“Sejauh-jauh terbangnya bangau, hinggapnya ke kubangan juga”. Filosofi itulah yang menjadi salah satu prinsip hidup Asril Das (65), perantau sukses Minang yang telah 45 tahun merantau ke Tanah Pansunda, Bandung.
“Cinta kampuang pasti tidak bisa dilupakan. Seperti filosofi orang Minang, ‘Karatau madang di huluBabuah, babungo balun. Marantau bujang dahulu. Di kampung baguno balun’,” kata pemilih Hotel Grand Asrilia Bandung itu.
Sebagai bentuk keinginannya memajukan kampung halaman, Asril berobsesi membangun beberapa hotel di Sumbar, selain usaha pengolahan sawit, besi, dan semen.
“Banyak potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan seperti pabrik semen yang bisa dipergunakan minimal untuk pembangunan jalan-jalan beton. Juga potensi biji besi yang minimal bisa dipakai sendiri seperti membangun jalan kereta api,” kata Asril Das.
Ia menambahkan, bila terowongan kereta api Padang-Solok diaktifkan, bisa mengangkut batu bara rakyat dari Sawahlunto untuk dikapalkan dari Teluk Bayur.
“Sumbar juga kaya dengan potensi karet, dan sawit yang diolah menjadi minyak goreng,” kata Ketua Gebu Minang Jawa Barat itu.
Dari mana modal berbagai investasi itu ? Asril menyebut dengan memberdayakan Bank Nagari melalui perantau Minang dari seluruh Indonesia.
“Bidang saya sekarang adalah hotel, kenapa kita pakai bank lain kenapa tidak menabung di Bank Nagari, deposito, bayar bunga untuk kampung halaman kita sendiri. Saya dulu ‘anak emas’ di BRI, Mandiri, BNI, BCA sekarang semua uang saya di Bank Nagari Cabang Bandung. Lalu lintas uang saya di Bank Nagari,” kata penasehat Kadin Jabar, dan penasehat PHRI Jabar itu.
Asril menegaskan jika kompak dan bersatu, orang Minang akan kuat karena urang awak dikenal hebat dalam merebut pengaruh.
“Kenapa tidak mau pakai hotel urang awak ? Kenapa menginap di hotel orang lain ? Lai nan di awak. Manga orang lain. Pemda punya dua hotel di Jakarta dan Bukittinggi kenapa kita pakai hotel lain untuk pertemuan dan menginap. JIka itu dilakukan, sektor pariwisata pasti bisa terangkat. Orang-orang Minang yang masih menjabat kalau membuar iven-iven lakukanlah di Sumbar,” kata Asril.
Asril Das mengatakan, untuk memajukan Sumbar dibutuhkan kerja keras, usaha, jujur, iklas dan sabar.
Dia merefleksi perjalanan hidupnya yang dimulai dengan merantau setelah tamat SMA Solok tahun 1974. Saat itu, ia hanya membawa pakaian tiga stel, sarung, tas kecil berisi pakaian dan buku-buku bekas SMA, dan uang Rp125 ribu.
“Semua yang dibawanya merantau itu dari hasil titik keringat sendiri dari mencukur rambut, dagang dan baladang lado,” ungkap pengusaha toko buku, penerbitan, percetakan dan bisnis perhotelan itu.
Asril turun dari rumah orang tua untuk merantau dengan niat yang baik, seraya memohon pada Allah untuk memperbaiki hidup dari susah menjadi yang lebih baik.
Keberhasilan yang diraihnya hari ini, kata Asril Das, dimulai dengan mimpi-mimpi, cita-cita, bekerja keras, usaha, jujur, ikhlas dan sabar. “Semuanya berproses tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ulasnya.
Titik Balik Kehidupan
Dia menceritakan sejak kelas 3 SD hingga sekarang setiap hari hanya memikirkan bagaimana cari uang, mulai bangun tidur di subuh hari sampai tengah malam mau tidur lagi. “Itu semua menimbulkan pertanyaan dalam diri sendiri, untuk apa hidup yang tersisa,” ungkap Asril Das.
Ia sangat menyadari bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang berguna bagi orang lain. “Semua itu sudah saya lalui,” ungkap Asril yang kerap berpartisipasi dalam pembangunan di kampung halamannya, seperti membangun surau, mesjid dan lain-lain.
Atas dasar itulah, Asril Das berkeinginan mendedikasikan sisa umurnya untuk kampung halaman.
Sumbar Butuh Enterpreneur
Mantan Wakil Ketua DPRD Sumbar Masful mengatakan, Sumatera Barat ke depan membutuhkan figur pemimpin dari kalangan enterpreneur untuk menggerakan nadi ekonomi rakyat. Bila ekonomi kuat, maka pendidikan dan kesehatan makin baik.
” Asril Das pengusaha yang berhasil di Bandung bila dipercaya jadi pemimpin di Sumbar akan membawa perubahan baru bagi rakyat Sumbar,” kata Wakil Ketua DPD Nasdem Sumbar itu.
Menurut Masful, kekurangan dalam membangun ekonomi rakyat menjadi penantian baru dalam Pemilihan Gubernur 2020.
“Dari Calon Gubenur yang ada misalnya, Mulyadi, Nasrul Abit, Ali Mukhni dan Riza Fahlepi, maka Asril Das yang paling cocok disandingkan sebagai Calon Wakil Gubernur.
Dalam Pemilihan Gubernur, kekuatan daerah juga wajib diperhitungkan oleh partai-partai. Asril Das yang putra Solok ini punya pemilih yang cukup solid. DPW Partai Nasdem siap mengantarkan Asril Das, berkoalisi dengan Parpol lain,” kata Masful. (*)