Catatan Reri L Tanjung
Pemimpin Umum Majalah Intrust
Alahan Panjang – Koalisi Poros Baru yang digawangi Partai Golkar, Partai PKB dan Partai Nasdem saat ini sedang menjaring bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, untuk ikut kontestasi Pilgub 2020. Tokoh tokoh politik ramai mendaftar dalam koalisi tiga partai ini.
Dengan mengantongi 8 kursi Partai Golkar, 3 Kursi untuk PKB Sumbar, serta 3 kursi Partai Nasdem, sudah cukup mengajukan kandidat untuk bertarung di Pilgub yang disebut-sebut bakal seru dan mendebarkan semua kandidat.
Ada nama Fakhrizal, Genius Umar, Syamsu Rahim, Gusmal, Febby Dt Bangso, Faldo Maldini, Fauzi Bahar, Suherman, Aldi Taher dan Shadiq Pasadique. Nama nama ini ada yang sudah malang melintang di kancah perpolitikan Ranah Minang.
Melihat sosok yang sudah mendaftar ke koalisi Poros Baru, tentu membuat bakal calon lain harap harap cemas menunggu siapa yang diusung. Mengingat semua sosok yang mendaftar disana, juga berkaitan dengan tergerusnya suara mereka.
Dalam catatan ini, penulis membahas potensi tergerusnya suara Mahyeldi – Audy jika Koalisi Poros Baru memilih kandidat yang sudah mendaftar.
Dimulai dengan Syamsu Rahim. Siapa tak tahu pria khas rambut putih yang dua periode masing – masing menjabat Wako Solok dan Bupati Solok, serta pernah menjabat pimpinan DPRD Sawahlunto dan Sijunjung. Sosok satu ini pasti lebih akrab di tengah-tengah masyarakat empat kabupaten ini.
Kantong suara di empat daerah yang sebelumnya di gawangi Syamsu Rahim dan tengah digarap Audy pastinya tergerus. Butuh kerja keras Audy di empat wilayah dimaksud.
Ada nama Gusmal Dt Rajo Lelo yang memimpin Kabupaten Solok dua periode dan masih aktif hingga sekarang. Ia pastinya bakal bertarung habis habisan untuk meraih suara di basis nya. Gelombang massa pun tak bisa dihindari untuk mendukungnya.
Bermodal asli Kabupaten Solok saja tak cukup bagi Audy untuk menggaet pemilih, karena Gusmal sudah lama berbuat. Audy dan tim mesti jelimet melihat kebutuhan masyarakat, supaya suara beralih.
Juga ada Shadiq Pasadique dengan pengalaman melimpah di Tanah Datar menjabat dua periode. Ada lagi modal sebanyak 30 ribu suara saat Pileg 2019 lalu untuk pemilihan DPR RI di Dapil satu, cukup membuatnya percaya diri. Mahyeldi – Audy harus bisa menembus barikade pertanahan di Tanah Datar, agar suara bisa didapat.
Ada Fakhrizal dan Genius Umar juga yang suaranya tersebar si seantero Sumbar jika melihat dari dukungan KTP. Dua pasangan yang tak mau dipisahkan ini punya basis suara di Pariaman, serta juga tak menutup kemungkinan keluarga besar polisi yang ada di Sumbar mendukung mereka. Mahyeldi – Audy harus bisa menguasai Pariaman sebagai basis Genius Umar, agar bisa menggoyang suara pasangan yang semula mengambil jalur independen itu.
Disebut juga Fauzi Bahar Walikota Padang dua periode, yang massa setia nya juga masih cukup banyak dan masih didengar oleh pendukung setia di Kota Padang. Untuk wilayah Padang dengan 600 ribuan suara pemilih, pertarungan keras bakal terjadi dua kubu ini. Belum lagi kubu lain yang siap merangsek.
Febby Dt Bangso juga tak main main pula pengaruhnya di Kota Pariaman, Pasaman Barat dan Padang Pariaman berkat program dana desa itu . Kucuran dana deras Kemendes PDTT beberapa tahun lalu membuat namanya harum di kalangan masyarakat daerah dimaksud.
Nama terakhir ada Faldo Maldini putra asli Pesisir Selatan. Ia menargetkan suara kaum milenial yang memiliki potensi besar, bisa berpihak padanya selain Pessel yang jadi basis suara politisi muda itu.
Peran Ketua Golkar Sumbar Khairunnas di Solok Selatan dan Ketua Nasdem Sumbar Hendra Joni di Pesisir Selatan juga perlu diperhitungkan untuk meraup suara di basis mereka masing masing, demi duduknya calon yang diusung partai masing-masing di Rumah Bagonjong Jalan Sudirman.
Maka dari itu berdoa sajalah kubu Mahyeldi – Audy, siapa yang terpilih di Koalisi Poros Baru ini hendaknya tak menggerus suara mereka. Supaya melenggang mulus menduduki BA 1 dan BA 2. (***)