Tanah Datar, Intrust — Bupati Tanah Datar Eka Putra melakukan prosesi menghidupkan api randang baluik (rendang belut) masakan tradisional khas nagari Pangian Kecamatan Lintau Buo menandai dibukanya Festival Pesona Budaya Pangian.
Prosesi Festival Pesona Budaya Pangian berlangsung khitmat dan sukses. Acara yang diselenggarakan di komplek Kantor Camat Lintau Buo, Sabtu (15/10) itu juga dimeriahkan dengan penampilan tari Ghondang Boluik dan prosesi adat Mani-manisi yang biasa dilakukan ketika anak baru lahir dengan tujuan agar anak tersebut kelak berperilaku baik.
Selain itu, juga dimeriahkan dengan adanya arakan pawai budaya, arakan pawai 1.000 Kucuik, marandang baluik, penampilan silek lintau (Pangian), Pangian Fashion Street, pasar kuliner, pameran UMKM, penampilan seni anak nagari, lomba tari tunggal dan juga lomba solo song.
Acara tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Jefri Masrul, Bupati Tanah Datar periode 2005-2015 M. Shadiq Pasadigoe, Ketua TP PKK Kabupaten Tanah Datar Ny. Lise Eka Putra, Asisten Ekobang Abdul Hakim, Ketua Ikatan Keluarga Pangian Raya (IKPR) yang juga anggota DPRD Provinsi Riau Markadius Anwar, Kepala OPD, Camat Lintau Buo beserta Forkompimca, Wali Nagari se kecamatan Lintau Buo, Angku-angku, Niniak mamak, Cadiak pandai, Bundo kanduang, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Bupati Tanah Datar Eka Putra menyebutkan Festival Pesona Budaya Pangian merupakan acara ke 11 dari program unggulan Satu Nagari Satu Event. Festival ini sangat surprise karena dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat dan juga turis mancanegara.
“Luar biasa. Ini yang pertama pelaksanaan program Satu Nagari Satu Event dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat sekaligus juga turis mancanegara,” ujar Bupati.
Bupati juga mengaku bahagia, dan terharu karena apa yang menjadi mimpi dari program unggulan ini sudah mulai terlihat hasilnya. Sama halnya dengan 10 acara sebelumnya Festival Pesona Budaya Pangian ini bisa terlaksana berkat dukungan dan partisipasi dari seluruh masyarakat.
“Kami memimpikan melalui program Satu Nagari Satu Event ini seluruh elemen nagari bersatu untuk melestarikan kebudayaan. Ada ruang kreatif dan panggung untuk anak muda nagari di sana. Dan Saya bangga karena para pemuda disini ikut berperan aktif dalam mensukseskan Festival Pesona Budaya Pangian ini,” ujar Bupati.
Bupati juga menyampaikan apreasiasi kepada panitia pelaksana acara dan juga pemerintah Nagari Pangian yang dinilai berhasil mengubah wajah halaman gedung controlleur menjadi sangat luar biasa.
Bupati berharap, dengan adanya event ini dapat menggali potensi kearifan lokal yang merupakan kekayaan nagari untuk dilestarikan dan diwariskan ke anak cucu nantinya.
“Dengan adanya event ini semoga anak-anak kita kembali termotivasi untuk mempelajari kearifan lokal nagari. Kita bisa melihat kembali berbagai potensi nagari Pangian, berbagai makanan khas serta keseniannya. Apalagi NagariPangian ini memiliki banyak potensi seperti Ngalau Pangian, gedung controlleur yang merupakan bangunan peninggalan dari zaman kolonial Belanda, juga berbagai potensi lainnya yang spesifik, yang bisa dipromosikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Eka Putra.
Sebelumnya Wali Nagari Pangian Abdul Wazid menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah yang telah membuat progul Satu Nagari Satu Event.
“Dengan adanya program ini, banyak adat dan budaya nagari yang selama ini hilang kini muncul kembali. Ke depan melalui program ini insya allah kami tidak akan lagi mengkhawatirkan adanya budaya yang hilang,” sampainya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Luhur Budianda menyambut baik pelaksanaan event ini karena dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Program Satu Nagari Satu Event ini akan mampu menggerakkan pariwisata dan ekonomi kreatif yang muaranya tentu peningkatan ekonomi,” ujar Luhur.
Namun demikian kata Luhur untuk mendukung program ini masih ada beberapa permasalahan yang harus segera dilakukan pembenahan. Di antaranya aksesibilitas, kebersihan dan juga keramahtamahan masyarakat itu sendiri dalam menerima dan menyambut kehadiran tamu-tamu yang datang. M.Dt
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.