Oleh : drg. Yona Ladyventini, M.Kes
Padang, majalahintrust.com – Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum dihadapi oleh anak-anak usia sekolah dasar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mulut dan gigi anak, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Kesulitan makan, berbicara, dan bahkan beraktivitas sehari-hari sering kali menjadi konsekuensi yang dihadapi anak-anak yang menderita karies gigi. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mendeteksi dan menangani karies gigi sejak dini.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah melalui pemeriksaan indeks dmf-t (decayed, missing, and filled teeth), seperti yang diterapkan dalam program pengabdian masyarakat di SD Islam Terpadu Cendikia Andalas, Padang. Program ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan gigi anak, terutama untuk mengetahui tingkat prevalensi dan distribusi karies pada populasi anak sekolah dasar.
Deteksi dini menjadi sangat penting karena dapat membantu dalam upaya pencegahan yang lebih efektif, seperti peningkatan kebersihan gigi dan pemberian edukasi kesehatan gigi yang lebih baik.
Pemeriksaan menggunakan indeks dmf-t memungkinkan identifikasi lebih cepat terhadap anak-anak yang membutuhkan perhatian medis lebih lanjut, seperti penanganan terhadap gigi yang terinfeksi atau perawatan lanjutan lainnya.
Hasil dari program ini menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi susu di kalangan siswa SD Islam Terpadu Cendikia Andalas cukup tinggi, dengan angka karies mencapai 85%. Angka ini menunjukkan adanya masalah kesehatan gigi yang serius, terutama terkait dengan kebersihan mulut dan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan manis yang tinggi frekuensinya.
Selain itu, hanya 10% siswa yang memperoleh perawatan gigi berupa penambalan atau pengisian pada gigi yang berlubang, mencerminkan rendahnya tingkat akses atau kesadaran orang tua dan siswa terhadap pentingnya perawatan gigi di usia dini.
Penting untuk meningkatkan upaya preventif dengan program-program edukasi kesehatan gigi di sekolah, seperti penyuluhan, pemeriksaan gigi rutin, serta promosi penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride. Selain itu, meningkatkan akses siswa terhadap layanan kesehatan gigi yang memadai, termasuk perawatan pengisian gigi, juga perlu menjadi perhatian penting.
Kolaborasi antara pihak sekolah, tenaga kesehatan, orang tua, LSM, universitas, dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk menciptakan kesadaran yang lebih luas tentang pentingnya perawatan gigi dan mulut sejak usia dini.
Dengan sinergi yang baik antara mitra, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas kesehatan gigi siswa dan mendorong terciptanya kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan di kalangan anak-anak.
Sebagai tindak lanjut, program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran kesehatan gigi dan mulut siswa serta meningkatkan perawatan gigi secara berkelanjutan. Rencana tindak lanjut ini mencakup beberapa kegiatan utama yang akan dilaksanakan sepanjang tahun depan, dengan fokus pada edukasi berkelanjutan, pemeriksaan gigi rutin, serta penguatan kerjasama antara sekolah, orang tua, puskesmas, dan mitra lainnya.
Pemeriksaan gigi rutin akan dilakukan setiap semester untuk memantau kondisi gigi siswa dan mendeteksi masalah kesehatan gigi secara dini, seperti karies atau infeksi pada gigi susu. Edukasi kesehatan gigi akan diberikan kepada siswa, orangtua, dan guru secara berkala.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya merawat gigi dan mulut, teknik menyikat gigi yang benar, dan pola makan yang sehat untuk mencegah karies. Selain itu, perawatan karies gigi akan dilakukan bagi siswa yang memerlukan penanganan lebih lanjut, seperti pengisian gigi yang berlubang.
Program ini juga mencakup perawatan lanjutan seperti pencabutan gigi susu yang rusak atau pengobatan untuk masalah kesehatan mulut lainnya. Siswa yang membutuhkan perawatan akan dirujuk ke puskesmas atau fasilitas kesehatan gigi yang lebih lengkap.
Pendampingan kepada orang tua siswa sangat penting untuk memastikan bahwa kebiasaan menjaga kesehatan gigi diteruskan di rumah. Orang tua akan dilibatkan dalam program pelatihan mengenai cara menjaga kebersihan gigi anak, serta pentingnya memberikan pola makan sehat yang mendukung kesehatan gigi.
Evaluasi program akan dilakukan secara berkala untuk menilai efektivitas setiap kegiatan yang telah dilaksanakan, serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Keberlanjutan program ini akan dijaga dengan memastikan bahwa setiap pihak yang terlibat, baik itu sekolah, orang tua, maupun puskesmas, berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan kegiatan yang telah dimulai.
Selain itu, mitra pengabdian juga akan berkomitmen untuk memberikan dukungan finansial dan logistik yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terus berlanjut. Program ini juga akan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan yang ada untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya di masa mendatang.
Dengan target output yang jelas dan kegiatan yang terorganisir, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan gigi dan mulut siswa. Serta mengedukasi mereka untuk menjaga kebiasaan hidup sehat yang berfokus pada perawatan gigi yang baik dan benar.
Program ini juga menunjukkan bagaimana perguruan tinggi dapat berkontribusi langsung terhadap perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui penerapan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dalam konteks dunia nyata. (***)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.