Bandung – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam sidang terbuka Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa menyampaikan orasi ilmiahnya dengan judul “Mengejar Ketertinggalan Infrastruktur Sumber Daya Air, Meningkatkan Daya Saing Bangsa”.
Dalam Orasi tersebut Basuki memaparkan, untuk periode lima tahun ke depan, Visi Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Kabinet Indonesia Maju adalah tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur, khususnya melanjutkan dan memanfaatkan yang telah dibangun.
Dibidang sumber daya air, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian 45 bendungan on going dan 15 bendungan baru, pembangunan 1.000 embung, 500 ribu Ha jaringan irigasi baru dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 2,5 juta Ha dan 2.100 Km pengendali banjir dan pengaman pantai.
Menurut Basuki, pembangunan infrastruktur pengendali banjir sangat penting dalam upaya mengurangi dampak bencana banjir bagi masyarakat. Sejak akhir tahun 1990-an, konsep penanganan banjir mengalami perubahan dari semula flood control yang difokuskan pada badan sungai di ruas tengah dan hilir sungai menjadi flood management dengan penanganan secara terpadu dari hulu hingga hilir sungai.
“Pendekatan ini mulai diterapkan pada kegiatan North Java Flood Control Sector Project dan South Java Flood Control Sector Project,” terangmya.
Sebagai ilustrasi penerapan flood management menurut Basuki, penanganan banjir pada Sungai Citarum secara terpadu dilakukan dari hulu hingga ke hilir. Hingga tahun 2019 telah dilaksanakan pembangunan Terowongan Nanjung, peningkatan kemampuan sungai dan anak sungai S. Cikijing, S. Cimande, S. Cikeruh, serta pembangunan kolam Cienteung yang dapat dioperasikan sejak tahun 2018 terutama untuk mengendalikan banjir Sungai Cigado dan Citarum di daerah Cienteung. (*)