Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Kerjasama Internasional Korea (Korea International Cooperation Agency / KOICA) menandatangani Record of Discussions (RoD) tentang Penyusunan Rencana Induk Sistem Transportasi Cerdas dan Sistem Percontohan untuk Wilayah Metropolitan Jakarta. Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto dan Country Director KOICA Indonesia Hoejin Jeong, di Jakarta, 3/7/2019.
Pengembangan Sistem Transportasi Cerdas juga menjadi bahasan antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transport (MoLIT) Korea Selatan Kim Hyun Mee, di Seoul, (28/6/2019).
Kerjasama ini bertujuan meningkatkan efisiensi pengggunaan jalan, akses dan keselamatan lalu lintas dengan menyediakan informasi lalu lintas secara real time kepada pengguna jalan.
“Ini merupakan awal yang baik untuk mengatasi permasalahan sistem transportasi di Jabodetabek. Dengan adanya sistem transportasi cerdas, bisa mengatur secara lebih efektif sektor transportasi. Keberhasilan kerjasama ini juga memerlukan dukungan dari Kementerian/Lembaga terkait lainnya diantaranya Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan dan Korps Lalu Lintas Kepolisian RI,” kata Dirjen Bina Marga Sugiyartanto.
Proyek ini akan berlangsung selama 5 tahun yang terdiri 3 tahun implementasi dan 2 tahun masa pemeliharaan dengan anggaran 5,5 juta USD. Lingkup kerjasama yakni pengembangan Rencana Induk Sistem Transportasi Cerdas, implementasi sistem percontohan yang dilakukan di koridor Jakarta-Cikampek, penyediaan rujukan pedoman hukum dan peraturan Sistem Transportasi Cerdas dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Pada sambutannya, Hoejin Jeong menjelaskan bahwa kerjasama ini dapat mempererat hubungan kedua negara setelah sebelumnya sudah ada kerjasama antara KOICA dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR yang menghasilkan prototipe operasi sistem data jalan (Integration Road Data Center Operation / IRODCO). Sistem operasi tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut melalui kerjasama ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea telah mengembangkan metodologi dan strategi untuk mengurangi lalu lintas secara efektif. Hampir semua kota di Korea direkam dalam video. Lebih dari 9 juta kamera pengintai beroperasi di jalan-jalan sampai stasiun kereta bawah tanah. Jika kecelakaan terjadi, mereka secara otomatis mengambil gambar dan mempostingnya di media sosial dan berita dan memberikan warga rute alternatif, yang juga berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan kembali lalu lintas mobil ke kereta bawah tanah atau bentuk transportasi umum lainnya.
Transportasi Jakarta saat ini menghadapi masalah lalu lintas yang rumit di mana sistem ‘pintar’ jelas dibutuhkan untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada warga tentang situasi jalan. Melalui proyek ini, diharapkan Jakarta metropolitan dapat menjadi kota pintar yang dapat memberikan sistem transportasi yang nyaman bagi semua warga.
Turut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Ditjen Bina Marga Soebagiono, Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan dan Fasilitasi Jalan Daerah Hedy Rahadian, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Abram Elsajaya Barus, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Kabinet, Bappenas, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan dan PT. Jasa Marga.