Oleh: Amrizal Rengganis, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setdako Padang
Padang – KATA ‘Septa’ pada namanya memberi pengertian pada September, sebagai bulan kesembilan. Septa dalam bahasa latin berarti tujuh. Hendri Septa, nama lengkapnya adalah Wali Kota Padang yang menggantikan Mahyeldi Ansharullah. Ia menjadi orang ke-14 yang memimpin Kota Padang sebagai Wali Kota.
Jika September adalah bulan kelahirannya, bulan ke sembilan dalam uratan bulan romawi dan septa berarti angka tujuh dalam bahasa latin, maka meski semua angka pada hakekatnya sama saja, tapi sebagian orang menganggap kedua angka itu memiliki hoki. Angka sembilan sebagai angka tertinggi, sedang angka tujuh sering dilambangkan sebagai lambang kesatriaan. Wallahualam.
Yang jelas, Hendri sendiri tidak pernah menghubung-hubungkan angka-angka itu dengan takdir hidupnya. “Selain kerja keras, maka segalanya adalah takdir Allah,” ujar alumnus SMA 2 Padang ini.
Banyak yang menganggap bahwa Hendri jadi Wali Kota adalah karena blessing in disguise setelah Mahyeldi yang belum separuh periode menjalankan tugas sebagai Wali Kota tapi kemudian terpilih menjadi Gubernur, maka ia sebagai Wakil Wali Kota maju menggantikan.
Padahal ia jadi Wali Kota bukan sebuah blessing in disguise atau sekedar nasib baik. Ia telah melewati sebuah perjuangan politik yang tidak pendek sebelumnya. Sebelum maju jadi calon Wakil Wali Kota, ia sudah berkiprah sebagai wakil rakyat di DPRD Padang dari 2009 hingga 2014.
Interaksinya dengan Kota Padang dan rakyat yang memilih, serta birokrasi Pemko Padang dan semua pemangku kepentingan di Padang tentu sudah terbangun. Dan itu butuh perjuangan keras, tidak bisa datang tiba-tiba saja.
Maka kalau kemudian ia mencalonkan diri menjadi Wakil Wali Kota mendampingi Mahyeldi Ansharullah pada 2019, ia sesungguhnya sudah memiliki modal sosial yang tidak bisa dipandang remeh. Apalagi sejak 2016, ia dipercaya menjadi Ketua DPC Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Padang. Klop lah untuk mengatakan bahwa Hendri Septa menjadi Wali Kota Padang setelah melewati perjuangan yang tidak pendek dan tidak ringan.
Diantara para Wali Kota Padang yang menjabat di usia muda termasuk dirinya (Fauzi Bahar menjadi Wali Kota pada usia 41 tahun, sedang Hendri pada usia 44 tahun).
Usia yang relatif muda memberikan angin segar kepada masyarakat bahwa seorang pemimpin akan memiliki visi yang jauh ke depan. Wali Kota muda tidak saja memikirkan bagaimana Padang hari ini saja, tetapi bagaimana Padang 20, 30 atau 50 tahun lagi.
Berbagai skim tentang penatakelolaan telah dia pelajari lama di Australia, ketika ia menempa diri di beberapa perguruan tinggi Australia sampai meraih Master of International Bussiness (MIB) di Universitas Deakin. Seyogianya ilmu-ilmu itu akan bermanfaat untuknya mengendalikan dan memimpin Kota Padang.
Beruntung, ia sempat bersama-sama dengan Mahyeldi Ansharullah selama setahun dan semua kerangka perencanaan Padang untuk masa depan sudah disusun bersama. Tentu saja, Hendri mengedepankan prinsip sustainable development atau pembangunan yang berkelanjutan.
Artinya ia tidak ingin adagium keliru selama ini terjadi: sakali aia gadang sakali tapian barubah. Apa-apa yang sudah dibuat oleh pendahulu, yang baik-baik wajib dilanjutkan, yang tidak baik dievaluasi untuk kemudian diperbaiki. Dengan demikian tidak ada kata ‘terbengkalai’ dalam membangun karena pemimpin tidak mau melanjutkan program pendahulunya.
Hendri seperti berkali-kali dikatakannya, akan melanjutkan semua program yang sudah disepakati sebelunya bersama Mahyeldi. Semuanya tertuang dalam RPJMD maupun Renstra Kota Padang.
“Kita akan tetap fokus mencapai apa-apa yang sudah kita sepakati dalam RPJMD sebagai implementasi dari visi-misi kita,” kata dia.
Ada sebelas point yang menjadi perhatian Hendri dalam membangun Kota Padang menuju masa depannya yang tertata baik.
Hendri Septa tidak ingin adagium keliru selama ini terjadi: sakali aia gadang sakali tapian barubah.
Kesebelas point itu tertuang dalam 11 Program Unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang. Kelak, apabila pengganti dirinya sebagai Wakil Wali Kota, tentu sang Wakil Wali Kota bersama-sama dengan dirinya akan menggelindingkan 11 program unggulan tersebut sampai tercapai tujuannya.
11 Program Unggul Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Tahun 2019-2024 itu yang pertama adalah melanjutkan betonisasi jalan lingkungan, pengaspalan dan pelebaran serta perbaikan drainase dan pengendalian banjir terpadu.
Intinya ini adalah selain membuka akses ke pelosok-pelosok kota, juga akan meningkatkan nilai ekonomi tanah dan bangunan milik masyarakat. Dengan adanya jalan, maka nilai tanah dan bangunan di satu kawasan akan meningkat.
