Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bukittinggi senantiasa memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan, demi pemenuhan kebutuhan air bersih. Komitmen itu ditunjukkan dengan lancarnya air bersih mengalir sampai ke masyarakat.
Saat ini, pasokan air bersih yang dikelola oleh perusahaan pelat merah untuk ratusan ribu masyarakat berjuluk kota wisata ini berada di tiga lokasi, diantaranya di Sungai Tanang, Tabek Tambuo, dan Ngarai Sianok.
Namun demikian, pelayanan maksimal yang sudah diberikan selama ini untuk masyarakat masih belum terasa maksimal, di tengah keterbatasan sumber air baku yang dimiliki.
Direktur PDAM Kota Bukittinggi Murdi Tahmam mengakui, kapasitas perusahaan untuk mengalirkan air ke masyarakat maupun niaga hanya 200 liter per detik. Sementara kebutuhan maksimal untuk melayani semua warga Bukittinggi 700 liter perdetik.
Bukittinggi ini dikatakan Murdi paling besar pelanggaannya di sektor niaga di seantero PDAM se Sumbar. Perhotelan, perdagangan, tempat pariwisata, dan perkantoran mendominasi pemakaian air bersih. Sisanya pemanfaatan air bersih digunakan kategori rumah tangga.
“Kekurangan di Bukittinggi ini adalah kurangnya sumber air baku. Saat ini hanya tiga sumber aIr baku yang dikelola PDAM. Kita sedang bidik dua sumber air baku lagi, guna menambah kapasitas air bersih,” Jelas Pria yang mulai berkarir sebagai tukang ledeng sejak 1981 ini.
Dua sumber air baku yang tengah diproses adalah di Nagari Sungai Pua dan Batang Sariak. Sumber air baku di Nagari Sungai Pua tengah diproses di tingkat nagari dan dibahas oleh ninik mamak sekitar nagari. Sementara sumber air baku di Batang Sariak untuk pembangunan embung baru yang rencananya dilaksanakan pada tahun 2020 dengan kapasitas 80 liter per detik.
Pria yang pernah menjabat Direktur PDAM Painan ini mengakui, dengan adanya embung Batang Tambuo Tabek Gadang Bukittinggi yang baru dibangun oleh Direktorat Jendral Sumber Daya Air (SDA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Kementerian PUPR, menjadi angin segar bagi perusahaan, membuat kapasitas penyaluran air bersih semakin meningkat.
Pembangunan Embung Tabek Gadang ini memiliki kapasitas dari 120 hingga 200 liter per detik air diatas tanah 1,4 hektar, dengan menggunakan anggaran APBN mencapai Rp 9,3 miliar. Embung dimanfaatkan sebagai air baku yang akan diolah di Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Belakang Balok.
Selain itu, penggantian pipa sepanjang 27 km dari sumber air baku Sungai Tanang dan renovasi Instalasi Pengolahan Air (IPA), diharapkan mengecilkan kebutuhan minus air saat ini mencapai 500 liter perdetik.
“Untuk membangun fasilitas PDAM Bukittinggi ini membutuhkan biaya yang besar. Jika mengandalkan dana APBD tak akan bisa, tentunya kita sangat mengharapkan dana APBN untuk membantu pembangunan fasilitas yang dibutuhkan,”harap pria energik yang telah menjabat Direktur PDAM Bukittinggi dua periode ini.
Murdi pun menggantungkan harapan kepada Kementerian PUPR untuk membangun fasilitas air bersih di Kota Bukittinggi. Baik itu bantuan pembangunan embung, pembangunan intake, pembangunan IPA, penggantian pipa baru, serta fasilitas lainnya.
“Kita sedang berusaha untuk menggaet dana Pusat melalui Kementerian PUPR. Mudah-mudahan bantuan bisa kita peroleh, agar kekurangan kapasitas air yang begitu besar ini dapat kita minimalisir dalam lima tahun ke depan,”tutupnya.(ridho/wil)