PADANG – Seseorang dapat terhindar dari COVID-19 jika rutin melakukan work out (WO) atau latihan fisik selama minimal 30 menit setiap harinya.
Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Semen Padang Hospital (SPH) dr. Putra Rizki, Sp. KO saat menyampaikan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh agar tidak mudah tertular Corona Virus Desease 19 (COVID-19) selama masa pandemi ini.
Kata Rizky, latihan fisik merupakan suatu latihan yang direncanakan dengan jenis yang bermacam-macam. Di masa pandemi ini, kita tahu bahwa imbauan pemerintah mengharuskan kita untuk di rumah saja.
“Oleh karena itu kita disarankan untuk melakukan latihan fisik di rumah seperti sepeda statis, joging, kalistek maupun bermacam gerakan fleksibilitas stretching dan juga gerakan-gerakan yang berhubungan dengan penambahan kekuatan,” ujar Dokter muda lulusan Universitas Indonesia jurusan Olahraga ini.
Namun ia menekankan agar latihan fisik dilakukan dengan intensitas sedang saja karena latihan fisik terbagi dalam tiga bagian yakni intensitas ringan, sedang dan berat.
Masyarakat diimbau untuk melakukan latihan fisik yang intensitas sedang saja untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan COVID-19 atau virus lainnya yang mengancam kesehatan. Latihan fisik dengan intensitas sedang dapat merangsang imun yang dapat menjadi benteng bagi diri terhadap penyakit yang masuk.
Ia tidak menyarankan untuk melakukan latihan fisik dengan intensitas ringan atau berat, karena intensitas ringan tidak menjamin terciptanya imun tubuh yang cukup untuk melawan virus, sementara intensitas berat malah dapat menurunkan imun tubuh beberapa jam setelah latihan sehingga menjadi rentan membuat tubuh terkena penularan virus.
Olahraga atau latihan fisik tersebut disarankan dilakukan secara rutin, minimal 3 kali hingga 5 kali dalam seminggu dengan durasi 30 menit sampai 60 menit.
Hal tersebut dapat dilakukan sesuai waktu yang tersedia tiap orang, dapat dilakukan di pagi, siang, sore atau malam hari. Namun untuk seseorang yang ingin meningkatkan imunitas tubuh serta vitamin D, maka disarankan untuk melakukan latihan fisik pada pukul 9 hingga 11 pagi.
Sinar vitamin D dari matahari pagi tersebut didapatkan pada rentang waktu tersebut, tidak terlalu pagi dan belum tengah hari. Jadi latihan fisik dengan insensitas ringan yang dilakukan pada saat sinar vitamin D masih ada diyakinkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam menjaga kesehatan tubuh.
Akan tetapi bukan berarti olahraga yang dilakukan seseorang saat siang atau malam hari salah, namun pastikan untuk tempat melakukannya aman. Olahraga pada siang hari terik tidak disarankan karena dapat memicu dehidrasi, sedangkan olahraga saat malam hari juga tidak disarankan karena suasana yang gelap sehingga beresiko mengganggu kesehatan dan membuat tubuh beresiko mendapatkan cidera.
“Intinya, waktu pelaksanaan olahraga tidak terbatas namun tempat melakukannya yang harus diperhatikan,” ujar dokter Rizky yang telah menjadi dokter spesialis olahraga di SPH sejak pertengahan tahun 2020 lalu setelah sebelumnya bertugas di Rumah Sakit Olahraga di Jakarta.
Di sisi lain, ia menjelaskan tentang tidak adanya masalah dengan penggunaan masker saat berolahraga. Namun Dokter Rizky mengingatkan bahwa untuk penggunaan masker saat berolahraga tersebut, 3 hal ini wajib diperhatikan seperti olahraganya dengan intensitas sedang, kedua, hanya saat berolahraga di tempat umum dan ketiga selalu membawa masker cadangan.
Penggunaan masker saat melakukan latihan fisik dengan intensitas sedang, lanjutnya, dapat mengurangi resiko tubuh untuk terlalu letih dan tubuh tidak merasa terlalu berat saat berolahraga karena harus menggunakan masker.
Selanjutnya, penggunaan masker saat di sekitar rumah atau di tempat umum dilakukan guna menghindari masuknya polusi atau virus masuk ke dalam tubuh.
Sementara itu, membawa masker cadangan saat berolahraga menggunakan masker untuk menjaga sterilisasi dari masker yang digunakan, karena saat berolahraga pastinya tubuh mengeluarkan keringat dan pastinya dapat mengenai masker dan membuatnya menjadi lembab sehingga sudah tidak bagus lagi digunakan.
Selain itu, dokter Rizky juga menjelaskan tentang pentingnya untuk melakukan pemeriksaan kelayakan latihan untuk berolahraga pada dokter spesialis olahraga. Karena olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kemampuan fisik dapat menimbulkan resiko pada tubuh, bahkan resiko kematian.
Setiap orang tidak bisa diberikan latihan fisik yang sama, karena ada beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam melakukan latihan fisik seperti bentuk tubuh, kadar fungsi dari organ dalam tubuh dan pengenalan tubuh terhadap olahraga yang sedang dilakukan.
“Jadi orang yang tampak sehat belum tentu memiliki fisik yang sehat. Karena itu penting untuk melakukan konsultasi kepada dokter spesialis olahraga untuk mengetahui kelayakan latihan untuk setiap orang,” tuturnya.
Untuk melakukan konsultasi dan diskusi terkait masalah kebugaran tubuh, olahraga dan kelayakan latihan tubuh ke Dokter Rizky, pasien dapat melakukannya dengan membuat janji temu dengan mendaftar via website SPH atau via aplikasi WhatsApp terlebih dahulu. Jadwalnya dimulai dari hari Senin hingga Jumat.(*)