Denpasar – Provinsi Bali sama sama kita ketahui merupakan daerah pariwisata mendunia, yang terkenal dengan keindahan alam serta wisata pantainya. Bahkan ada pameo mengatakan, wisatawan dunia lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia, saking kagum nya mereka terhadap Bali.
Ratusan ribu wisatawan domestik dari berbagai penjuru Tanah Air maupun wisatawan luar negeri singgah setiap tahunnya, menikmati keelokan pasir pantai Bali sembari berjemur dibawah terik sinar matahari yang membuat kulit menjadi eksotis.
Namun beberapa tahun belakangan wisata favorit di Bali sudah mulai terancam, dengan adanya bencana abrasi pantai, yang sudah pasti membuat keindahan pantai menjadi rusak atau bersiap dengan kemungkinan terburuk, wisatawan tak mau lagi mendatangi lokasi wisata.
Mungkin sampai saat ini tak terbayang dibenak kita semua, bahwa Pantai Sanur, Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Pantai Nusa Dua serta wisata pantai lainnya hilang dari pandangan kita, alias sudah tutup.
Dari data 2015, panjang Pantai Bali sekitar 600 km lebih, hampir setengah pantai Bali terkena Abrasi. Lebih tepatnya sekitar 200 km lebih pantai bali sudah tidak perawan lagi.
Tak pelak, langkah strategis pun harus diambil Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemerintah Republik Indonesia , guna menyelamatkan aset wisata Tanah Air, agar gerusan abrasi itu tak lagi menggerogoti pantai nan indah.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Maryadi Utama ST.MSi didampingi Kepala SNVT PJSA Bali-Penida I Made Denny Satya Wijaya ST.MSi mengatakan, dari sekitar 633,36 km panjang Pantai Bali, terdapat 215,82 km terkena abrasi.
Penyebab abrasi dikarenakan perubahan muka air laut dan cuaca ekstrem di Bali. Sehingga yang terkena dampak abrasi adalah publik area seperti tempat wisata, pura, tempat upacara keagamaan atau melasti, pemukiman penduduk dan persawahan.
“Saat ini objek wisata seperti Pantai Sanur, Pantai Kuta, Nusa Dua, Pantai Pandawa dan lainnya terkena abrasi. Bahkan pura Tanah Lot dan Pura Serijong juga mendapat abrasi. Beberapa hektar luas persawahan pun juga terkena abrasi,”rincinya.
Disamping itu juga diminta partisipasi pihak lain untuk dapat berperan aktif bersama sama melaksanakan penanganan abrasi, seperti pihak swasta atau investor untuk mngamankan wilayah asetnya dari bahaya abrasi
Sementara itu Kepala SNVT PJSA Bali-Penida I Made Denny Satya Wijaya mengatakan, untuk penanganan abrasi pantai tahun ini dianggarkan sebesar Rp 6,2 miliar dengan cakupan pekerjaan 0,460 km.
Metode revitalisasi yang dilaksanakan di Pantai Nusa Penida Kabupaten Klungkung berupa pembangunan dan rehabilitasi revetment batu armor dan pasangan batu karan, groin, breakwater dan pengisian pasir.
BWS Bali Penida sebut Made Denny, sudah mengusulkan agar lokasi terkena abrasi dilakukan penanganan secara rutin. Namun demikian, karena keterbatasan anggaran penanganan abrasi ini terpaksa dilakukan berdasarkan skala prioritas.
“Pada dasarnya pantai yang belum tertangani sebagian besar memiliki urgensi tinggi untuk segera ditangani. Hendaknya Pemprov Bali mengusulkan kepada Bapak Presiden untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Sehingga alokasi anggaran diprioritaskan untuk menangani pantai Bali. Agar objek wisata di Bali tetap menjadi destinasi unggulan yang diminati semua kalangan wisatawan,”harapnya.(ridho)