Dedikasi Penuh Determinasi PT Adhi Karya di Ruas Jalintim Riau : Kemantapan Jalan Terjaga dan Tahan Lebih Lama
Riau – Dahulu kala, banyak pengguna jalan mengeluh sering bocor ban, patah as, atau kerusakan lain akibat buruknya kondisi Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera. Tak jarang juga, banyak sopir truk bermuatan berat menjerit karena mengalami kecelakaan, untuk menghindari lobang yang menganga dijalan.
Kedepannya, kondisi jalan berlobang dan mengalami kerusakan cukup parah, sudah pasti tak bakal lagi dirasakan oleh masyarakat. Pasalnya, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sudah punya solusi jitu supaya kondisi jalan senantiasa mantap terjaga dan tahan lebih lama.
Pelayanan prima sudah pasti bakal didapatkan masyarakat pengguna Jalintim Provinsi Riau ini. Karena Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR memberikan target agar infrastruktur yang dibangun bisa tahan hingga puluhan tahun tanpa ada jalan yang mengalami kerusakan.
Dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang merupakan terobosan baru diluncurkan Kementerian PUPR, tentunya membuat pergerakan ekonomi menjadi lebih lancar dan konetivitas antar wilayah semakin tersambung dengan baik.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Provinsi Riau Yuliansyah didampingi PPK KPBU Suryatno kepada Majalah Intrust menjelaskan, Skema KBPU yang diterapkan di Provinsi Riau merupakan skema KBPU non tol kedua di Sumatera setelah Jalintim Sumatera wilayah Sumsel. Skema ini baru dikembangkan yang merupakan buah dari inovasi Kementerian PUPR, agar sumber pembiayaan infrastruktur nasional tetap berjalan meskipun tak menggunakan dana APBD.
Ia meyakini, dengan skema KPBU, bakal mampu mempertahankan kemantapan jalan hingga 20 tahun lamanya. Sebab, PT Adhi Karya yang diamanahkan untuk memelihara jalan ini, memiliki masa tugas hingga 15 tahun kedepan.
“PT Adhi Karya memiliki masa konsesi 15 tahun untuk merawat jalan ini. Rinciannya selama 3 tahun masa kontruksi dan 12 tahun masa layanan. Estimasi nilai investasi sebesar Rp 585,3 miliar dengan berbagai macam jenis pekerjaan kontruksi yang dilakukan. Termasuk ada fasilitas UPPKB atau jembatan timbang dan perbaikan 4 unit jembatan,”tuturnya
Sementara itu Manejer Teknik PT Adhi Karya Jalintim Riau Sanko Syarofa memaparkan, lingkup pekerjaan proyek ini meliputi pemeliharaan Jalintim Sumatera di Provinsi Riau sepanjang 43 km, perbaikan empat jembatan sepanjang 60 meter dan pembangunan satu unit Fasilitas Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB).
Ruas jalan yang dipreservasi meliputi Jalan Simpang Kayu Ara (Pekanbaru) – Batas Kabupaten Pelalawan sepanjang 3,6 km, Jalan Batas Pelalawan – Sikijang Mati 9,1 km dan Jalan Sikijang Mati – Simpang Lago 30,3 km.
“Rinciannya dari STA 0 – 3,60 full kita gunakan rigid pavement. Juga ada sepanjang 10 km dilakukan betonisasi dengan spot terpisah, termasuk di dua titik ada area climbing line (tanjakan) kita beton. Climbing line berada di STA 30 dan STA 14.60. Selanjutnya kita menggunakan aspal hotmix sepanjang 33 km. Beberapa spot juga ada yang kita rekontruksi, kita scrapping dulu terus kita isi lagi,”tutur Sanko.
Khusus fasilitas UPPKB, lokasinya kata Sanko berada di STA 3 dengan lahan yang sudah disiapkan seluas 2,6 hektar. Disana terdapat rest area representatif yang bisa digunakan pengguna jalan untuk melepas lelah serta untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Lahannya udah land clearing. Kemenhub yang membebaskan lahan. Serah terima ke kita pada 26 September lalu. Tahun depan kita mulai bekerja. Saat ini dipadatkan dulu lahannya, karena lahannya gambut. Untuk real kontruksi pertengahan 2022 setelah lebaran kita jalan,”tukasnya.
Lanjut Sanko menguraikan, keempat buah jembatan yang direhabilitasi berada di Jalan Sikijang Mati – Simpang Lago yakni Jembatan Sei Kelapas 18 m, Jembatan Sei Kiap 18 m, Jembatan Kerinci Kecil 10 m dan Jembatan Kerinci Besar 14 m.
“Ada pekerjaan 4 jembatan masuk dalam Proyek KPBU ini. Satu jembatan Kerinci Kecil kita ganti karena sudah parah kerusakaannya dan kita tambah panjangnya dari 10 meter menjadi 16 meter. Kemudian 3 jembatan hanya kita rehabilitasi karena masih kokoh untuk dilewati, seperti di cat kembali, bairing pads diganti, serta pekerjaan rehabilitasi lainnya,”ucap pria lulusan Politeknik Negeri Malang itu.
Ia juga menjabarkan, fasilitas lainnya yang disediakan Adhi Karya adalah Kamera CCTV sebanyak 20 titik dengan letak kamera depan belakang dari 43 km jalan yang dibenahi. Dari 20 titik tersebut, ada 4 unit CCTV daerah blackspot dan 1 kamera CCTV mobile. Gunanya Kamera CCTV mobile untuk dibawa saat pekerjaan kontruksi.
Adhi Karya juga menyediakan fasilitas pendukung lainnya, semisal mendirikan Asphalt Mixing Plant (AMP) untuk pekerjaan kontruksi beton, pada lokasi pekerjaan. Kemudian drainase dibuat kiri dan kanan dengan berbagai tipe pekerjaan. Ada pekerjaan drainase menggunakan beton U-ditch, pekerjaan saluran terbuka, pekerjaan saluran tertutup, juga memakai trotoar di spot tertentu, serta bahu jalan full dilakukan betonisasi.
Sanko juga menegaskan bahwa, pekerjaan KPBU ini dengan Perfomance Base Contract (PBC). Maksudnya pekerjaan bukan hanya kontruksi, tapi juga layanan. Fasilitas layanan utama dan penunjang mesti dilengkapi, agar pengguna jalan aman dan nyaman melewati.
“Aspal hotmix didesain 20 tahun tahan. Sementara rigid bisa tahan minimal 40 tahun. Kita juga desain jalan agar tidak banjir, jadi kita perhatikan betul kemiringan jalan, agar air langsung masuk drainase.Jadi kita tidak ingin asal kerja dan sudah jelas mengutamakan mutu pekerjaan,”jelasnya. (ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.