Glasgow – Di sela-sela agenda kerjanya sebagai delegasi dalam Konferensi Perubahan Iklim Conference of the Parties (COP) ke-26 yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Glasgow Skotlandia, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memenuhi undangan Perhimpunan Pelajar Indonesia di United Kingdom (PPI UK) dan PPI Glasgow.
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan kuliah umum pada seminar “Insightful Talks on Climate Change Issues” dengan tema “Towards the Future of Indonesia’s Infrastructure, Selasa (2/11/2021).
Dalam acara tersebut, Basuki berpesan kepada seluruh mahasiswa Indonesia, khususnya yang tengah belajar di Greater Glasgow, untuk dapat berperan aktif memberikan saran tindaklanjut dalam menerjemahkan komitmen Indonesia yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam upaya pengurangan emisi karbon.
“Para pelajar di Glasgow dan Inggris beruntung bisa mengikuti secara langsung COP26. Harapan saya para mahasiswa disini tidak hanya dapat langsung mendapatkan update dari komitmen para kepala negara, tetapi juga berdasarkan ilmu yang didapat di Universitas Glasgow bisa ikut berperan secara nyata/konkret. Kita wajib merumuskan bersama Kementerian/Lembaga terkait upaya yang harus kita lakukan untuk pengurangan emisi karbon,” kata Basuki.
Dikatakan Basuki, Kementerian PUPR melalui pembangunan infrastruktur turut mengambil peran dalam upaya pengurangan emisi karbon.
“Harapannya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bisa memberikan pedoman kepada semua Kementerian/Lembaga dan industri serta seluruh masyarakat untuk mengambil perannya dalam mengurangi emisi karbon sesuai dengan komitmen yang sudah disampaikan Presiden Jokowi,” ucap Basuki.
Dikatakan Basuki, terdapat empat peran besar dari pembangunan infrastruktur, yakni merubah peradaban, meningkatkan daya saing, meningkatkan keadilan sosial, dan meningkatkan persatuan bangsa.
Melalui berbagai pembangunan infrastruktur yang mengadopsi prinsip pembangunan gedung hijau (green building) dan terus mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah, Kementerian PUPR berupaya untuk merubah peradaban ke arah yang lebih baik khususnya terkait isu perubahan iklim.
Menurut Basuki, salah satu tantangan dalam pembangunan infrastruktur terkait perubahan iklim adalah tingkat urbanisasi yang terus meningkat.
“Peningkatan laju urbanisasi berdampak pada emisi karbon yang tinggi karena
pencemaran udara dan menyebabkan gangguan pernafasan, peningkatan suhu permukaan bumi, dan meningkatkan risiko bencana iklim, seperti banjir, kekeringan, dan kenaikan muka air laut,” ujarnya.
Dengan penataan yang baik di kawasan perkotaan melalui penyediaan infrastruktur, Menteri Basuki optimis dapat memberikan dukungan pengurangan emisi karbon dengan potensi sebesar 58% di sektor bangunan, 21% di sektor transportasi, 16% di sektor energi, dan 5% di sektor limbah.
Terkait dengan adaptasi perubahan iklim, Menteri Basuki juga menyatakan Kementerian PUPR terus melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk ketahanan air lewat pembangunan 61 bendungan dan pembangunan tanggul dan tanggul di pantai utara Jawa untuk melindungi kota-kota pesisir Jakarta, Semarang, Pekalongan, dan wilayah lainnya dari ancaman penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut.
Turut mendampingi kunjungan ke University of Glasgow, Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Asep Arofah , Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Utama PT. Brantas Abipraya Sugeng Rochadi dan Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT. Nindya Karya Moeharmein Zein Chaniago. (*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.