Mengeksplorasi PT Semen Padang : Indarung I Seram tapi Berprospek Bagus
Press Tour Wartawan 5 Provinsi (1)
Selama dua hari (8-9 Desember 2022) PT. Semen Padang mengajak sejumlah wartawan dari lima provinsi berkunjung ke pabriknya yang berlokasi di Indarung Padang. Tak hanya itu para wartawan juga diajak menikmati wisata alam di Lembah Harau Kabupaten 50 Kota. Banyak catatan yang dirangkum dalam perjalanan itu. Wartawan majalahintrust.com Nofrialdi Nofi Sastera menuliskannya untuk Anda pada beberapa seri tulisan di bawah. Selamat membaca…
****
Kamis dan Jumat (8-9 November 2022), sejumlah pimpinan media dari lima provinsi (Sumbar, Jambi, Bengkulu, Riau dan Kepulauan Riau) diundang mengunjungi PT Semen Padang untuk mengeksplorasi bagaimana proses produksi semen dari hulu ke hilir, serta implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari perusahaan semen yang berpusat di Indarung Padang itu. Acara yang bertajuk Press Tour tak kurang dihadiri sekitar 45 orang peserta.
Karena itu Kamis pagi (8 November) puluhan petinggi media dari lima provinsi di Sumatera itu telah hadir di Wisma Indarung dan disambut Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri, bersama Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Iskandar Z Lubis dan Kepala Unit Humas & Kesekretariatan, Nur Anita Rahmawati di Wisma Indarung PT Semen Padang. Pagi itu selain perkenalan, semuanya menikmati dulu sarapan pagi berupa lontong sayur dan juga kacang padi.
Kenapa perkenalan itu perlu? Ya, seperti juga beberapa Pimpinan Redaksi media Sumbar, saya juga kaget ketika yang hadir pagi itu, juga ada puluhan Pimpinan Redaksi dari media selain Sumbar. Namun berkahnya tentu saja pertemuan yang tak terduga itu menjadi arena reuni bagi Kami. Karena banyak di antara Pimred yang datang, mereka juga berasal dari Padang atau pun Sumbar, atau setidaknya pernah bertugas di ibukota provinsi Sumatera Barat ini.
Kecuali wartawan luar Sumbar yang malam sebelumnya telah diinapkan di Wisma Indarung, kita wartawan asal Sumbar tentu saja sudah harus berkemas dari rumah sejak jam 6 pagi. Apalagi bagi saya yang kebetulan tinggal cukup jauh dari Indarung. Pasalnya acara diawali jam 7.30 diawali dengan pertemuan di Wisma Indarung sembari sarapan pagi.
Dalam sambutannya Oktoweri menyampaikan bahwa pabrik PT Semen Padang ini berdiri sejak 1910 dan merupakan pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebelum dibangunnya pabrik semen lain di Indonesia, berbagai infrastruktur yang ada di Indonesia, termasuk berbagai negara lainnya di dunia dibangun menggunakan semen dari pabrik PT Semen Padang. Sebelum adanya PT. Semen Padang banyak material didatangkan dari Inggris.
“Banyak sejarah dari Semen Padang ini. Terutama Pabrik Indarung 1 yang didirikan pada 18 Maret 1910 dan dulunya bernama NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij atau NIPCM. Berbagai bangunan monumental di Indonesia dibangun menggunakan semen dari Pabrik Indarung 1 ini. Sampai sekarang, berbagai bangunan monumental tersebut masih kokoh berdiri,” kata Oktoweri sembari menyebutkan sejumlah bangunan fenomenal yang dibangun dengan semen Padang seperti Jembatan Ampera Palembang, Tugu Monas Jakarta dan banyak lainnya.
Pihaknya juga menyebutkan bahwa Pabrik Indarung I yang telah berhenti berproduksi sejak tahun 1999 itu kini telah direkomendasikan oleh Tim Ahli Cagar Budaya Nasional untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional. Apalagi pabrik ini sudah lolos dari penilaian di tingkat kota Padang dan provinsi Sumatera Barat.
