Kemantapan Jalan Padang Sawah – Batas Sumut Bakal Terjaga, Menunggu Kinerja Baik Sarana Mitra Saudara
Padang – Ruas jalan nasional dari Padang Sawah menuju Bedeng Rapat yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu jalur transportasi darat paling sibuk.
Betapa tidak, banyaknya komoditas perkebunan di wilayah Pasaman Barat, seperti karet, kepala sawit, jagung, kopi dan komditas lainnya membuat truk bermuatan besar dari Padang atau Sumatra bagian selatan menuju Sumatra Utara atau sebaliknya, setiap hari melintas di jalan-jalan utama Pasaman Barat sejak pagi hingga larut malam hari.
Wajar saja truk bermuatan berat wara – wiri melewati ruas jalan nasional di wilayah ini. Mengingat prduksi kelapa sawit yang dihasilkan dari 13 perusahaan dengan angka produksi 80 ton per jam, semuanya dibawa ke Padang untuk diolah kembali, serta di ekspor keluar negeri melalui Pelabuhan Teluk Bayur.
Selain itu juga komoditas perkebunan jagung wilayah ini dengan luas lahan tanam sekitar 10.000 hektar, dengan hasil panen 7 ton per hektar juga diangkut melalui jalur darat. Produksi jagung pipilan untuk pakan ternak ini disebar ke seantero wilayah Sumbar, Riau dan Jambi.
Besarnya hasil perkebunan Pasaman Barat tentu juga harus ditunjang oleh infrastruktur jalan yang baik untuk dilewati, agar roda ekonomi masyarakat setempat bisa berputar dengan kencang. Untuk itulah, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang menjaga kemantapan ruas jalan ini, agar senantiasa dilewati.
BPJN III Padang melalui PPK 1.4 Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) I Sumbar kucurkan dana sebesar Rp 15 miliar lebih untuk pekerjaan paket long segment. Tahun 2020 ini kontraktor yang dipercaya melakukan pekerjaan tersebut adalah PT Sarana Mitra Saudara.
PPK 1.4 PJN I Sumbar Efriwandi ST.MT kepada Majalah Intrust mengatakan, pada umumnya kondisi eksisting jalan di ruas ini cukup baik, karena Kementerian PUPR setiap tahunnya selalu merawat dengan baik.
“Dengan paket long segment ini, jalan yang berlobang dilakukan panambalan, drainase yang tersumbat kita bersihkan, rumput liar yang tumbuh di bahu jalan kita buang, aspal yang kurang bagus kita lakukan rehab minor, serta pekerjaan lainnya sepanjang 143 km,” Ulas Efriwandi.
Ia tak memungkiri, ruas jalan Padang Sawah hingga Batas Sumut merupakan jalur sibuk untuk transportasi barang, sehingga selalu ramai dilewati kendaraan bertonase berat, terutama pada sore hingga pagi hari.
“Truk bermuatan banyak lewat disana. Habis ashar mereka konvoi 4 hingga 6 truk. Mungkin ada puluhan hingga ratusan truk lewat di ruas ini. Oleh sebab itu setiap tahunnya, kondisi jalan mesti dijaga. Agar roda ekonomi daerah tidak tersendat,” Jelasnya
Namun demikian, tiga ruas jalan dari Padang Sawah hingga batas Sumut ini disebutkan Efriwandi harus dilakukan pelebaran sepanjang 46 km lagi. Karena badan jalan yang ada belum memenuhi standar jalan nasional pasca dilakukan alih status jalan sejak 2010 lalu.
Sementara satu ruas lainnya dari Padang Sawah hingga Simpang Empat sudah dilakukan pelebaran jalan dengan paket Western Indonesian National Road Improvement Project (WINRIP) Tahun 2017 lalu.
“Badan jalan di tiga ruas belum memenuhi standar, lebarnya di kisaran 5 meter. Lebar standar jalan nasional harusnya 7 meter. Tiga ruas yang seharusnya dilakukan pelebaran yakni di N 20 Simpang Air Balam – Ujung Gading, N 19 dari Silaping – Simpang Air Balam, serta N 18 dari Bedeng Rapat – Silaping. Butuh dana banyak untuk melakukan pelebaran,” Papar pria yang juga hobi bersepeda ini.(ridho)
