Pembangunan Terminal Anak Air Bakal Rampung, BPTD Sumbar Bertekad Aplikasikan Terminal Modern dan Transparan
Padang – Kementerian Perhubungan Republik Indonesia bakal merobah tatanan wajah terminal di Sumatera Barat menjadi terminal modern dan transparan. Dalam artian, standar pelayanan terminal akan dibuat dengan tingkat kenyamanan maksimal seperti di Bandar udara (Bandara).
Tekad tersebut tentu tidak main-main rasanya dilakukan kementerian yang mengurusi bidang transportasi ini, agar masyarakat pengguna terminal merasakan kenyamanan yang mumpuni, keamanan selama berada di terminal, serta mendapat kepastian keberangkatan menuju tempat hendak dituju.
Sehingga stigma negatif yang senantiasa melekat di terminal, seperti banyaknya aksi premanisme, tempat yang kumuh, lokasi yang tidak tertata rapi, serta terkenal dahulunya dengan aksi pencopetan dan pemalakan dapat dihilangkan.
“Tentunya dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat Kota Padang sangat di butuhkan dengan kehadiran terminal modern ini. Kami sedang membuat formulasi, agar terminal digunakan masyarakat dengan nyaman, menghilangkan stigma negatif, serta kepastian keberangkatan angkutan,”ungkap Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Kementerian Perhubungan Deny Kusdyana kepada Majalah Intrust.
Sebagai langkah pertama Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Transportasi Darat, bakal mengaplikasikan terminal modern ini di lokasi Terminal Anak Air Lubuk Buaya Kota Padang. Terminal tersebut sedang dalam proses pembangunan, dengan progres pekerjaan mencapai 95 persen.
Agar keamanan dan kenyamanan pengguna terminal dapat diaplikasikan, Deny menyebut bahwa terminal tersebut nantinya akan ada area sterilisasi bagi masyarakat umum. Dalam artian, tidak bisa lagi sembarang orang masuk terminal di area dimaksud.
Sementara untuk kepastian keberangkatan angkutan dari terminal, pihaknya juga sedang merancang sistem ticketing modern seperti tiket pesawat. Jadi pembelian tiket bakal tersedia dengan mengakses gadget masing-masing.
Penyedia transportasi diminta untuk membuat aplikasi sendiri, menjual tiket mereka secara online. Nantinya tiket mereka jual juga bakal disinergikan dengan agen perjalanan online seperti traveloka, tiket.com, dan sejenisnya, untuk kemudahan akses masyarakat dalam pembelian tiket.
“Jadi disana sudah jelas tertera jadwal angkutan yang berangkat sesuai tiket yang sudah di pesan. Dengan kepastian jadwal keberangkatan, tentu nya angkutan maupun pengguna tidak lagi menunggu terlalu lama keberangkatan mereka. Kita sudah mulai sosialisasi ini kepada Organda maupun pengusaha angkutan,”sebutnya.
Deny Kusdyana bertekad agar terminal di Sumbar menjadi modern, lantaran Ia punya pengalaman sewaktu masih muda bertugas di Jakarta dulu saat Terminal Pulogadung masih belum tertata rapi, ia melihat kakek dan nenek pengguna terminal ditarik tarik oleh agen angkutan.
“Saya dulu melihat sendiri bagaimana kakek dan nenek berusia sepuh bersama cucunya ditarik tarik oleh agen mobil. Satu di tarik ke mobil A, satu lagi di tarik ke mobil B. Mereka terpisah pada saat itu. Selang berapa lama mereka bertemu lagi, mirisnya kakek nenek ini sudah membayar dua tiket perjalanan. Ini akibat dari aksi yang kurang baik dari agen tak bertanggung jawab. Masih banyak lagi kejadian negatif di terminal yang saya lihat. Saya tentu tidak ingin hal ini terjadi di terminal Sumbar, “cerita Deny.
Lebih lanjut Pria asal Bandung ini membeberkan, Terminal Anak Air Tipe A dibangun dengan konsep pelayanan kepengusahaan. Konsep pelayanan ini diyakini mampu mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang merupakan program Pemerintah Pusat.
Di terminal itu nantinya keterlibatan pengusaha dan wiraswasta sangat diperlukan, mengingat di lokasi terminal dibangun space-space untuk kegiatan bisnis, termasuk UMKM, pusat olahraga seperti basket dan futsal, seni budaya, dan kegiatan kekinian yang instagramable untuk anak muda berselfie ria. Terminal Anak Air berlantai dua itu nantinya disediakan fasilitas co-working, foodcourt, masjid, klinik dan sebagainya oleh pihak swasta.
Pihaknya mengakui pada 1 Desember lalu mengikuti kegiatan investor gathering di Semarang. Ia kesana memasarkan potensi ekonomi Terminal Anak Air kepada pengusaha nasional untuk berinvestasi. Selain itu juga bakal memasarkan potensi tersebut kepada pengusaha lokal Sumbar.
Kegiatan Investor Gathering tersebut juga bersamaan dengan perkenalan Terminal Tipe A di seluruh Indonesia, dengan tujuan agar investor mau berinvestasi di terminal. Terminal Tipe A tersebut yakni Terminal Guntur Melati Garut, Terminal Bulupitu Purwokerto, Terminal Tirtonadi Solo, Terminal Ir.Soekarno Klaten dan Terminal Mangkrang Semarang.
“Saya mengambil contoh di Terminal Kuching Malaysia, semua kebutuhan masyarakat maupun wisatawan komplit disana. Saya tentu ingin juga kebutuhan masyarakat sudah tersedia pada terminal kita nantinya. Baik itu kebutuhan oleh-oleh khas Minang, maupun kuliner nusantara juga, atau merchandise serta lain sebagainya,”paparnya.
Terminal Tipe A Anak Air ini sebut Deny, tidak hanya melayani angkutan penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), namun juga melayani transportasi Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan angkutan kota (Angkot).
“Jadi semua jenis angkutan bakal masuk ke Terminal Anak Air. BPTD sedang bersinergi dengan pemerintah daerah, agar semua angkutan itu bisa mengarah ke terminal. Baik angkutan masuk dari Solok, dari Pesisir Selatan maupun dari Arah Bukittinggi,” Jelasnya.
Seperti diketahui, BPTD Sumbar selain mengelola Terminal Anak Air Kota Padang, juga diberi amanah mengelola Terminal Bareh Solok, Terminal Aur Kuning Bukittinggi, Terminal Kota Pariaman dan Terminal di Kiliran Jao Sijunjung. (Ridho/Hendra)