Padang Pariaman – Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, laksanakan pekerjaan peningkatan jalur kereta api dari Kota Padang menuju Kota Pariaman sepanjang 53 km, menggunakan sistem Padat Karya Tunai (PKT). Program ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, yang bertujuan mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian perekonomian pada masa Pandemi COVID-19.
Pekerjaan yang dilaksanakan Kementerian Perhubungan melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Sumatera Bagian Barat, menggunakan Sistem Padat Karya dari tahun 2020 hingga tahun 2022 dengan anggaran Rp 2,2 miliar. Tak tanggung – tanggung, Anggota Komisi V DPR RI asal Sumatera Barat Athari Gauthi Ardi langsung memantau proyek yang berlokasi di Nagari Toboh Gadang Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.
Hadir juga pada kesempatan tersebut Direktur Keselamatan Perkeretaapian Makjen Sinaga, Kepala Balai Pelaksanaan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar Deny Kusdyana dan Kepala Divisi Regional II PT KAI Sumbar Insan Kusuma.
Seperti diketahui, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menjalankan program PKT yang memakai tenaga manusia pada pekerjaan di jalur kereta api Padang ke Pariaman, untuk memberdayakan ekonomi masyarakat setempat yang terdampak Covid 19, sehingga bisa memiliki penghasilan sampai proyek tersebut selesai terlaksana.
Sekretaris Ditjen Perkeretaapian Zulmafendi dalam sambutannya mengatakan, kegiatan peningkatan jalur kereta api dari Padang menuju Pariaman bertujuan untuk meningkatkan keselamatan masyarakat, kenyamanan penumpang dan kecepatan laju kereta api. Selain itu juga mendatangkan multiplier effect untuk daerah yang dilalui oleh kereta api.
Zulmafendi mendapat informasi langsung dari masyarakat Pariaman, bahwa pola pemakaian transportasi mereka sudah berobah. Jika dulunya menggunakan kendaraan pribadi dan sepeda motor guna melakukan aktifitas bolak balik ke Padang, baik itu bekerja,kuliah,sekolah, maupun berdagang, maka sekarang banyak yang memakai kereta api.
“Harapan kita kedepan setelah pekerjaan ini selesai, frekuensi kereta api semakin meningkat dan jumlah masyarakat yang bepergian dengan kereta api juga semakin bertambah,”ujarnya optimis.
Di samping kegiatan peningkatan jalur keretaapi, bersamaan dengan itu Ditjen Perkeretaapiaan juga melaksanakan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 73 tahun 2018 tentang tata cara pekerjaan padat karya, dengan target tenaga kerja yang terserap cukup besar. Agar berimplikasi terhadap pengembangan ekonomi daerah sekitar yang terdampak Covid 19.
“Saudara kita terdampak Pandemi Covid 19 di lingkungan perkeretaapian kita libatkan untuk program padat karya. Supaya di dalam masa sulit ini kita dapat berbagi dan mengajak peran serta masyarakat untuk bekerja pada proyek ini,”katanya.
Anggota Komisi V DPR RI Athari Gauthi Ardi mengapresiasi program Padat Karya Tunai yang dijalankan oleh Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perkeretaapian. Pasalnya program ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk membantu masyarakat yang terpuruk secara ekonomi, akibat Pandemi Covid 19.
“Dengan adanya program padat karya yang mengandalkan swadaya masyarakat, diharapkan bisa membantu perekonomian masyarakat di sekitar jalur kereta api. Saya harap ini program padat karya ini bisa dilakukan di kabupaten kota lainnya di Sumbar,”pintanya
Athari berjanji akan memperjuangkan agar anggaran jalan kereta api di Ranah Minang,dapat ditingkatkan di tahun depan. Supaya akses jalur kereta api di Sumbar bisa berfungsi kembali.
Kepala BTP Sumatera Bagian Barat Suranto ATD.MT pada kesempatan tersebut memaparkan, pekerjaan peningkatan jalur kereta api dilaksanakan dengan sistem multi years contract dari tahun 2020-2022, menggunakan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Pekerjaan yang dilakukan yakni penggantian rel kereta api beserta bantalan, melaksanakan pekerjaan peningkatan dua unit jembatan, membuat dinding penahan tebing, dan emplasement rel pada stasiun kereta api.
Meski kontrak pekerjaan terlaksana hingga tahun 2022, pihaknya optimis pada akhir 2021, semua pekerjaan sesuai item kontrak sudah selesai. Agar tahun 2022 nanti bisa optimasi kontrak dengan membangun fasilitas tambahan berupa overpass dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Lebih lanjut Suranto mengungkapkan, proyek pekerjaan yang dimulai tahun 2020 dengan sistem program Padat Karya, membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Mengingat ruas kereta api yang dikerjakan cukup panjang, serta item pekerjaan juga cukup banyak.
Hanya saja penyerapannya diakui Suranto masih belum optimal. Saat ini saja baru 11 ribu lebih tenaga kerja yang sudah terserap per hari, sementara pihaknya membutuhkan 17 ribu lebih tenaga kerja secara keseluruhan per hari.
Agar kedepan penyerapannya lebih maksimal, Suranto bakal bekerjasama dengan walinagari setempat untuk merekrut tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam proyek dimaksud, dengan syarat warga yang akan bekerja adalah yang terdampak Pandemi Covid 19.
Para tenaga kerja itu tersebut akan bekerja memperbaiki badan jalan kereta api, melakukan pengecoran, membersihkan lahan di sepanjang rel kereta api,memasang bantal rel kereta api baru, serta pekerjaan lainnya.
“Walau sudah berjalan, kami masih membuka kesempatan bagi tenaga kerja lokal untuk terlibat dalam proyek ini. Karena kuota nya masih banyak. Silahkan koordinasi dengan walinagari setempat,”pungkasnya. (ridho)