Padang – Universitas Muhammadyah Sumatera Barat (UMSB) bakal memperbaiki kembali Gedung Pasca Sarjana yang sempat terbakar pada November 2019 lalu. Perbaikan kampus bakal dilaksanakan pada November 2020 mendatang.
Kepala Biro Humas UMSB Sumbar Alfizal mengatakan, kebakaran gedung tersebut terjadi karena adanya konsleting listrik. Sebab pada saat kebakaran, tidak ada kegiatan perkuliahan.
Alfizal menyebut, keadaan Pandemi Covid 19 membuat gedung pasca sarjana tidak dipakai hingga saat ini. Hal itu karena perkuliahan masih memakai sistem daring, sehingga mahasiswa tidak ada datang ke kampus untuk melaksanakan aktifitas belajar mengajar.
Ia mengungkapkan, kepastian perbaikan gedung pasca sarjana di lokasi kampus yang berada tak jauh dari pantai ini terealisasi, setelah anggaran pembangunannya dibantu oleh Muhammadyah Pusat.
Gedung yang terbakar itu sebut Alfizal hanya dilakukan perbaikan saja, karena struktur bangunan masih kokoh. Tinggal lagi menambahkan arsitektur bangunan dengan gaya artistik, agar memiliki ciri khas tersendiri.
“Karena banyak pembangunan yang dilaksanakan oleh Muhammadyah, maka dari itu gedung Pasca Sarjana agak lambat terealisasinya. Alhamdulillah November sudah mulai,”jelasnya.
Untuk sarana dan prasarana infrastruktur penunjang kegiatan perkuliahan di UMSB dikatakan Alfizal dirasa masih kurang. Karena jumlah mahasiswa aktif di UMSB sendiri saat ini sebanyak 3574 orang.
Ia mengungkapkan, tahun 2019 lalu BNPB sudah berencana membangun gedung perkuliahan sekaligus menjadi shelter tsunami. Namun hingga saat ini, tidak ada kejelasan pembangunan shelter yang direncanakan itu.
Padahal shelter sangat dibutuhkan pula di lokasi kampus. Tidak hanya untuk mahasiswa dan dosen, namun juga untuk masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kampus.
“UMSB sangat memerlukan gedung baru sekaligus shelter. Tahun 2019 ada rencana BNPB akan membantu pembangunan shelter, tapi tak kunjung terealisasi. Jika ada shelter, mahasiswa dan dosen tidak cemas dalam mengikuti perkuliahan, mengingat selama ini mereka dibayangi ketakutan tsunami,” tutupnya. (ridho)