Pentingnya Hal-hal Kecil dan Remeh Namun Nilainya Bisa Mengurangi Mutu
Press Tour Wartawan 5 Provinsi (3-Tamat)
Selama dua hari (8-9 Desember 2022) PT. Semen Padang mengajak sejumlah wartawan dari lima provinsi berkunjung ke pabriknya yang berlokasi di Indarung Padang. Tak hanya itu para wartawan juga diajak menikmati wisata alam di Lembah Harau Kabupaten 50 Kota. Banyak catatan yang dirangkum dalam perjalanan itu. Wartawan majalahintrust.com Nofrialdi Nofi Sastera menuliskannya untuk Anda pada beberapa seri tulisan di bawah. Selamat membaca…
*****
Sebelum berangkat menuju Lembah Harau, masih banyak catatan penting yang bisa disampaikan kepada Anda para pemirsa. Sebab setelah mengunjungi Taman Kehati dengan rusa totol, pembibitan kaliandra dan konservasi ikan bilih yang luar biasa, kita semua peserta Press Tour diajak untuk mengunjungi Unit Laboratorium Quality Ansurance, dan Pabrik Indarung VI. Tujuannya untuk melihat bagaimana proses produksi semen dari bahan baku menjadi semen yang siap dipasarkan. Termasuk juga soal quality control dari produk yang dihasilkan, terutama tentu berdasar analisa dan kajian yang sempurna dari laboratorium.
Kami para wartawan umumnya memang bukan orang tekhnis soal persemenan. Namun dari apa yang disampaikan, umumnya Kami mengerti bahwa mutu dan kualitas terbaik adalah wajib hukumnya bagi Semen Padang. Setidaknya itulah kesan yang bisa Kami tangkap ketika mengunjungi Unit Laboratorium Quality Ansurance, dan Pabrik Indarung VI.
Dari apa yang didengar dan Kami lihat semua yang dilakukan pada obyek yang menjadi percontohan itu terasa nyata bahwa semua yang dihasilkan, sudah merupakan pilihan yang terbaik. Karena dari apa yang dijelaskan terlihat bahwa segala sesuatu itu memang harus terukur, teruji dan sebisanya rendah dari resiko apa pun.
Dari semua perjalanan ke berbagai tempat, terutama di sekitar pabrik PT. Semen Padang di Indarung, Kami semua merasakan betul kehati-hatian, jelimet, penuh pertimbangan, safety dan tanpa resiko adalah pilihan utama setiap karyawan pabrik semen tertua ini. Ketika di laboratorium misalnya, saya pribadi misalnya, sempat bertanya kepada salah seorang staf di sana.
“Bagaimana kalau kualitas batubara yang dipakai sedikit lebih rendah mutunya tapi tetap dipakai untuk pembakaran? Toh kan nggak ada juga yang tahu dan tidak ada yang lihat. Juga pada dasarnya, hasilnya akan sama, yakni sama-sama membakar kan?” ujar saya.
“Ooo…tidak bisa Pak. Kita semua di sini sudah punya standar yang jelas. Artinya, sebatas standar yang sudah ditetapkan, kita bisa lakukan Pak. Tapi kalau kualitasnya di bawah standar, kita pasti akan tolak. Benar kata Bapak, fungsinya batubara untuk pembakaran dan hasilnya juga sama-sama membakar. Tapi kalau kualitas batubaranya rendah, kalori yang dihasilkannya tidak memadai dan tidak sesuai standar, bisa-bisa itu juga akan mengurangi mutu produk semen kita,” ujar staf labor itu menjelaskan.
Sungguh, sebenarnya sangat banyak hal-hal yang mungkin terlihat kecil, enteng dan remeh, yang mungkin dianggap bisa diabaikan. Tapi untuk mencapai mutu yang terbaik, hal tersebut adalah pantang untuk diabaikan. Karena seperti dikatakan pegawai labor tadi, mungkin secara kasat mata batubara itu sama-sama membakar. Tapi kalau akibatnya nilai produk akan menjadi rendah atau kurang, itu jelas adalah pelanggaran. Dan itu sangat tabu untuk dilakukan.
Saya jadi ingat seorang teman – keturunan Cina – yang sangat komit dengan standar yang ada. Misalnya soal belanja di kedainya. Ketika uang kembalian kita berlebih sebesar Rp 100 rupiah, ia tetap akan mengembalikan kembalian uang kita itu. Sebaliknya ketika pembayaran yang kita lakukan kurang – meski hanya Rp 100 rupiah – ia tetap ngotot meminta kekurangan yang Rp 100 itu. Rasanya uang Rp 100 itu mungkin remeh dan hampir tak ada artinya. Namun untuk sebuah standar dan komitmen akan sikap, nilai uang sebegitu, tetap akan menjadi sangat berarti.
Contoh lain yang bisa disampaikan adalah soal kepatuhan dengan aturan yang beberapa di antaranya terasa remeh. Misalnya soal memakai APD (alat pelindung diri seperti sepatu booth dan helm) atau juga soal baju steril dan penutup kepala dari plastik. Di beberapa lokasi di pabrik itu, Kami mungkin banyak yang merasa, ndak usahlah pakai helm dan sepatu booth yang dipinjamkan. Toh, rasanya tak ada yang harus dilindungi betul. Tapi apa yang terjadi ketika sampai di lokasi yang dituju, petugas keamanan akan dengan sangat ramah mempersilahkan Kami untuk memakai APD itu terlebih dahulu. Kenapa? Karena mungkin mereka lebih tahu, ada resiko yang bisa terjadi jika kami tidak pakai APD
Khusus untuk baju steril dan penutup kepala ini ternyata juga diterapkan oleh mitra binaan PT Semen Padang yaitu PT. Gadih Minang Anugrah di Payolansek Payakumbuh Barat yang memproduksi rendang dengan nama produk Rendang Gadih. Di sana, untuk bisa masuk ke ruang produksi yang terletak di samping kanan belakang ruangan tamu, semua yang akan masuk harus menggunakan baju putih steril (seperti baju dokter dan perawat) serta memakai pelindung kepala dari plastik. Tak peduli siapa yang akan masuk ke ruangan produksi, semuanya harus patuh dengan aturan itu.
