Padang – Tiga penghargaan tertinggi di ajang internasional International Convention on Quality Control Circles (ICQCC) Dhaka, Bangladesh pada 1-3 Desember kemarin disabet tiga tim perwakilan PT Semen Padang berkat inovasi yang dilakukan tim Crosser, tim Super Tyre dan tim Inter Face. Inovasi tersebut memberikan keuntungan bukan hanya untuk perusahaan, namun juga untuk lingkungan.
Ketua Tim Crosser Muhammad Ikhlas mengatakan, pada ajang internasional ini, judul inovasi yang disertakan oleh Tim Crosser adalah “Meningkatkan Kapasitas Semen Mill Indarung VI dari 265 Ton/Jam Menjadi 280 Ton/Jam pada Pembuatan Semen Tipe OPC, dengan menurunkan Frekuensi Stop Akibat Vibrasi Maksimum pada Mill dan Alarm Higt Level Bucket Elevator Sebanyak 70 Persen.
“Hasil inovasi ini telah diimplementasikan di pabrik Cement Mill Indarung VI sejak tahun 2017. Bahkan dari analisa tim Crosser, inovasi ini dapat memberikan revenue dari kenaikan kapasitas mencapai Rp23,5 miliar/tahun dan keuntungan penurunan listrik Rp6,6 miliar lebih/tahun,” kata Ikhlas sembari menyebut tim Crosser terdiri dari dirinya sebagai ketua, Sekretaris Muhammaad Thorik, serta anggota Ferdianto, Fery Wibowo dan Ridwan.
Ikhlas menyampaikan, revenue yang cukup besar ini didapatkan, karena inovasi yang dilakukan tim Crosser dapat meningkatkan produksi semen sebanyak 36.385 ton/bulan atau naik 23 persen, serta juga meningkatkan kapasitas Cement Mill 32 ton/jam atau 12 persen. Kemudian juga meningkatkan kualitas semen, karena kehalusan semen dari inovasi ini meningkat 105 poin atau naik 3 persen.
Selain itu tuturnya, konsumsi listrik dari inovasi ini juga menurun 3 kWh/ton semen, atau turun 9 persen dari konsumsi sebelumnya. Melalui inovasi ini, target RKAP pun juga tercapai. Bahkan melebih 10 persen.
Ikhlas membeberkan, di samping adanya revenue, inovasi dari tim Crosser ini juga membuat lingkungan pabrik menjadi bersih, karena tidak ada sisa material akibat bucket elevator stop. Inovasi ini ramah lingkungan.
Kepala Unit Produksi Indarung VI itu juga menyampaikan, di samping adanya revenue, inovasi dari tim Crosser ini juga membuat lingkungan pabrik menjadi bersih, karena tidak ada sisa material akibat bucket elevator stop. “Inovasi ini ramah lingkungan dan tentunya juga dapat mensupport Proper Hijau di PT Semen Padang,” ujarnya.
Sementara itu, tim Super Tyre dengan judul “Efisiensi Biaya dan Redukasi Durasi Overhaul Raw Mill Indarung VI dari 19,1 Hari/Sementer Menjadi 10,8 Hari/Semester dengan Metode Pengelasan Ulang Menggunakan Jig” dalam implementasinya, juga memberikan keuntungan pada PT Semen Padang.
Ketua Tim Super Tyre Firdaus mengatakan, ada dua keuntungan yang didapat dari inovasi metode pengelasan ulang mengunakan Jig. Keuntungan pertama, kata dia, yaitu sebesar Rp2,2 miliar dengan metode pengelasan menggunakan Jig yang dilakukan di workshop. Kemudian keuntungan kedua, dari segi waktu yang terbuang mencapai Rp18,6 miliar.
“Angka keuntungan kedua ini berdasarkan jumlah klinker yang dihasilkan dalam waktu yang terbuang tersebut. Jadi, kalau dikalkulasikan keuntungannya, mencapai Rp20,8 miliar/tahun untuk dua kali pemeliharaan,” kata Firdaus didampingi Sekretaris Tim Super Tyre Muhammad Fauzi, dan anggota Gusman, Arri Jaku dan Desman Jaras.
Sebelum menggunakan pengelasan ulang menggunakan metode Jig, pengelasan segmen tyre biasanya dilakukan secara in-situ di dalam mesin Raw Mill. Dan dampak dari pengelasan tersebut, berpengaruh kepada pekerjaan lainnya di dalam Raw Mill.
“Namun dengan adanya inovasi ini, pekerjaan yang memakan waktu lama bisa dikerjakan dalam waktu yang cepat. Dan pekerjaan yang lain juga bisa dilakukan dalam waktu bersamaan atau paralel,” ujarnya.
Tim Inter Face dengan judul “Melakukan Effisiensi Biaya Pengadaan Substation Automation Sistem (SAS) yang Compatible, Flexible & Low Cost dengan Membuat Sendiri di Gardu Induk PT SP pada Tahun 2018” juga menghemat biaya pengeluaran perusahaan mencapai hampir Rp4,5 miliar.
“Angka hampir Rp4,5 miliar ini bersumber dari pembuatan sendiri SAS dengan biaya yang jauh lebih murah, mencapai 98 persen.
Alat SAS ini sebagai monitoring, recording dan controling area subtasion (gardu induk) secara otomatis. Alat ini sudah diimplementasikan di gardu induk sejak 2018,” kata Ketua Tim Inter Face Mick Donald.
Fasilitator tim Inter Face Harri Kurniawan menambahkan, ada 3 area gardu induk di PT Semen Padang. Satu area sudah menggunakan peralatan SAS dengan cara pembelian seharga Rp2,27 miliar. Karena perusahaan melakukan efisiensi, tim Inter Face kemudian membuat sendiri peralatan SAS untuk ditempatkan di dua area gardu induk lainnya.
“Jadi, dari pembuatan peralatan SAS itulah perusahaan hemat mencapai hampir Rp4,5 miliar, karena ada dua peralatan SAS yang dibuat oleh tim Inter Face PT Semen Padang. Kalau dilakukan pembelian, untuk satu area itu harganya mencapai Rp2,27 miliar,” ujarnya.
Tim inovasi Semen Padang yang berlaga di ajang ICQCC Dhaka, Bangladesh itu menyampaikan terimakasih atas dukungan manajemen Semen Padang selama ini, sehingga bisa meraih prestasi di ajang bergengsi tersebut.
Seperti diketahui, semangat untuk melakukan inovasi sudah menjadi budaya di PT Semen Padang. Alhamdulillah PT Semen Padang dan SIG, selalu mewadahi karyawan/ti yang ingin berinovasi. Di antaranya, melalui ajang Semen Padang Improvement Event (SPIE).
Bagi yang meraih prestasi di ajang SPIE, diikutkan perusahaan pada ajang kompetisi inovasi di group SIG. Tak hanya itu, para inovator PT Semen Padang yang berprestasi selain diikutkan pada ajang-ajang nasional, juga dikirim berkompetisi di tingkat internasional. (*)