Oleh: Mahyeldi Ansharullah
(Walikota Padang)
Bekerja cepat, efektif dan efisien tentulah menjadi sebuah keniscayaan di zaman ini, apalagi pada masa tata kehidupan baru setelah dunia dilanda pandemi Covid-19. Cara-cara lama yang lamban dan cenderung menuju kemubaziran sudah saatnya diganti dengan tata kerja yang segera menjawab permasalahan.
Dalam tata kelola pemerintahan, sebenarnya sudah lama diapungkan perihal pemerintahan yang bersih (good government) tetapi dilakukan dengan penatakelolaan yang baik (good governance). Ketika sesuatu dikelola dengan baik, output nya tentu akan baik juga, maka good governance akan menghasilkan good government.
Dalam penanggulangan Covid-19, saya rasa kita semua dihadapkan pada kenyataan bahwa sesuatu program sangat penting ditatakelolakan dengan baik, cara itu adalah sebuah hal yang mau tidak mau harus kita laksanakan. Pada mulanya kita hanya menyelesaikan persoalan Covid-19 pada orang-orang yang diketahui terinfeksi setelah menderita sakit lalu dibawa ke rumah sakit. Pasien-pasien itu diobati oleh dokter, ada yang kemudian sembuh tetapi bisa jadi karena penyakit lain lalu Covid-19 jadi trigger, maka ada yang meninggal.
Pengalaman penatakelolaan pasien-pasien yang terkena virus dengan serangan meluas (pandemi) bagi kita dan rumah-rumah sakit kita tentu tidak cukup sering. Bahkan ketika virus flu burung berjangkit pengalaman penanganan kita tidak banyak. Maka, kemudian dengan virus baru dari varian corona ini berjangkit, belum tersusun betul penatakelolaan penanggulangannya. Wajar kemudian ada dokter, perawat yang terimbas virus bahkan ada yang meninggal juga.
Sementara dokter dan tenaga medis saja bisa terkena, apalagi masyarakat awam yang tidak paham sama sekali dengan virus ini. Banyak warga masyarakat yang terinfeksi tetapi tidak memiliki gejala (OTG) tanpa disadari malah menularkan virusnya ke orang yang kondisi fisiknya lemah.
Maka penatakelolaan yang betul-betul safety terus diperbaiki oleh pemerintah. Bahkan badan dunia WHO juga melakukan hal serupa. Sebagai contoh, dari yang tadinya warga yang dianjurkan pakai masker adalah warga yang sakit saja. Tetapi kemudian diperbaiki protokolnya menjadi: semua warga jika berada di tempat umum harus menggunakan masker.
Penatakelolaan penanggulangan Covid-19 di Padang telah sampai kepada melakukan pembersihan di tingkat perangkat pemerintahan.
Saya telah menginstruksikan semua ASN di lingkungan Pemerintah Kota Padang diwajibkan mengikuti rapid test dan test swab. Ini semua agar ada ketauladanan. Bagaimana mungkin mengajak masyarakat untuk mengikuti rapid test kalau yang mengajak saja tidak melakukannya.
Dan akhirnya setelah berbulan kita lewati masa yang mencemaskan ini, kita semua menyadari bahwa diperlukan upaya melokalisir Covid-19 ini. Kita harus punya data yang konkret masyarakat yang terinfeksi, terdampak dan seterusnya. Kita perlu memetakan wilayah sebaran dan dimana-mana saja klusternya agar kita bisa mengambil keputusan yang tepat untuk menangani agar mata rantai penyebarannya segera diputus.
Ada anggapan keliru bahwa angka-angka temuan mereka yang positif Covid-19 yang cenderung naik di Sumbar sebagai hal yang menakutkan. Soal penyakit tentu saja kita takut, siapa pula yang berani melawan penyakit. Tetapi, sekali lagi tata kelola pencegahan penyakit itu memang memerlukan angka-angka dan data yang jelas.
Taruhlah, angka yang dirilis oleh pihak Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand melalui Gugus Tugas Penangulangan Covid-19 itu misalnya kecil saja, apakah itu baik untuk kita? Belum tentu, angka yang dirilis kecil, tetapi pada hakekatnya ril di tengah masyarakat terdapat banyak yang terinfeksi dan terus menerus bertransmisi dari satu orang ke orang berikutnya. Apakah itu akan kita biarkan?
Jadi sesungguhnya kita beruntung memiliki dua laboratorium hebat di Sumatera Barat ini (satu lagi di Baso, Agam) dan memiliki tim hebat yang dipimpin Dr. Andani Eka Putra. Justru kita berharap para laborant yang bekerja di laboratorium itu senantiasa bisa banyak menyelesaikan penelitian sampel-sampel swab yang dikirim ke mereka. Itu pertanda kita mendapatkan data yang valid, sudah seberapa banyak warga yang ditest.
Saya mengapresiasi proposal yang disampaikan oleh Tim Covid Hunter Unand untuk melakukan survei cepat untuk aplikasi pool test Covid-19 di Kota Padang. Dengan itu pula kita akan lebih cepat mengetahui atau mendapatkan peta sebaran Covid-19 per kecamatan, bahkan dirinci lagi oleh tim Unand sampai per RT di kelurahan-kelurahan.
Tahapan pemilihan sampel dimulai dari tim Unand yang akan menetapkan sekitar 30 kluster tempat tinggal berdasarkan data rumah dan jumlah KK per kelurahan. Setiap kluster terdiri dari 57 rumah. Pekerjaan tim Unand ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pengumpulan sampel swab naso dan oropharing serta tahap pemeriksaan di laboratorium. Dinkes Kota Padang menyiapkan tim untuk survey yang terdiri dari pengambil sampel, pengumpul data sesuai form isian laboratorium dan tim untuk transportasi dan packing spesimen. Pengambil spesimen adalah tenaga kesehatan yang sudah dilatih khusus untuk itu.
Spesimen yang sudah diambil diantar langsung ke laboratorium yang dilengkapi dengan form tertulis. Spesimen dikirim dalam kemasan 3 lapis suhu antara 2-8°C. Kembali ke soal penatakelolaan yang saya sebut tadi, bahwa dengan apa yang dilakukan oleh tim Dr. Andani dkk dengan pool test nya, adalah sebuah kemajuan cara bekerja yang efektif dan efisien. Lima sampel diperiksa sekaligus, jika hasilnya negatif, maka kelima-lima pemilik sampel swab tersebut pasti negatif dan tidak perlu dilakukan penelitian lanjut.
Tapi jika ada yang positif, maka kelimanya diperiksa satu persatu yang mana yang positif dan mana yang negatif. Dengan demikian pekerjaan bisa cepat selesai sekaligus tidak membuang waktu, uang dan tenaga. Saya juga berharap ikhtiar dan inovasi seperti yang dilakukan Dr. Andani dkk itu hendaknya juga muncul di kalangan ASN serta masyarakat Kota Padang. Bagaimana kita dengan cara efektif dan efisien tetapi menghasilkan pekerjaan yang maksimal, kita bisa menjadi kota dengan keterlibatan partisipasi warga yang tinggi untuk menanggulangi pandemi Covid-19 ini.(*)