Padang – Dalam 20 tahun terakhir ini dinamika pembangunan Sumatera Barat terus bergulir dimulai pasca peristiwa reformasi pemerintahan baik nasional maupun di daerah gelombang arus perubahan itu ada dalam lingkaran waktu membutuhkan analisa dan cermatan kita melihat satu peristiwa ke peristiwa lainnya.
Pasca gelombang reformasi dan yang memunculkan menguatkan otonomi daerah, bagaimana daerah mampu mengurus daerahnya sendiri untuk memajukan pembangunan daerah sesuai potensi dan aspirasi masyarakatnya guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Namun disisi lain ujian berbagai peristiwa alam Sumatera Barat saat ini telah dikenal sebagai daerah rawan bencana, ini terlihat mulai dari pasca gempa bumi dan tsunami Aceh tanggal 26 Desember 2004. Peristiwa bencana alam gempa bumi, banjir longsor, tsunami, galodo sudah menjadi sesuatu hal yang mesti dihadapi masyarakat Sumatera Barat. Ada terjadi perubahan alam secara global yang lebih disebut sebagai peristiwa perubahan iklim ( Global Warning) yang terjadi diseluruh dunia.
Pemerintahan provinsi Sumatera Barat dalam 10 tahun terakhir ini menjalankan penyelenggaraan pemerintahan pasca gempa dahsyat Sumatera Barat 30 September 2009. Membangun kembali infrastruktur-Infrastruk rumah masyarakat yang roboh, gedung-gedung pemerintahan dan berbagai hal infrastruktur mengembangkan potensi daerah dan menguatkan sikap kepribadian Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) sebagai nilai luhur jiwa masyarakat minang, kembali ke surau, kembali ke pemerintahan nagari dan pengembangan nagari sebagai ujung tombak ukuran keberhasil pembangunan daerah.
Kesejahteraan hidup masyarakat di nagari-nagari dapat dijadikan ukuran, keamanan, ketertiban, sikap demokratis, tumbuhnya peran masyarakat baik di ranah dan di rantau, berkurangnya kemiskinan, terbangunannya nagari, ada kebanggaan dan kecintaan daerah sebagai sebuah nilai kesejahteraan hidup masyarakat di nagari sebagai presentasi keberhasilan pembangunan Sumbar secara umum.
Dan tantangan global hari ini penyebaran virus corona, butuh penanganan serius dan kontinu hingga adanya obat dan penuntasan pemutusan virus ganas yang telah menelan banyak korban di seluruh dunia. Namun disisi lain tantangan dampak yang cukup berat adalah persoalan ekonomi yang jika tidak ditangan dengan baik dan tepat akan berdampak buruk akan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan dapat meningkatkan jumlah kemiskinan serta gejolak sosial.
Penyelenggaraan pemerintahan Sumatera Barat kedepan adalah Gubernur dan Wakil Gubernur yang mampu meletakan landasan kuat bagaimanà masyarakat Sumbar dengan segala potensi yang dimilikinya mampu bersaing meraih kebaikan dan kesuksesan dalam segala tantangan, halangan dan peluang yang ada di depan mata.
Nasrul Abit yang berawal karir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) kesehatan di Provinsi Lampung, memiliki pengalaman paling panjang menjadi kepala daerah dalam pemerintahan daerah, 2000-2005 sebagai wakil bupati Pesisir Selatan bersama Bupati dua periode Dasrizal Basir (1995-2005). Menjadi bupati Pessel dua periode (2005-2015) dan menjadi Wakil Gubernur saat ini ( 2016-2021) bersama Gubernur Sumatera Barat dua periode Irwan Prayitno (2010-2021).
Nasrul Abit merupakan sosok pekerja keras, baiyo ba tido, musyawarah mufakat, sapo manyapo dan memiliki banyak inovasi lainnya dalam memajukan pembangunan di kabupaten Pesisir Selatan bersama masyarakatnya dari sebuah daerah tertinggal yang ditakuti orang untuk dikunjungi menjadi daerah pariwisata maju dan terbuka saat ini. Keberhasilan pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan saat ini dapat menjadi referensi bagaimana sosok Nasrul Abit dalam kepemimpinannya berjuang membangun daerah segenap hati dan jiwanya bagaimana upaya sebanyak-banyaknya mensejahterakan hidup masyarakatnya.
Begitu juga Indra Catri juga merupakan sosok yang mengawali kariernya sebagai PNS di Kota Padang dan menjabat Bupati Agam dua periode (2010-2021).
Nasrul Abit dan Indra Catri yang dalam perjalanan kepemerintahan yang dilakukannya memiliki jiwa kepamongan pemerintahan yang luar biasa dalam membangunan memajukan Sumatera Barat.
Dalam menghadapi tantangan penyelenggaraan pemerintahan di Sumatera Barat seperti yang disebutkan diatas dan juga bagaimana merawat dan melestarikan budaya, adat istiadat sebagai jatidiri dan karakter kepribadian minang dalam menghadapi tantangan krisis moral budaya terhadap globalisasi informasi yang sangat berpengaruh informasi dunia nyata maupun dunia maya, Nasrul Abit – Indra Catri orang yang tepat mengatasi dan bagaimana menjalan pemerintahan otonomi daerah seutuhnya, karena mereka lahir dan tumbuh dalam terpaan masyarakat minang yang kental akan ABS-SBK. (*)