Padang – Perjuangan Rosman dalam mensyiarkan Agama Islam di Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, begitu mengharukan. Di bawah binaan UPZ Baznas Semen Padang, pria berusia 51 tahun itu mengaku nekat menjual seekor kerbaunya untuk berdakwah di pedalaman Mentawai tersebut. Bagaimana kisahnya?
Pekan lalu, Rabu (27/1/2021), rombongan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas Semen Padang, menyambangi Desa Bulasat untuk meresmikan 13 unit rumah yang dibangun UPZ Baznas Semen Padang untuk da’i binaan UPZ Baznas Semen Padang di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Satu di antara rumah yang diresmikan oleh lembaga yang menghimpun zakat karyawan/ti PT Semen Padang itu, adalah rumah yang ditempati Rosman.
Bagi Rosman, dengan adanya peresmian rumah yang ditempatinya itu, maka ibarat menyatukan yang terpisah. Karena sejak menjadi da’i binaan UPZ Baznas Semen Padang, dirinya tinggal di Masjid Darus Salam, Desa Bulasat. Sementara sang istri berserta anaknya, tinggal di Pasapuat, Kecamatan Pagai Utara. Selama menjadi da’i binaan, Rosman pulang ke Pasapuat untuk bertemu keluarnganya satu sampai dua kali sebulan, karena jarak Pasapuat dengan Bulasat cukup jauh, sekitar 6 jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor.
“Alhamdulillah, dengan adanya bantuan rumah dari UPZ Baznas Semen Padang, sekarang saya bersama keluarga sudah tinggal bersama. Dan tentunya dengan berkumpul bersama keluarga, maka saya akan semakin fokus dalam mensyiarkan Agama Islam, termasuk dalam memberikan bimbingan kepada mualaf yang ada di Desa Bulasat ini,” kata Rosman usai acara peresmian 13 unit rumah da’i binaan UPZ Baznas Semen Padang.
Rosman merupakan pribumi Mentawai yang berasal dari Pasapuat. Ibunya seorang mualaf dan ayahnya pensiunan polisi angkatan 45 yang bertugas di Kabupaten Kepualuan Mentawai dan berasal dari Pulau Jawa. Kepiawaiannya berdakwah, berawal di medio 1980-an, ketika Rosman sekolah di Kota Padang dan ditampung di Panti Asuhan Anak Mentawai Syafrie Moesa, Kecamatan Lubuk Kilangan. Kemudian di tahun 1989-1990, melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Setelah dari Thawalib, Rosman muda kembali ke kampung halamannya di Pasapuat untuk mensyiarkan Islam. Di sela-sela mensyiarkan agama Islam, Rosman muda ketika tahun 1993, ditarik oleh Buya Pasaribu untuk menjadi da’i binaan MUI Sumatera Barat. “Buya Pasaribu itu mantan pendeta. Beliau berasal dari Barus, Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Selatan. Beliau membimbing saya menjadi da’i binaan MUI Sumatera Barat di Mentawai,” ungkap Rosman.
Selama menjadi da’i binaan MUI Sumbar, Rosman muda berkelana dari pulau ke pulau lainnya yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk berdakwah. Dan selama menjadi pendakwah, begitu banyak suka dan duka yang dialami oleh ayah empat orang anak orang ini. “Bahkan saya bersama rombongan jamaah yang hendak berdakwah, juga pernah dihadang oleh masyarakat pedalaman Mentawai, karena dikira sebagai teroris,” tuturnya.
Suami dari Nur Hayati (47) itu juga menuturkan bahwa niatnya berdakwah di pedalaman Mentawai tidak lain hanya untuk mencari bekal di akhirat nanti. Karena hidup di dunia hanya sementara dan akhirat adalah selama-lamanya. Dan karena itu jugalah pada tahun 2018, Rosman nekat menjual seekor kerbaunya. Kemudian hasil penjualan kerbau sebesar Rp9 juta, dia gunakan untuk biaya hidup selama berdakwah di Desa Bulasat.
