Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap membantu perbaikan sejumlah infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Solok Selatan (Solsel) dan Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat yang terjadi pada akhir Desember 2019 lalu. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo saat meninjau sejumlah titik yang terdampak banjir di Solsel, Kamis (2/1/2020).
“Pasca musibah banjir di Kabupaten Solsel dan Agam pada akhir bulan Desember 2019, Bupati Solsel dan Bupati Agam bersama Gubernur Sumbar menemui saya langsung. Dua hari setelah pertemuan itu, saya langsung datang ke sini untuk melihat langsung kondisinya. Tujuan kami memang bagaimana bisa membantu masyarakat yang terdampak banjir secepatnya,” ujar Wamen Wempi.
Menurutnya, terkait pemulihan pasca bencana banjir Solsel telah dilakukan rapat awal, dan data awal juga sudah disampaikan oleh Bupati Solsel Muzni Zakaria bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Namun dikatakan Wamen Wempi, data yang diserahkan perlu dilengkapi dan diperbaharui segera, agar bisa diproses.
“Penanganan bisa berjalan apabila data lengkap. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) serta Balai Wilayah Sungai Sumatera di Padang siap membantu merehabilitasi dan membangun kembali infrastruktur yang rusak. Oleh sebab itu saya minta Bupati dapat berkoordinasi secara intens dengan balai,”kata Wamen Wempi.Sebagai contoh, Wamen Wempi menyebutkan ada sedikit perubahan dari data awal yang disampaikan Bupati Solsel. “Awalnya warga terdampak banjir di Pakan Rabaa Timur akan direlokasi ke lapangan bola. Namun, karena luasnya tidak memadai, diganti dengan lahan lain yang berdekatan seluas 5 ha dan sudah dihibahkan pihak Nagari/desa,” terangnya.
Wamen Wempi menyatakan, bahwa dirinya yakin jika pihak Balai Wilayah Sungai Kementerian PUPR sudah menyiapkan data yang diperlukan. “Kami akan monitor, apakah BWS Sumatera V bekerja cepat atau tidak. Kita siap mendukung apa yang telah disampaikan Bupati dan Gubernur,” ujarnya.
Bupati Solsel Muzni Zakaria, mengatakan akan menyiapkan data lengkap selambat-lambatnya Senin (6/1) sudah berada di meja Wamen.”Kami akan mendata lagi mana yang sanggup dikerjakan Kabupaten, sedangkan yang tidak sanggup dikerjakan akan diajukan ke Kementerian,” katanya.
Dalam laporan terakhir, akibat bencana banjir bandang di Solsel, total kerugian mencapai Rp 61,7 miliar, yang terdiri dari kerusakan 22 saluran irigasi, kerusakan pada 23 sungai, kerusakan 16 ruas jalan dan 8 unit jembatan, kerusakan rumah masyarakat (rusak berat 47 unit, rusak sedang 9 unit, rusak ringan 44 unit, dan terendam 1.931 unit).
Terkait kerusakan beberapa ruas jalan nasional di Provinsi Sumatera Barat akibat curah hujan yang tinggi pada Desember 2019 lalu, Kementerian PUPR telah melakukan beberapa langkah perbaikan. Sejumlah ruas yang mengalami gangguan akibat longsoran yakni pada Bts. Payakumbuh – Batas Riau, Tanah Badantuang – Kiliran Jao, Jl. Bukit Lampu, Surian – Padang Aro, Lubuk Selasih – Surian, dan Muaro Kalaban – Sawahlunto. Penanganan ruas jalan nasional tersebut berkoordinasi dengan BPBD dan Kepolisian Daerah setempat untuk memasang rambu-rambu peringatan, melakukan jalur buka tutup, menggeser batuan berdimensi besar, membersihkan material longsoran dan pembersihan drainase.
Sementara akibat hujan deras tersebut, terjadi peningkatan Debit Air Sungai Batang Bangko dan Batang Suliti sehingga terjadi luapan di beberapa titik sepanjang aliran Batang Suliti dan berdampak pada Tanggul Batang Bangko sepanjang 500 meter di sisi kiri dan kanan, serta menyebabkan longsoran tebing Batang Suliti sekitar 2000 meter dan longsoran Tebing Batang Sangir sekitar 1000 meter. Saat ini sudah dilakukan pemasangan bronjong 876 unit di Batang Suliti dan Batang Bangko serta Normalisasi Batang Liki dengan Alat Berat (Excavator) pasca Banjir. (*)