“Mudah-mudahan, dalam waktu pabrik ini ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional dan setelah itu jadi Warisan Dunia dari UNESCO. Kami sendiri mentargetkan itu bisa terlaksana di tahun 2024. Mudah-mudahan kami bisa mewujudkannya. Untuk itu, mohon juga dukungan dari kawan-kawan media yang ikut Press Tour ke Semen Padang ini,” ujar Oktoweri.
Kondisi pabrik Indarung I sendiri tentu saja sudah bisa diduga bentuknya. Sebagai pabrik yang didirikan sejak tahun 1910, wajar jika sejumlah bangunan sudah melapuk dan juga rawan untuk dilalui. Karena itu ketika rombongan Press Tour Kami lewat dan berkunjung ke sana, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati memesankan untuk tetap berhati-hati dan menjauhi bangunan yang sudah kelihatan rapuh.
Meskipun sebelum ke sana Kami semua telah dipinjamkan helm proyek dan sepatu lars pabrik, namun Kami sendiri memang tetap harus hati-hati lewat di samping atau di bawah banguan tua Pabrik Indarung I itu. Belum lagi atap bangunan yang umumnya sudah bolong, tak pelak membuat Kami tetap waspada dengan keadaan sekitar.
Di bagian lain suasana seram berbau mistis tentu saja tak bisa dihindarkan dari bentuk pabrik yang kadang terlihat menyeramkan itu. Kepala Unit Sarana Umum PT Semen Padang, Deni Zein yang turut mendampingi Ka Unit Humas Anita Nur Rahmawati juga mengakui bahwa gedung itu wajar jika ada penghuninya. Ia tak menampik sejumlah orang pernah melihat beberapa penampakan di gedung itu. Namun seperti dikatakan Deni, pada dasarnya semuanya tergantung kita yang datang ke sana. Kalau kedatangan kita bermaksud baik, In Shaa Allah tak akan diganggu.
Karena itu pada saat kunjungan tersebut saya kadang merasa gerah sendiri dengan beberapa pernyataan kawan-kawan yang mengatakan bahwa tempat itu bisa menjadi arena uji nyali sebagaimana sejumlah tayangan di TV lokal. Bagaimana pun di lokasi “mereka” (saya sengaja memakai tanda kutip di kata mereka ini), harusnya tentu kita tidak boleh memancing-mancing kehadiran para makhlus astral itu.
Untung saja kehadiran Kami di sana terbilang masih pagi sekitar jam 09.30 WIB. Sehingga suasana mistis dan menyeramkan di pabrik yang masih menyisakan kiln-klin (tempat pembakaran semen itu), Alhamdulillah berlangsung aman dan lancar. Semua peserta Press Tour tentu saja juga merasa puas mendapat kesempatan langkah bisa berfoto dan mengambil beberapa spot bagus di sana. Terutama bagi mereka yang instragamer dan juga Content Creator.
Tak hanya itu, sebagaimana dijelaskan Oktoweri dan Nur Anita Rahmawati di awal pertemuan di Wisma Indarung, bahwa komplek Pabrik Indarung I ini juga akan dilengkapi dengan berbagai sarana lain sesuai dengan prospek masa depannya sebagai cagar budaya. Memang tidak akan merubah atau mengupgrade bentuk dasar dari bekas pabrik itu. Namun di sana juga akan dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung, seperti cafeteria dan arena bermain lainnya.
“Tentu saja kita ingin Pabrik Indarung I sebagai cagar budaya nantinya juga akan menjadi arena destinasi wisata yang menggoda para wisatawan untuk berkunjung ke sini. Karena itu dengan tanpa merubah atau mengupgrade wajah dan tampilan dasar dari bangunan ini, kita juga akan melengkapinya dengan berbagai sarana pendukug lainnya,” tegas Oktoweri yang saat itu juga langsung menampilkan slide di layar tentang tampilan masa depan pabrik Indarung I.
Tentunya akan menjadi sesuatu yang luar biasa, ketika gedung tua yang awalnya nampak seram dan membahayakan, nantinya bisa disulap menjadi sebuah tempat wisata yang asyik dan memiliki prospek bagus ke depannya. Kita tunggu “penampakan” teranyar dari Pabrik Indarung I nantinya. Nofrialdi Nofi Sastera
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.