“Selain berdakwah, di Bulasat ini saya juga berladang di lahan Masjid Darus Salam. Hasil ladang pisang dan ubi saya jual ke Sikakap. Kemudian di samping itu, saya juga menjadi tukang pijat dan bekam. Saya belajar bekam berkat adanya pelatihan yang difasilitasi oleh UPZ Baznas Semen Padang. Semua sumber daya yang saya miliki ini, totalitas saya gunakan semata-mata untuk berdakwah,” katanya.
Terkait bantuan rumah dari UPZ Baznas Semen Padang, kata Rosman melanjutkan, merupakan buah dari do’a yang selalu diucapkannya ketika Shalat Tahjud. Karena selama tinggal di Masjid Darus Salam, Rosman mengaku tak pernah berhenti untuk berdo’a kepada Allah SWT agar diberikan tempat tinggal. “Alhamdulillah, do’a saya setiap malam akhirnya dikabulkan Allah SWT melalui UPZ Baznas Semen Padang,” ujarnya.
Tidak hanya rumah, Allah SWT melalui UPZ Baznas Semen Padang, sebut Rosman, juga memberikan sepeda motor operasional untuk berdakwah. Sepeda motor baru dari lembaga penghimpun zakat karyawan/ti PT Semen Padang itu, diserahkan bersamaan pada acara peresmian rumah yang ditempati Rosman. “Apa yang saya dapatkan hari ini, adalah sebagai bukti bahwa Allah SWT mencukupi semua urusan orang yang bertawakal Kepada-Nya,” tutur Rosman.
Sepada motor dari UPZ Baznas Semen Padang ini, kata Rosman, sangat besar manfaatnya dalam berdakwah di pedalaman Mentawai. Karena sepeda motor merupakan satu-satunya kebutuhan masyarakat pedalaman Mentawai sebagai moda transportasi untuk mengakses daerah-daerah lainnya di Pagai Selatan, termasuk Sikakap yang merupakan pusat perekonomian masyarakat Pagai Selatan. “Jangankan mobil, sepeda motor trabas saja sulit melewati medan jalan di pedalaman Mentawai ini, apalagi ketika hujan,” bebernya.
Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan bahwa bantuan sepeda motor dan bantuan pembangunan rumah merupakan bentuk apresiasi UPZ Baznas Semen Padang kepada da’i binaan yang telah mendukung program UPZ Baznas Semen Padang di Mentawai, khususnya bidang Syiar Islam, dakwah dan advokasi.
Apresiasi itu diberikan kepada da’i, karena perjuangan mereka dalam mensyiarkan Islam di Mentawai luar biasa berat.
“Kondisi medan jalan yang rusak berat menjadi tantangan bagi da’i binaan UPZ Baznas Semen Padang dalam menjangkau umat Islam di pedalaman Kepulauan Mentawai. Seperti di Desa Bulasat itu contohnya. Jika hujan, kondisi jalan yang berlubang juga semakin becek dan berlumpur. Meski begitu, kondisi medan jalan yang buruk tidak menyurutkan langkah para da’i binaan UPZ Baznas Semen Padang untuk berdakwah,” kata Nur Anita di Padang.
Sementara itu, Ketua UPZ Baznas Semen Padang Ampri Satyawan menambahkan, dengan adanya bantuan rumah da’i dan sepeda motor itu, maka diharapkan dapat meningkatkan motifasi para da’i binaan yang ada di Kepulauan Mentawai. Apalagi bagi UPZ Baznas Semen Padang, para da’i binaan adalah ujung tombak berbagai program UPZ Baznas Semen Padang yang ada di Kepulauan Mentawai, khususnya di bidang Syiar Islam, dakwah dan advokasi.
“Di Mentawai itu ada 51 orang da’i binaan kita. Dan mereka tersebar hingga ke pelosok-pelosok pedalaman di Kabupaten Kepulauan Mentawai, seperti Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Selatan dan Pulau Pagai Utara. Bagi kami di UPZ Baznas Semen Padang, para da’i binaan itu adalah ujung tombak UPZ Baznas Semen Padang untuk program dakwah dan advokasi,” katanya. (*)