Padang – Ruas Tapan – Batas Bengkulu merupakan salah satu ruas jalan nasional, dari sembilan ruas jalan yang diprioritaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2020, untuk dilakukan pelebaran jalan menuju standar nasional sepanjang 200 km.
Selan ruas Tapan – Batas Bengkulu, ruas lainnya yang masuk prioritas antara lain di Jalan Batas Kota Sanggau – Sekadau (Kalbar), Blora – Cepu (Jateng), Cibaliung – Sumur (Banten), Tembesi – Tanjung Berikat (Kepri), Pangururan – Nainggolan (Sumut), Malang – Lumajang (Jatim), Wolo – Batas Kolaka (Sultra), dan Cianjur – Naringgul – Cidaun (Jabar) dengan total anggaran sebesar Rp 1,19 triliun.
Karena masuk prioritas nasional itulah, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR terus berupaya melaksanakan pekerjaan infrastruktur tersebut dengan keseriusan tinggi.
Kepala BPJN III Padang Ir.H Aidil Fiqri MT melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.4 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) II Sumbar Zulkarnain ST.MSc mengatakan, ada empat item ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan untuk membenahi ruas jalan Tapan – Batas Bengkulu
Item pertama adalah pekerjaan pelebaran jalan menuju standar sepanjang 10 km. Pekerjaan fisik ini dilakukan, karena sepanjang ruas itu belum memenuhi standar jalan nasional dengan lebar 7 meter, mengingat lebar existing jalan sekarang hanya 5 meter saja.
“Saat ini pelebaran yang sudah kita lakukan 3,9 km, sisanya 6,1 km sedang terhambat proses pembebasan lahan masyarakat. Walinagari setempat bersedia membantu pembebasan lahan ini dalam waktu dekat, ” ucap Zulkarnain
Selanjutnya item pekerjaan kedua adalah melakukan rehabilitasi minor jalan sepanjang 25,9 km. Kegiatan pekerjaan ini adalah pemotongan rumput dan pembersihan disepanjang ruang milik jalan (rumija), penambalan lobang dijalan yang dilakukan sebelum lebaran, serta pekerjaan lainnya.
“Kita usahakan sebelum lebaran ini jalan tidak ada lagi yang berlobang. Itu prioritas kita, demi kenyamanan pengguna jalan, ” Ungkap pria yang baru bertugas di Wilayah Sumbar itu.
Item pekerjaan ketiga adalah pekerjaan rekontruksi jalan sepanjang 35,9 km dengan melakukan pekerjaan pengaspalan hotmix dua lapis serta membenahi tanah dasar jalan. Seterusnya item pekerjaan keempat adalah pemeliharaan rutin jembatan sepanjang 330,30 meter.
“Pembenahan drainase sudah 11 km kiri dan kanan memakai U – Ditch dari total 25 km yang perlu direhabilitasi. Selebihnya drainase memakai pasangan batu. Untuk pengaspalan juga sudah banyak yang kita lakukan, namun baru satu lapis,”ungkapnya
Zulkarnain juga menambahkan, progres pekerjaan saat ini sudah 34 persen. Pekerjaan ini disebutkan Zulkarnain deviasi minus sedikit dari jadwal semula, karena pekerjaan menggunakan sistem multi years contract (MYC).
Sebenarnya dikatakan Zulkarnain, pasca penandatanganan kontrak, kontraktor pelaksana sangat cepat melaksanakan pekerjaan. Namun pada rentang waktu Desember hingga Februari agak lambat, dikarenakan ada sejumlah kendala.
Kendala yang ditemui adalah terkait ketersediaan peralatan kerja. Disana kerja harus memakai alat warga setempat. Namun saat ini minta kontraktor mendatangkan alat agak banyak, supaya cepat juga menjalankan pekerjaan.
Lain dari itu masih adanya lahan yang belum bebas. Ribetnya pembebasan lahan membuat progres pelebaran jalan menjadi terhambat. Apalagi dalam kurun tiga bulan belakangan, wabah Covid -19 semakin menghambat untuk bertemu pemilik tanah.
Ia optimis dengan ditunjuknya dua kontraktor profesional ini, pekerjaan proyek SBSN paling besar di Ranah Minang dengan sistem multi years tersebut dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
”Apalagi kedua perusahaan ini saya mendengar tidak pernah cacat dalam bekerja. Walaupun PT Modern berasal dari luar Sumbar, mereka terkenal profesional dalam menjalankan pekerjaan,”katanya mengakhiri. (Ridho)
