FANI IRWAN
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
Majalahintrust.com – Korupsi merupakan salah satu masalah utama yang menghambat kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Tidak hanya merusak struktur ekonomi, sosial, dan politik, korupsi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah dan sektor publik. Untuk itu, pemberantasan korupsi memerlukan pendekatan yang tidak hanya dari pihak pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk juga mahasiswa.
Mahasiswa memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk budaya anti-korupsi. Sebagai kelompok yang berada di garis depan dalam pendidikan, intelektual, dan sosial, mahasiswa diharapkan dapat menjadi perubahan yang aktif dalam menanamkan nilai-nilai integritas dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu cara mencapainya dengan memperkuat kesadaran mahasiswa tentang pentingnya integritas dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Menurut Henry Cloud Integritas adalah Upaya untuk menjadi orang yang utuh dan terpadu di setiap bagian diri yang berlainan, yang bekerja dengan baik dan menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai insan manusia.
Oleh karena itu, penting untuk membentuk budaya anti-korupsi yang kokoh di masyarakat. Salah satu kelompok yang memiliki peranan penting dalam hal ini adalah mahasiswa. Melalui integritas yang mereka bangun, mahasiswa bisa menjadi hal yang paling penting dalam menciptakan budaya anti-korupsi di Indonesia.
1. Integritas sebagai Landasan dalam Membentuk Budaya Anti-Korupsi
Integritas adalah nilai moral yang mencakup kejujuran, tanggung jawab, dan konsistensi dalam tindakan sesuai dengan prinsip yang diyakini. Integritas pribadi sangat penting dalam membentuk budaya anti-korupsi, karena korupsi seringkali berawal dari ketidakjujuran dan penyalahgunaan wewenang.
Mahasiswa, juga sebagai calon pemimpin masa depan, perlu menerapkan nilai-nilai integritas ini sejak dini, baik dalam kehidupan pribadi, akademik, maupun sosial.
Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa harus menunjukkan bahwa tindakan korupsi tidak seharusnya menjadi pilihan, meskipun dalam keadaan yang sulit sekalipun. Mereka harus berkomitmen untuk selalu melakukan hal yang benar, menjaga kejujuran, serta menolak segala bentuk korupsi, baik dalam lingkup kecil maupun besar.
2. Pendidikan Anti-Korupsi di Kampus
Salah satu cara utama untuk membangun budaya anti-korupsi di kalangan mahasiswa adalah melalui pendidikan. Kampus harus menjadi tempat yang mendidik mahasiswa tidak hanya dalam hal pengetahuan akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter.
Pendidikan anti-korupsi menjadi sangat penting, baik melalui kurikulum yang formal maupun kegiatan-kegiatan non-akademik seperti seminar, diskusi, atau pelatihan.
Kampus bisa menggadakan program yang mengajarkan mahasiswa tentang dampak negatif korupsi terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Selain itu, mahasiswa juga perlu diberi pemahaman tentang bagaimana cara mencegah dan melawan praktik korupsi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pendidikan ini akan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan kesadaran bahwa mereka berperan besar dalam menciptakan perubahan yang lebih baik.
3. Menanamkan Nilai Integritas dalam Kehidupan Sehari-hari
Di lingkungan kampus, mahasiswa sering kali dihadapkan pada situasi yang menguji integritas mereka, seperti tawaran untuk menyontek dalam ujian atau menerima suap untuk mendapatkan nilai lebih baik. Mahasiswa yang memiliki integritas akan selalu memilih untuk jalan yang benar, meskipun hal tersebut mungkin lebih sulit dan waktu lebih lama.
Mereka akan memahami kesuksesan yang dicapai dengan cara yang jujur jauh lebih berharga dibandingkan dengan diperoleh dengan cara yang tidak sah. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengkampanyekan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam berbagai organisasi mahasiswa.
4. Mahasiswa sebagai Pengawas Sosial
Mahasiswa juga memiliki peran penting sebagai pengawas sosial yang dapat membantu memerangi praktik korupsi di masyarakat. Sebagai kelompok yang terdidik dan kritis, mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik serta tindakan yang berpotensi merugikan masyarakat.
Melalui kegiatan-kegiatan seperti diskusi publik, demonstrasi, atau kampanye anti-korupsi, mahasiswa dapat mengingatkan pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya menjaga integritas dalam setiap tindakan.
Salah satu contoh penting peran mahasiswa dalam pengawasan sosial adalah dengan mengawal jalannya pemilu dan pemerintahan. Mahasiswa juga bisa ikut serta dalam gerakan-gerakan yang menuntut transparansi dalam proses pemilihan umum. Dengan ini, mahasiswa berperan sebagai kontrol sosial yang dapat mencegah terjadinya praktik korupsi dalam pemerintahan dan lembaga-lembaga negara.
5. Kesimpulan
Dengan mengedepankan integritas dalam kehidupan sehari-hari dan berperan aktif dalam berbagai kegiatan anti-korupsi, mahasiswa tidak hanya memberikan kontribusi untuk mencegah praktik korupsi di kampus, tetapi juga di masyarakat luas.
Integritas yang dimiliki oleh mahasiswa akan menjadi fondasi yang kuat dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi dan lebih adil bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam membentuk budaya anti-korupsi melalui integritas tidak hanya berdampak pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada generasi yang akan datang dan masa depan bangsa Indonesia.
Mahasiswa tidak hanya terbatas pada aspek akademis, tetapi juga mencakup aktivitas sosial dan politik. Mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat, mengadvokasi kebijakan anti-korupsi, serta menjadi contoh nyata dalam penerapan prinsip-prinsip kejujuran dan transparansi di lingkungan sekitar mereka.(***)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.