Padang – Selama Kuartal-I 2021, BTPN Syariah mampu meraih laba bersih setelah pajak (NPAT) sebanyak Rp375 miliar atau setara dengan 44 persen laba bersih tahun 2020.
Meski di tengah pandemi, penyaluran pembiayaan ke segmen ultra mikro tersebut telah mencapai Rp9,7 triliun, atau tumbuh sebesar enam persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan pembiayaan yang sehat ini juga disertai dengan konsistensi dalam menjaga kualitas pembiayaan yang sangat hati-hati,” kata Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin, Senin (28/6/2021).
Adapun dana pihak ketiga, katanya, juga meningkat sebesar sembilan persen atau mencapai Rp10,5 triliun. Lebih lanjut, ulasnya, BTPN Syariah berhasil mencatat total aset dan total ekuitas menembus milestone level 17 triliun dan level enam triliun yaitu pada Rp17,3 triliun dan Rp6,3 triliun.
Total pertumbuhan aset dan ekuitas tersebut mencapi delapan persen dari pada periode yang sama tahun lalu.
“Seluruh pertumbuhan yang baik ini menandakan bahwa ketangguhan pra-sejahtera Indonesia menghadapi pandemi berada pada posisi yang optimis,” katanya.
Di sisi lain, sambung Ainul, kinerja bank yang sehat dan terus tumbuh juga tak lepas dari talenta terbaik dan tepat dalam menjalankan bisnis perbankan.
Sementara itu, Branch Manager BTPN Syariah Sumatra Barat (Sumbar), Titied Desya mengatakan, pihaknya sudah menghimpun dana sebesar kurang lebih Rp 96 miliar.
“Semua dana yang terhimpun ini membuat kami mampu membuka akses pembiayaan kepada perempuan keluarga prasejahtera produktif yang ada di pelosok negri dari Aceh hingga di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan salah satunya di Sumbar,” katanya.
Hingga per kuartal I, ulasnya, sudah ada kurang lebih 75 ribu perempuan keluarga pra-sejahtera produktif di Sumbar dan sekitarnya yang dilayani dan tumbuh bersama pihaknya dengan pembiayaan yang tersalurkan kurang lebih Rp228 miliar.
“Semua pertumbuhan nasabah tersebut adalah upaya dari ketangguhan para #bankirpemberdaya kami di lapangan yaitu para Community Officer, bankir yang memberikan pemberdayaan dan pelayanan kepada perempuan keluarga pra-sejahtera produktif,” katanya.
Titied menjelaskan, mereka adalah para perempuan muda yang tangguh yang memiliki semangat mengisi bakti untuk negeri dan tidak gentar terhadap rintangan dimanapun mereka berada serta mampu menelusuri setiap sudut perjalanan di penjuru Sumbar untuk mendampingi dan melayani penuh hati para perempuan keluarga pra-sejahtera produktif.
“Sosok mereka juga menjadi role model dalam membangun perilaku unggul nasabah, yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS),” katanya.
Menurutnya, solusi keuangan syariah yang diberikan BTPN Syariah diberikan berkelompok yang disebut dengan Tepat Pembiayaan Syariah. Program tersebut merupakan pembiayaan tanpa jaminan yang diberikan untuk modal usaha bagi masyarakat pra-sejahtera produktif khususnya perempuan.
“Pembiayaan berkelompok ini memiliki tujuan untuk membangun empat karakter pada diri nasabah, yaitu berani berusaha, disiplin, kerjasama dan saling bantu yang diharapkan perilaku tersebut dapat menyebar sehingga tercapai tatanan masyarakat yang memiliki kekuatan secara ekonomi di suatu daerah,” katanya.
Pembiayaan tersebut, jelasnya, diberikan sebagai modal usaha khusus kepada ibu-ibu pra-sejahtera yang ada di pedesaan atau pinggiran kota di berbagai daerah di Indonesia untuk memulai usaha atau meningkatkan usaha mikronya.
“Tidak hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha, Tepat Pembiayaan Syariah juga mengupayakan pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan yang berkala di bidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan dan kesehatan,” tuturnya. [Dil)