pasokan air bersih. Tentunya air baku sangat berguna untuk proses kegiatan belajar mengajar kampus yang berlokasi di Limau Manis ini.
Dibutuhkan embung untuk menampung melimpahnya air baku yang bersumber dari Bukit Barisan. Sehingga membuat air baku tak seluruhnya mengalir ke hilir sungai, mengingat Universitas Andalas posisinya berada di hulu Sungai Batang Kuranji.
Kebutuhan akan hadirnya embung memang sangat diperlukan, supaya fasilitas Water Treatment Plan (WTP) yang telah dimiliki Unand dapat bekerja maksimal dalam mengelola air. Beberapa waktu belakangan, sumber air dari WTP langsung dari Sungai Batang Kuranji.
Keperluan kampus Universitas Andalas akan hadirnya embung pun direalisasikan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dengan membangun embung tersebut, dimulai pada tahun 2022 ini.
Ditjen SDA pun menugaskan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V untuk melaksanakan pembangunan infrastrukturnya selama dua tahap. Tahap pertama pembangunan dilaksanakan tahun 2022 dengan rekanan yang diberi amanah CV Saguna Karya Pratama dengan nilai pagu Rp 8,6 miliar serta konsultan supervisi dipercayakan kepada CV Vitech Pratama Consultan.
Kepala BWS Sumatera V Dian Kamila kepada Majalah Intrust mengatakan, dari hasil inventarisasi potensi sumber daya air di Universitas Andalas Padang, telah tersedia air baku 100 liter per detik dari WTP Limau Manis.
Akan tetapi sebut Dian Kamila, saat musim kemarau pasokan air tidak mencukupi dan membuat WTP tidak bekerja maksimal. Sehingga pembangunan embung sebagai salah satu solusi terbaik untuk menjaga cadangan air agar tetap tersedia, meskipun kemarau tiba.
“Pengusahaan peningkatan debit air akan maksimal jika embung selesai dibangun, kebutuhan air dari embung ini bakal meningkat menjadi 150 liter per detik. Selain pemenuhan kebutuhan air baku, embung juga kita bangun sebagai sarana konservasi sumber air agar tetap terjaga,” ulasnya.
Anggaran yang dibutuhkan secara keseluruhan kata kepala balai yang mudah senyum ini, sebesar Rp 21,8 miliar. Tahap pertama dikucurkan anggaran Rp 8,6 miliar dan tahap kedua pada tahun 2023 mendatang digelontorkan anggaran sebanyak Rp 13,2 miliar.
“Pekerjaan di tahun 2022 ini pekerjaan tubuh dan pelimpah serta pekerjaan intake nya. Sementara di tahun 2023 pekerjaan yang bakal dilakukan adalah pekerjaan genangan, pekerjaan fasilitas umum dan pekerjaan jalan ke embung,” tuturnya.
Lanjut Dian Kamila menjelaskan, dengan kapasitas air baku 150 liter per detik dapat memenuhi pasokan kebutuhan gedung rektorat, gedung auditorium, gedung convention hall, gedung perpustakaan, gedung perkuliahan A hingga I dan laboratorium gedung sentral serta Rumah Sakit Universitas Andalas.
Dirinya juga mengungkapkan, pekerjaan yang telah dilakukan adalah mobilisasi dan demobilisasi seperti mobilisasi alat dan material bahan, pengukuran, pembuatan bangunan direksi keet dan kantor rekanan, penyediaan perlengkapan. Kemudian pekerjaan membersihkan lokasi pembangunan, pekerjaan pengeringan serta menggali tanah untuk genangan air.
“Kendala yang dihadapi di lapangan pun juga tak terlalu banyak, karena pekerjaan berada di lingkungan kampus Universitas Andalas yang pastinya tidak berbenturan dengan masyarakat. Kendala yamg dihadapi hanya menghadapi satwa liar seperti harimau, karena pekerjaan berada di kawasan hutan lindung,” pungkasnya. (Ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.