Sungguh, banyak sekali hal-hal yang membuka hati dan pikiran Kami tentang apa-apa yang telah dilakukan PT. Semen Padang. Mungkin banyak kita yang di luar pabrik dan tidak tahu dengan kondisi dan apa yang dilakukan karyawan PT. Semen Padang, tiba-tiba enak saja menghujat dan mengatakan karyawan PT. Semen Padang enak dan menerima gaji buta. Tapi kalau kita melihat langsung kondisi di dalam, sungguh sangat berbeda dengan apa yang kita tuduh atau perkirakan.
Tak salah bila di antara sekitar 45 orang wartawan yang ikut dalam rombongan Press Tour itu ada yang berdecak kagum dan geleng-geleng kepala sendiri dengan kedisiplinan dan kepatuhan para karyawan terhadap aturan standar yang telah ditetapkan di perusahaan semen tertua itu.
“Kitadi rumah sendiri kadang juga sering melanggar aturan kesehatan yang sebenarnya kita sudah tahu. Misalnya mau masuk kamar mandi sebaiknya pakai sandal atau alas kaki. Tapi banyak juga di antara kita yang abai dengan itu. Begitu pula soal cuci tangan setelah dari WC. Meskipun itu terlihat remeh, tapi kalau tidak dilaksanakan, bisa-bisa kita terserang penyakit akibat virus yang mungkin tidak kita sadari kehadirannya,” ujar seorang rekan wartawan.
Banyak lagi soal lain yang perlu menjadi catatan dan pantas digaris-bawahi dari Press Tour ini. Misalnya seperti yang dikatakan wartawan senior Tribun Batam Alfian Zainal yang mengapresiasi PT Semen Padang karena telah melakukan banyak hal dalam mengimplementasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Baik dalam membina UMKM, memberikan beasiswa, bantuan untuk masjid maupun program TJSL lainnya. Bahkan, kata dia, sudah beribu banyaknya UMKM yang lahir dari Semen Padang.
“Selain itu, juga sudah ada ribuan sarjana dan profesor yang dapat beasiswa dari Semen Padang. Juga betapa banyaknya masjid dan mushala yang dibangun Semen Padang. Tentunya, kami mengapresiasi sangat implementasi dari program TJSL yang peduli terhadap lingkungannya dari berbagai sector itu. Dan kami harap, Semen Padang tetap kokoh, kuat dalam membangun negeri ini,” katanya.
Kepala Biro LKBN Antara Kepri, Yuniarti Jannatun Naim selain mengaku senang bisa ikut kegiatan Press Tour ke Semen Padang ini juga mengaku mendapat banyak wawasan dan pengetahuan tentang proses pembuatan semen dan lain sebagainya di Semen Padang. Kegiatan ini juga bisa jadi ajang silahturahmi baik sesama wartawan maupun dengan pihak Semen Padang.
Wartawan dari Provinsi Riau Hary B Koriun dari Riau Pos menyampaikan bahwa kegiatan Press Tour ke Semen Padang, baginya seperti pulang kampung. Karena pernah tinggal di Padang saat kuliah di Unand. Dan Riau Pos sendiri serta beberapa media lainnya dari Riau yang mengikuti kegiatan ini, memiliki komunikasi yang sangat baik dengan Semen Padang, terutama di Unit Humas.
“Kami dari Riau, khususnya Pekanbaru sangat tahu dunia bisnis semen itu seperti apa. Semen Padang ini dekat dengan kami di Pekanbaru. Dan saat ini di Riau tengah gencarnya melakukan pembangunan insfrastruktur seperti jalan tol, gedung, dan lain sebagainya. Tentunya butuh semen dan kami harap Semen Padang terus mensuplai semua kebutuhan semen untuk membangun Riau,” kata Hary.
Tak salah pula bila Direktur Keuangan PT. Semen Padang Oktoweri merasa sangat berterimakasih dengan program Press Tour ini. Sebab selain masyarakat umum bisa tahu tentang apa yang telah diperbuat PT. Semen Padang, program Press Tour ini juga tentunya akan menjadi kegiatan promosi yang cukup handal. Apalagi lima daerah yang wartawannya diundang ikut acara Press Tour ini adalah daerah-daerah yang juga menjadi sentra dari penjualan semen Padang.
“Jujur saya sangat respek dan berterimakasih atas program yang telah dirancang Ibu Anita dan kawan-kawan dari Unit Humas ini. Saya juga berharap agar program seperti ini bisa dilakukan setiap tahun. Tidak hanya kunjungan ke pabrik di Indarung, tapi bisa juga ke lokasi-lokasi yang menjadi sentra penjualan semen Padang. Apalagi di sana juga ada anak perusahaan PT. Semen Padang,” ujar Oktoweri yang disambut meriah para wartawan dari lima provinsi itu. Nofrialdi Nofi Sastera
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.