Pakanbaru, Intrust – Hampir setiap tahun puncak musim kemarau di Indonesia yang biasanya terjadi pada bulan Juni-Juli. Tak terkecuali hal ini terjadi di wilayah Provinsi Riau. Guna pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) perlu kepastian efektivitas Operasi Karhutla di Riau.
“Efektivitas Operasi Karhutla khususnya penggunaan Pesawat Patroli Caravan, PK SNV sudah bagus. Begitu juga dengan operasional pesawat Waterbombing perlu dipertahankan,” kata Ketua Tim Dukungan Satgas Karhutla BNPB wilayah Riau dan Kalsel, Budi Erwanto kepada media ini, Rabu (1/6) saat barusan selesai Patroli Karhutla di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin.
Menurutnya, koordinasi operasional Karhutla di Riau berada di Satgas Udara pantas diapresiasi. Buktinya saat titik awal kebakaran terjadi penanganan oleh pesawat water boombing segera dilakukan.
“Saat sudah melaksanakan monitoring langsung ke 12 kawasan Karhutla di Provinsi Riau, kami melihat ada tiga titik kebakaran dan langsung dikoordinasikan dengan satgas Karhutla Provinsi Riau. Dan 1 unit Helikopter Waterbombing langsung menuju titik lokasi untuk melakukan pemadaman dini ke titik kebakaran tersebut,” katanya.
Dari pantauan lapangan, Rabu (1/6) tiga titik kebakaran yang tampak terjadi di Kabupaten Pelalawan.
Budi Erwanto, Kasubdit Pemulihan Sarana dan Prasarana BNPB RI mengatakan pencegahan karhutla harus terus dilakukan. Di antaranya dengan melaksanakan patroli, yang salah satu tujuannya untuk pengawasan lapangan.
Kasubdit Pemulihan Sarana dan Prasarana BNPB RI, yang juga ketua Tim Pendukung Satgas Karhutla BNPB Wilayah Riau dan Kalsel ini didampingi tiga orang staf BNPB yakni Lufti, Marta dan Wiendy dan utusan BPBD Provinsi Sumbar, Ilham.
Adapun 12 kawasan Karhutla yang dipantau dari udara itu adalah Langgam Pelalawan, Sungai Paku, Singingi Hilir, Kuantan Tengah, Pangkalan Kuras, Lubuk Kembang Bunga, Anak Talang, Kec. Batang Cenakus,. Rantau Langsat, Batang Gansal, Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Teluk Kabung, Gaung, Pelanduk, Kec. Mandah, Keramat Jaya, Pulau Burung, dan Teluk Lanus, Sungai Apit.
“Sebelumnya juga kita sudah koordinasi dengan Kalak BPBD Provinsi Riau untuk menyamakan persepsi operasional SOP pemakaian Helikopter Kamov. Sehingga bantuan pemerintah pusat tersebut bermanfaat untuk mengantisipasi Karhutla baik di Provinsi Riau maupun provinsi di wilayah Sumatera lainnya,” kata Budi Erwanto.
Menurutnya, Patroli Karhutla BNPB dalam rangka kepastian operasi Karhutla Riau itu cukup melelahkan, karena dari 12 kawasan titik Karhutlah yang dilaluinya memakan waktu 5 jam lebih penerbangan, dengan Pesawat Caravan PK SNV yang dikapteni Wahyu dan FO,Tania.
“Alhamdulillah, patroli Karhutla tersebut berjalan lancar atas dukungan crew patroli lainnya,” tambah Budi. ag
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.