Yang kedua, adalah meningkatkan efektifitas reformasi birokrasi, budaya kerja aparatur dan pelayanan publik. Ini penting untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa, menuju good governance dan good government.
Yang ketiga melanjutkan pengembangan pelembagaan wirausaha ke dalam Koperasi Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang, pulau-pulau kecil wilayah barat Kota Padang. Kawasan ini adalah potensi besar wisata bahari di Padang. Dengan berkembangnya wisata bahari di Mentawai dan Mandeh (Pessel) serta Pariaman, maka Padang akan menjadi sentral. Kunjungan ke kawasan wisata bahari akan melewati Padang terlebih dulu, ini akan bermanfaat untuk menggenjot perekonomian kota.
Jadi untuk pariwisata bisa kita kembangkan konsep Padang and Beyond seperti Bali and Beyond di Bali yang juga memberi perhatian pada Lombok dan Banyuwangi.
Program unggulan keempat adalah melanjutkan penyelenggaraan pesantren Ramadhan, kegiatan keagamaan, seni budaya dan olahraga yang berkualitas. Ini salah satu yang disebut sustainable development tadi.
Program pesantren Ramadhan adalah ikon nya Padang yang diprakarsai Wali Kota Fauzi Bahar. Program itu bahkan telah diadopsi oleh banyak Kabupaten/Kota. “Ini perlu kita lanjutkan dalam rangka membangun dasar-dasar keberagamaan yang kuat kepada anak-anak kita, ini program bagus,” kata putra dari anggota DPR RI Muhammad Asli Chaidir ini.
Yang kelima adalah program unggulan melanjutkan penataan angkutan umum dengan pembukaan koridor baru bus Trans Padang. Target di tahun 2020 adalah 2 koridor dan sudah terealisasi semua. Akan dilanjutkan lagi untuk koridor-koridor baru, agar semua wilayah terlayani angkutan umum massal yang nyaman dan murah. Sekaligus ini juga mengurangi jumlah angkutan umum berukuran kecil yang bisa mempertinggi kepadatan lalu-lintas.
Program keenam adalah membangun 500 ruang kelas baru untuk SD dan SMP di seluruh Kota Padang. Target pembangunan SD di tahun 2020 adalah 76 ruang kelas namun baru 5 yang terealisasikan karena anggaran direfocusing.
Merevitalisasi sarana dan prasarana olahraga tingkat RT/RW dan membuat taman per kecamatan serta membangun pusat kreatif dan inovasi pemuda atau Youth Center adalah program unggulan ketujuh.
“Harapan kita, tiap kecamatan akan punya pusat kegiatan pemuda, hingga ada wadah untuk para pemuda berkegiatan positif yang akan menghindarkan mereka dari pengaruh narkoba, kenakalan remaja sampai ke pembentengan mereka dari tindakan-tindakan amoral dan asusila,” ujar ayah dari dua anak (Muhammad Athar Raziq Inaaya Septa dan Muhammad Farrel Abhinaya Septa) ini.
Lalu bagaimana dengan pengucuran dana stimulan Rp1 miliar untuk tiap kecamatan? “Ya, ini adalah program unggulan ke delapan, kita akan meningkatkan dana stimulan kecamatan Rp1 miliar dan dana kelurahan Rp100 juta per tahun serta peningkatan operasional RT, RW, guru TPA, MDA dan imam masjid,” ujar Hendri dalam percakapannya dengan wartawan media.
Yang kesembilan adalah program unggulan meningkatkan indeks kemudahan berusaha di Kota Padang. Ini sesuai dengan prinsip-prinsip kerja Pemerintah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
“Saya menekankan pentingnya kemudahan itu, agar iklim berusaha menjadi baik, tidak adalagi pungli dan birokrasi yang berbelit-belit dilakukan oleh oknum birokrat,” kata Wali Kota menjabat sejak 7 April 2021 ini.
Sedangkan untuk kebutuhan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat menurut Hendri Septa adalah hal penting. “Tinggal di rumah yang layak, akan mendorong orang untuk hidup sehat dan jadi rajin bekerja karena tidak khawatir lagi akan ketiadaan tempat berteduh. Maka kita jadikan program unggulan kesepuluh itu untuk mendorong penyediaan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Target di tahun 2020 adalah 1000 rumah tapi akhirnya terealisasikan 1919 rumah,” ujar suami dari Genny Putrinda, putri dari Leonardy Harmainy, anggota DPD-RI ini.
Hal-hal yang menantang kreatifitas juga menjadi titik perhatian Wali Kota Hendri Septa. Maka ia membuat program unggukan kesebelas dengan membangun kampung tematik. Kampung dalam pengembangan ekonomi lokal masyarakat berdasarkan potensi wilayah.
Kampung Tematik adalah cara Pemko Padang mengubah daerah-daerah kumuh (slum area) menjadi daerah yang nyaman untuk ditempati warga dan menyenangkan untuk dikunjungi. “Dengan kampung tematik ini kita mendorong munculnya rasa memiliki yang besar dan tanggungjawab menjaganya dari masyarakat setempat. Di kampung tematik kita kembangkan usaha-usaha ekonomi kreatif yangs sesuai dengan kultur dan potensi kawasan tersebut,” kata pria yang lahir di Padang pada 6 September 1976 ini.
Namun pada akhirnya, kata Wali Kota Padang ini, sehebat apapun program, kalau tidak didukung oleh semua pihak, ya birokrasi ya masyarakat semuanya harus bahu membahu. “Kota ini tidak untuk Wali Kota, tapi untuk semua warga kota, maka mari kita bergandeng tangan membangunnya karena kita mencintai Kota Tercinta ini,” kata Hendri Septa. (***)