Padang – Pemerintah Pusat berikan perhatian penuh terhadap pembangunan ruas jalan Teluk Tapang – Bunga Tanjung yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Terbukanya akses pada ruas jalan dimaksud, bertujuan untuk mengaktifkan Pelabuhan Teluk Tapang sebagai roda ekonomi baru daerah setempat maupun Ranah Minang umumnya.
Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ditunjuk Presiden Republik Indonesia, guna menuntaskan pekerjaan pembangunan akses transportasi darat itu, dimulai pada tahun 2019 hingga sekarang.
Anggaran yang digelontorkan pun juga tak sedikit, dimana pada tahun 2019 dikucurkan dana sebanyak Rp 40,8 miliar, tahun 2020 dianggarkan dana sebesar Rp 15,7 miliar, serta tahun 2021 sebesar Rp 78 miliar.
Tahun ini, kontraktor pelaksana PT Rimbo Peraduan dipercaya menuntaskan pekerjaan sepanjang 9,60 km, dengan masa pelaksanaan 300 hari kalender, tepatnya berakhir pada 12 November 2021.
Direktur Pembangunan Jalan Wilayah I Ditjen Bina Marga Akhmad Cahyadi baru baru ini di Padang menyampaikan, pekerjaan akses jalan menuju Kawasan Pelabuhan Teluk Tapang sudah berjalan selama dua tahun pengerjaan. Tahun 2021 termasuk tahun ketiga pekerjaan pada proyek strategis Sumbar.
Dengan rincian tahun 2019 dilaksanakan pekerjaan aspal hotmix sepanjang 7 km ditambah pembangunan 6 unit jembatan, lalu tahun 2020 pengaspalan sepanjang 11 km. Khusus tahun ini dikerjakan pengaspalan hotmix sepanjang 9,6 km. Jika di total, ada sekitar 27,6 km telah ditangani dari total panjang ruas 43 km, ruas eksisting yang perlu dibenahi.
Ia mengungkapkan, untuk menuntaskan secara keseluruhan pembangunan akses itu, dibutuhan biaya sebesar Rp Rp 421 miliar lebih. “Rinciannya untuk pembukaan jalan dan pengaspalan sepanjang 43 km serta pembangunan 13 unit jembatan baru,”tuturnya.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, jika pekerjaan tahun 2021 rampung, maka lanjutan pekerjaan pembangunan ruas jalan ini perlu suntikan dana sebesar Rp 232 miliar lebih di tahun 2022 serta Rp 111 miliar lebih di tahun 2023.
“Jika target 2023 jadi terealisasi, butuh tambahan anggaran Rp 344 miliar lebih. Dana sebesar itu di estimasi untuk keperluan sisa pekerjaan pembukaan badan jalan dan pengaspalan ditambah pembangunan 6 unit jembatan,”tukasnya.
Seperti diketahui, Pelabuhan Teluk Tapang yang berada di perbatasan Sumbar dan Sumatera Utara itu dinilai efektif untuk menopang pelabuhan Teluk Bayur. Hasil bumi dari Pasaman, Pasaman Barat sekitarnya seperti CPO, jagung maupun hasil tambang bisa dibawa keluar melalui pelabuhan itu.
Selama ini semua hasil bumi Pasaman Barat dibawa menggunakan truk besar ke Teluk Bayur di Padang dengan jarak tempuh lebih dari 140 kilometer, memakan waktu tempuh sekitar 5 jam. Selain tidak efektif dari segi waktu, puluhan truk besar yang melalui jalan itu setiap hari juga berpengaruh terhadap ketahanan kondisi jalan nasional sepanjang ratusan kilometer itu.
Pasaman Barat memiliki potensi bidang perkebunan kelapa sawit dengan luas tanam 101.402 hektare yang berproduksi 330.881 ton pertahun. Selain itu juga ada potensi jagung seluas 45.523 hektare dengan produksi 4,6 ton perhektar. Belum lagi potensi biji besi, mangan, granit dan lainnya. (Ridho)