Padang – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang melalui Satuan kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) II Sumatera Barat dedikasikan diri sepenuh hati membuka isolasi yang selama ini terbelenggu pada ruas jalan Abai – Sungai Dareh.
Kasatker PJN II Sumbar Agung Setyawan ST.MT mengatakan, pekerjaan fisik ruas jalan Abai – Sungai Dareh menelan biaya Rp 22,6 miliar, dikerjakan oleh PT Famili Group Utama. Tahun ini, ruas jalan yang diaspal sepanjang 2 km dan 6 km urgan pilihan dari 40 km eksisting ruas jalan.
“Paket ruas jalan ini sudah terkontrak sejak 9 Agustus dengan nilai komtrak Rp 22,6 miliar. Pekerjaan di ruas jalan ini dilaksanakan PT Famili Group Utama. Waktu pelaksanaan 140 hari diperkirakan akhir Desember proyek diharapkan selesai,”kata Agung didampingi PPK 2.5 Efrizon ST.MT kepada Majalah INTRUST.
Kendati pekerjaan ini merupakan paket khusus dengan sumber dana berasal dari gelontoran APBN Kementerian Koordinator Kemaritiman, lantas tak membuat PPK 2.5 PJN II Sumbar Efrizon ST.MT yang diberi kewenangan, bekerja separoh jiwa menuntaskan amanah yang telah dipikul.
Ditambahkan Efrizon, selama ini jalur transportasi dari Abai Solok Selatan menuju Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya belum terkoneksi dengan baik. Kondisi eksisting masih jalan tanah dalam keadaan hancur, banyak lobang, jika hujan tiba dipastikan bakal dipenuhi genangan lumpur.
Jika tak segera diperbaiki akan berdampak pada ekonomi warga, karena tak lagi bisa mengangkut hasil bumi. Terutama warga tiga kenagarian di Lubuk Ulang Aling, yaitu warga Nagari Lubuk Ulang Aling, Lubuk Ulang Aling Tengah dan Lubuk Ulang Aling Selatan, temasuk warga Nagari Dusun Tangah dengan jumlah 5.000 warga yang melewati ruas jalan provinsi ini.
Sebenarnya, waktu tempuh dari Abai menuju Sungai Dareh dalam kondisi jalan bagus, hanya memakan waktu paling lama satu jam. Bahkan jika diukur dari Nagari Lubuk Ulang Aling dan sekitarnya, jarak tempuh paling lama hanya 30 menit dengan memakai sepeda motor atau kendaraan roda empat.
Namun dalam kondisi rusak parah seperti saat sekarang atau jika sudah hujan, warga harus memakai timpek (perahu mesin) untuk sampai ke Pusat Kabupaten Solok Selatan di Padang Aro. Atau warga yang tinggalnya lebih dekat ke arah Dharmasraya jika mau ke Padang Aro, harus memutar dahulu melewati Pulau Punjung – Sijunjung, Solok, hingga ke Muara Labuh.
” Ruas jalan ini masih berstatus jalan provinsi dan memang dalam kondisi rusak parah. Tahun ini baru mampu diperbaiki 8 km. Mudah mudahan sisa jalan Abai – Sungai Dareh tahun berikutnya bisa tersambung dengan cepat . Sehingga connecting jalan bisa dilaksanakan dan isolasi yang selama ini membelenggu bisa lepas,”harap Efrizon.
Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengatakan, bantuan gelontoran dana dari Pemerintah Pusat untuk pembangunan infrastruktur jalan, semata mata menyelamatkan daerah setempat dari status daerah tertinggal yang pernah disandang.
Sebagai salah satu upaya keluar dari status daerah tertinggal, Solok Selatan sudah merancang dengan matang conecting jalan Padang Aro-Abai-Sungai Dareh Dharmasraya, lalu Padang Aro-Muaro Bungo Jambi dan Padang Aro-Sungai Sungkai – Sungai Rumbai Dharmasraya.
Untuk peningkatan tiga ruas jalan ini,dirinya berharap bantuan dari pemerintah pusat. Namun tahun ini baru Abai-Sungai Dareh yang sudah dikabulkan. Mudah-mudahan tahun depan dua ruas lagi juga direalisasikan.
“Kalau ketiga ruas jalan ini bisa terlaksana maka Solok Selatan akan jauh lebih maju, apalagi disini juga banyak daya tarik pariwisata yang bisa untuk dikunjungi,” ujarnya.
Muzni pun mengakui, berkat gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Solok Selatan, karena perpaduan kucuran fulus segar dari Kementerian PUPR dan Kemenko Maritiman, tahun ini status daerah tertinggal telah berhasil ditanggalkan.
“Khusus pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan saja dalam lima tahun belakangan, sudah ratusan miliar dikucurkan Kementerian PUPR ke daerah Solsel. Seperti pekerjaan peningkatan jalan nasional Lubuk Selasih menuju perbatasan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi menelan biaya Rp 162,5 miliar. Di samping itu jalan tembus Kambang – Muaralabuh dengan kucuran Rp 9,7 miliar. Serta Jembatan Kasok A dan Kasok B, dan pekerjaan lainnya,” Tutup Muzni.(ridho)