Padang – Permasalahan sampah di Sumatera Barat (Sumbar) tak kunjung selesai, saat ini sampah Sumatera Barat (Sumbar) hampir mencapai satu juta ton pertahun, dengan 18 persen adalah sampah plastik.
Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota telah melakukan kerjasama dalam pengelolaan sampah ini, namun baru 35,47 persen sampah tertangani melalui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemprosesan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sekitar 56,34 persen sampah belum terkelola dengan baik.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam sambutannya acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Danau Cimpago, Pantai Padang, Sabtu 16 Maret 2019.
Gubernur Irwan Prayitno mengajak masyarakat, agar kebersihan harus kita mulai dari rumah tangga, karena sampah paling banyak diproduksi oleh rumah tangga, untuk mulai mengurangi sampah di rumah masing-masing dengan memilah yang masih digunakan dan diolah kembali.
“Sampah ini paling banyak datang dari rumah tangga, kita bisa menguranginya paling banyak 2-3 persen, untuk itu marilah kita mulai kurangi, dengan cara kita pisahkan mana yang bisa digunakan ulang, lalu mana yang bisa jadi produk yang lain kalo diolah,” ajak gubernur.
Ketidakpedulian masyarakat terhadap sampah masih cukup tinggi salah satu ukurannya masalah sampah, maka dari itu hari ini bersama pemerintah, PLN, Perusahaan PT. Semen Padang, masyarakat, para aktivis, dan semua elemen untuk kita terus-menerus membersihkan sampah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Irwan Prayitno mengatakan sampah plastik yang berada di pantai Padang harus ada langkah kerja bersama masyarakat melakukan perbaikan-perbaikan dan langkah kerja bersama seluruh masyarakat.
“Ide untuk mengajak masyarakat berolahraga sekaligus membersihkan lingkungan melalui olahraga merupakan ide yang cemerlang. Di negara asalnya yaitu Swedia olahraga ‘plogging’ dilakukan sambil berlari, tapi plogging ala Sumbar sepertinya apapun olahraga dapat dilakukan sambil memungut sampah,” kata Irwan Prayitno.
Direktur pengelolaan sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dr. Novrizal Thahar mengatakan, bahwa Hari Peduli Sampah Nasional diperingati setiap tanggal 21 Februari. Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Febuari 2006 sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya.
Peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.
Pada peristiwa naas tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah.
Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.
Sementara itu kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Ir. Siti Aisyah, M.Si mengatakan dalam rangka memperingati HPSN ini mengajak elemen masyarakat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, LSM peduli lingkungan, hingga pelajar, untuk melakukan aksi bersih-bersih sampah yang dilakukan di Pantai Padang diikuti hampir 2.000 orang.
Acara bersih pantai ini turut dihadiri oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Dr. Novrizal Thahar, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, kepala OPD Sumbar dan Kota Padang, Kepala Instansi Lingkungan Hidup se Sumbar, pimpinan PT. Semen Padang, PT. PLN persero sektor Pembangkit (Ombilin, Teluk Sirih, Bukittinggi), Komunitas pencinta lingkungan dan lainnya.
Dalam laporannya Kadis Lingkungan Hidup Sumbar Siti Aisyah menyampaikan, bersih-bersih pantai ini mengunakan istilah “Plogging” yang merupakan kombinasi dari jogging sambil mengambil sampah. Plogging pun menjadi cara mudah untuk menyehatkan badan dan membantu membersihkan lingkungan.
“Plogging sangat sederhana, yang dibutuhkan hanya sepatu lari dan plastik atau tas untuk mengumpulkan sampah. Jika tak mau tangan kotor karena memegang sampah, Anda bisa memakai sarung tangan atau membawa hand sanitizer ketika melakukannya,” kata Siti Aisyah.
“Selain badan sehat, lingkungan juga bersih,” tambahnya.
Lanjut ia mengatakan, tren olahraga tersebut menggabungkan dua latihan sekaligus yakni lari dan squat. Karena saat plogging, orang-orang akan jogging atau berlari lalu melakukan gerakan squat atau jongkok setengah ketika ada sampah untuk memungutnya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis alat penyepit sampah oleh Gubernur Sumbar, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Walikota Padang, kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, pimpinan PT. Semen Padang dan pimpinan PT. PLN persero kepada peserta Peduli Sampah Nasional (HPSN), sekaligus melepas kegiatan bersih-bersih pantai dengan tema “Gerakan Sumbar Bersih”.(*)