Tanahdatar, Intrust – Untuk memajukan dan mengembangkan pariwisata ke depan yang lebih baik, pemerintah daerah Tanah Datar melakukan studi tiru di tiga desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022.
Bupati Tanah Datar Eka Putra melakukan studi tiru didampingi Ketua DPRD H. Rony Mulyadi Dt. Bungsu, Wakil Ketua DPRD Anton Yondra dan Saidani, Asisten Ekobang Abdul Hakim, Kadis Parpora, Kadis Kominfo, Kadis PUPR, Kadis PMDPPKB, beberapa Camat, Wali Nagari juga Kelompok Sadar Wisata Pemkab
Ketiga desa yang dijadikan studi tiru adalah Desa Wisata Kaki Langit di desa Mangunan Kapanewon Dingo Kabupaten Bantul, lalu Desa Wisata Taman Sari di kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi. Terakhir di Desa Wisata Carang Sari di Kabupaten Badung Provinsi Bali.
Kedatangan Bupati bersama rombongan di Desa Carang Sari disambut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Nyoman Rudiarta, bersama Kepala P2KBP3A, Balitbang, Kepala Cabang BPD Bali, Kepala Desa Carang Sari serta Ketua Pengelola Desa Wisata Carang Sari.
Bupati Tanah Datar mengharapkan studi tiru yang dilakukan bersama rombongan ke tiga desa wisata yang berbeda ini hendaknya bisa membuahkan hasil yang bisa diterapkan di Tanah Datar.
“Hari ini adalah studi tiru yang terakhir. Sesuai dengan tujuan semula saya harap apa yang sudah kita lihat dan pelajari di tiga desa wisata ini bisa diimplementasikan di kabupaten Tanah Datar. Kita datang ke sini bukan pergi liburan. Tetapi kita betul-betul belajar. Setelah ini saya minta ada satu produk atau hasil yang bisa kita sampaikan kepada masyarakat dan bisa di implementasikan di masing-masing desa wisata yang sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) sebagai desa wisata dari Bupati Tanah Datar,” tegas Bupati.
Pemerintah Kabupaten Tanah Datar bersama pimpinan DPRD menurutnya serius untuk membangun desa wiisata. Hal itu mengingat Tanah Datar memiliki struktur dan keindahan alam yang sangat luar biasa serta punya destinasi wisata yang bagus. Tinggal bagaimana cara untuk meningkatkan partisipasi masyarakatnya.
“Kunci utama dalam membangun sebuah desa wisata adalah pengelolaannya serta kesadaran dan partisipasi dari masyarakat, itu yang paling penting. Ini sudah kita lihat di tiga desa wisata yang sudah dikunjungi. Kita pemerintahan sifatnya mendukung bersama DPRD,” tambah Bupati.
Untuk itu Bupati meminta Camat, Wali Nagari serta Pokdarwis untuk serius dan benar-benar belajar dengan baik selama melaksanakan studi. “Saya ingin ini benar-benar dipelajari, terutama bagaimana cara dan tekniknya untuk mengajak masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam membangun desa wisata. Karena tujuannya tidak lain adalah untuk mensejahterakan masyarakat,” tambah Bupati.
Bupati Badung diwakili Kepala Dinas Pariwisata I Nyoman Rudiarta pada kesempatan yang sama mengatakan membangun sebuah desa wisata itu tujuannya bukan menjadi sang juara. Namun yang terpenting adalah bagaimana desa wisata itu sendiri mampu menghasilkan manfaat yang lebih untuk masyarakat setempat bukan untuk pemerintah.
“Jujur ada sistem yang kita bangun di sini. Yaitu pertama pemerintah tugasnya hanya membuat sebuah kebijakan terhadap aturan yang ada. Sementara juga ada masyarakat yang notabene di sini adalah sebagai objek dan juga subjek. Karena di dalam konsep desa wisata masyarakat tidak hanya sebagai objek tetapi juga harus sebagai pelaku di dalamnya, ini berbeda dengan kawasan wisata,” ujarnya.
Menurut I Nyoman Rudiarta, konsep dasar sebuah desa wisata yang pertama adalah komitmen daripada masyarakat itu sendiri untuk membangun dengan memperhatikan potensi apa yang dimilikinya. Setelah itu baru berbicara tentang visi dan misinya. Visi dan misi dibuat untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Artinya, visi dan misi yang akan dibuat harus memperhatikan potensi yang dimiliki.
Sementara peran pemerintah di sana juga harus ada. Karena dalam membangun sebuah desa wisata yang pertama dibutuhkan adalah aksesbilitas, UMKM, dan yang lainnya.
“Di sinilah fungsi dan peran pemerintah daerah dan juga pemerintahan desa. Karena masyarakat tidak mungkin membangun jalan sendiri tanpa adanya pemerintah di sana. Di sini juga diperlukan sinergitas OPD terkait. Karena di sini ada fungsi dari masing-masing dinas seperti dinas PUPR, dinas Koperindag dan yang lainnya selain dinas Pariwisata sebagai leader,” ujar Rudiarta.
Ketua DPRD Tanah Datar H. Rony Mulyadi Dt. Bungsu mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung penuh program pemerintah daerah Tanah Datar.
Studi tiru yang dilakukan mulai dari kabupaten Bantul, Banyuwangi dan juga kabupaten Badung, tidak lain dan tidak bukan tujuannya adalah untuk meningkatkan ilmu Pokdarwis yang sudah ada di kabupaten Tanah Datar supaya lebih bisa menjalani dan memahami apa yang sudah dilakukan oleh Pokdarwis dari kabupaten-kabupaten lain yang sudah lebih dulu berhasil dalam membangun sebuah desa wisata.
H Rony juga berharap pemerintah kabupaten Tanah Datar setelah ini bisa mengambil perannya dengan memfasilitasi dan menyambungkan program-program sehingga Tanah Datar tidak lagi hanya sebagai penghasil saja, namun lebih dari itu.
“Seperti halnya yang kita lihat hari ini di desa wisata Carang Sari. Di sini bukan hanya sebagai penghasil tanaman coklat saja. Namun mereka juga sudah memiliki pabrik sendiri. Sehingga hasil dari tanaman coklat masyarakat akan diolah langsung dipabrik dan secara otomatis harganya juga lebih mahal,” ujar Rony.
Pihaknya juga berharap agar pola pikir masyarakat Tanah Datar bisa lebih baik lagi, sehingga akan bisa menerima para wisatawan yang datang.
Sementara terkait dengan anggaran, H. Rony juga mengatakan bahwa pihak DPRD akan duduk bersama-sama dengan pemerintah demi kemajuan masyarakat Tanah Datar. M.Dt
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.