Padang, Intrust – Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd. Rektor UIN IB Padang berikan materi pada pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Angkatan III dan IV di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat dan Jambi dengan tema “Menalar Keberagaman: Sketsa Kehidupan Beragama di Indonesia” di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Padang, Selasa (31/5/22)
Menurut beliau Bangsa lndonesia adalah bangsa yang majemuk, salah satu sisinya ditandai dengan adanya ragam keberagaman dan kepercayaan yang diyakini oleh penduduknya. Dengan kata lain di Indonesia hidup dan berkembang agama-agama besar seperti lslam, Kristen Katolik, Protestan Hindu, Buddha, Konghucu, bahkan Yahudi.
Kenyataan sosial keagamaan yang demikian sebenarnya telah dipahami para pendiri bangsa: bahwa beragama merupakan hak setiap penduduk dan hak ini harus dijamin oleh Negara.
Moderasi beragama merupakan hal yang menjadi urgensi untuk merawat ke Indonesiaan. Tantangan Indonesia sebagai negara pluralisme agama yaitu banyaknya agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat Indonesia tentu akan melahirkan gesekan-gesekan kecil bahkan gesekan besar. Bila kondisi ini dibiarkan tentu akan berdampak pada disintegrasi bangsa.
Untuk itu perlunya pemahaman pluralisme agama yang tanpa adanya konflik antar umat beragama. Walaupun beda agama tidak lantas saling membenci tetapi juga berkomitmen untuk saling menjaga. Adapun peluang pluralisme agama bagi keutuhanan bangsa yaitu bila dirawat dengan baik akan berdampak pada sehatnya hubungan antar umat beragama.
Berikut juga disampaikan Rektor, berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem) yang mengesampingkan martabat kemanusiaan, sehingga perlu untuk memperkuat esensi ajaran agama dalam kehidupan berbangsa ini.
Berkembangnya berbagai iklan kebenaran yang subyektif dan pemaksaan kehendak atas Tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik yang berpotensi memicu konflik, sehingga perlu mengelola keberagaman.
“Tafsir keagamaan dengan mencerdaskan kehidupan Keberagamaan serta berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan Berbangsa dalam bingkai NKRI”. ungkapnya.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa Moderasi beragama merupakan Perekat antara semangat beragama dan komitmen Berbangsa. Dengan demikian, Indonesia sebagai Negara majemuk akan menjadi Negara percontohan dalam merawat kerukunan, tuturnya. (*)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.