Padang – Batang Kuranji merupakan sungai yang mempunyai luas DAS sebesar 187,50 km2 dengan panjang utama 18,60 km. Batang Kuranji merupakan nama sungai yang membelah Kota Padang dengan hulunya berada di wilayah Bukit Barisan antara Padang dengan Solok, serta bermuara di Samudera Hindia.
Banjir yang terjadi akibat luapan Batang Kuranji apabila intensitas hujan tinggi membuat kerugian bagi masyarakat disekitar aliran sungai. Faktor ulah tangan manusia juga menjadi salah satu penyebab perubahan karakteristik sungai, terutama pada daerah hulu membuat Batang Kuranji meluap.
Untuk itulah perlu adanya bangunan pengendalian banjir, bertujuan untuk menanggulangi banjir sepanjang aliran batang kuranji. Dalam perhitungan Debit Banjir tahunan menggunakan metoda Melchior yang dilakukan tim ahli dari Politeknik Negeri Padang, didapat Q10 adalah 730, 48 m3/dtk.
Analisa banjir dilanjutkan menggunakan Program HEC-RAS 4.0 untuk mengetahui tinggi banjir dari luapan batang kuranji. Hasil analisa menggunakan HEC-RAS terhadap 9 buah cross memberikan gambaran hampir semua titik mengalami kondisi banjir (luapan), dan hanya beberapa titik saja yang tidak mengalami luapan. Hal ini disebabkan karena kontur daerah bagian hulu rendah. Hasil menggunakan HEC-RAS 4.0 didapat tinggi banjir setinggi 0,20 meter pada bagian hilir dan setinggi 1,40 meter pada bagian hulu.
Oleh sebab itulah, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V memainkan peranan penting dengan berupaya memperbaiki DAS Batang Kuranji di segmen hulu dan tengah, dengan menggelontorkan dana Ratusan Miliar Rupiah.
Fase pertama pembenahan DAS Batang Kuranji dimulai dari pembangunan bangunan pengendali sedimen Batang Kuranji dan anak sungainya pada segmen tengah dibangun sejak 2015 telah selesai dilaksanakan pada tahun 2017 lalu dengan nilai kontrak Rp 238 miliar lebih. Pekerjaan Pembangunan pengendali Sungai Batang Kuranji terdiri dari lima cekdam sepanjang 2,2 km dan lebar 35-75 meter.
Fase kedua pembangunan bangunan pengendali sedimen Batang Kuranji dan anak sungai segmen hulu, BWS Sumatera V menggelontorkan anggaran sebesar Rp 174,9 miliar lebih untuk pembangunan tiga cekdam dan dua groundsill.
Rekanan memiliki kualitas mumpuni dan berpengalaman PT Pembangunan Perumahan – PT Mafri Jaya Abadi Konsorsium dipercaya melaksanakan pembangunan yang dimulai sejak 27 Juli 2017 hingga 8 November 2020 tersebut.
“Untuk pembangunan pengendali banjir Sungai Batang Kuranji kita rencanakan ada tiga segmen. Baru dua segmen yang telah terlaksana, segmen terakhir adalah pembangunan di segmen hilir,” Ucap Kepala SNVT PJSA IAKR Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Ali Rahmat ST. MT.
Ia mengungkapkan, untuk segmen hulu dan tengah Batang Kuranji, dibutuhkan dana sebesar Rp 417,9 miliar. Sementara untuk segmen hilir sudah diusulkan kedalam rencana strategis (renstra) Kementerian PUPR, tinggal lagi menunggu keputusan Menteri PUPR .
“Kita tentu mengharapkan agar pembangunan segmen hilir Batang Kuranji ini dapat terealisasi. Agar pengendalian sungai Batang Kuranji dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Mudah-mudahan Bapak Menteri PUPR mengabulkan,” Harapnya.
Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai Pantai II Nuriman ST. MT mengatakan, khusus pekerjaan di segmen hulu progres pekerjaan sudah 64 persen. Ditargetkan pekerjaan selesai pada akhir tahun 2020 ini.
Saat ini tahapan pekerjaan sedang membuat cekdam dan groundsill, saluran PTMLH dan intake air baku. Totalnya disana ada 3 unit cekdam dan 2 unit groundsill yang nantinya dapat memberikan rasa aman dari ancaman bahaya pada masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Batang Kuranji.
Ia juga merinci, spesifikasi pembuatan cekdam berbeda-beda. Untuk cekdam 1 mempunyai lebar melintang sungai sepanjang 140 meter dengan panjang 82 meter. Untuk cekdam 2 memiliki lebar melintang sungai 130 meter dengan panjang aliran sungai 82 meter. Serta cekdam 3 memiliki lebar melintang sungai 110 meter dengan panjang 82 meter. Sementara dua unit groundsill dibuat sama besar, dengan lebar melintang sungai 72 meter dan panjang aliran sungai 25 meter. (Ridho/fauzan)