Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah mulai melaksanakan perbaikan dan perapihan Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta yang akan digunakan sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19.
Perbaikan dilakukan sebagai respon atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Perbaikan dan perapihan akan dilaksanakan selama 4 hari mulai Rabu malam (18/3) dan ditargetkan selesai pada Sabtu malam (21/3).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo dalam Ratas Evaluasi Penanganan COVID-19 pagi ini mengenai rencana perbaikan Wisma Atlet Kemayoran untuk bisa dimanfaatkan sebagai RS Darurat COVID-19. Pada hari Kamis (19/3/2020) sore.
Basuki juga melakukan sidak lapangan ke Wisma Atlet didampingi Dirjen Perumahan Khalawi AH, Kasdam Jaya, Brigadir Jenderal TNI M. Saleh Mustafa, Direktur Rumah Susun M. Hidayat, dan beberapa Direksi BUMN Karya.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan perbaikan dilakukan pada fisik bangunan, instalasi air minum, listrik dan lift.
“Kami akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19/Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian BUMN dan pihak terkait agar RS Darurat COVID-19 ini cepat selesai. Jika memang diperlukan penyesuaian atau pembongkaran fisiknya, kita siap” kata Khalawi pada Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19, di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Dari 10 tower yang ada, Kementerian PUPR menyiapkan 4 tower untuk digunakan sebagai RS Darurat yakni tower 1, 3, 6 dan 7 yang semuanya berada di Blok D10. Tower 6 secara utuh mulai lantai 1 hingga 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien. Kapasitas yang tersedia adalah 650 unit dan dapat menampung 1.750 orang.
“Satu kamar diperkirakan dapat menampung dua hingga tiga orang pasien,” terang Khalawi.
Adapun tower 7 akan dibagi menjadi beberapa fungsi. Pada lantai 1 akan digunakan sebagai IGD, lantai 2 untuk ICU, lantai 3 untuk ruang refreshing. Sedangkan lantai 4 – 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien.
“Kapasitas di tower 7 adalah 886 unit. Jika satu unit dapat menampung dua atau tiga orang maka kapasitas ruang rawat maksimun adalah 2.458 pasien,” ucapnya.
Untuk dokter dan petugas medis akan menggunakan Tower 1 lantai 1 – 24 dengan kapasitas 650 unit dan dapat menampung maksimum 1.750 orang. Sedangkan Tower 3 lantai 1 – 24 direncanakan untuk Posko Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Jumlah unit yang tersedia sebanyak 650 unit dan dapat menampung maksimal 1.750 orang.
“Kami siap melaksanakan tugas yang diamanahkan kepada Kementerian PUPR untuk membantu penanganan COVID-19 di Indonesia,” tandasnya.
Sebagai informasi, Wisma Atlet Kemayoran memiliki 10 tower dimana 7 tower berada di Blok D10 dan 3 tower berada di Blok C dengan total jumlah hunian sebanyak 7.426 unit yang dapat menampung 22.276 orang. Luas bangunan di Wisma Atlet Kemayoran adalah 468.700 meter persegi.
Di Blok C yang berada dekat dengan pintu tol Ancol terdapat tiga tower dengan kapasitas 1.932 unit hunian. Sedangkan di Blok D10 yang berada di belakang RS Mitra Kemayoran, terdapat 7 tower dengan total hunian sebanyak 5.494 unit. Proses pembangunan Wisma Atlet Kemayoran selesai pada November 2017 lalu dan menjadi hunian bagi para atlet yang bertanding dalam ajang Asian Games 2018 lalu. (*)