LIMAPULUH KOTA — Manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu komoditas hortikultura
unggulan di Indonesia. Selain berkhasiat bagi kesehatan tubuh, manggis bisa
menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di Indonesia khususnya di Provinsi
Sumatera Barat, dengan jumlah produksi tahun 2019 posisi no 2 di Indonesia sebanyak 28.833 ton setelah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah produksi
sebanyak 74.975 ton.
Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit, sangat merespon serta mendorong petani manggis di Nagari Banja
Laweh Kecamatan Bukik Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumbar, agar kedepan dapat meningkatkan produksinya sehingga menembus pasar global.
“Nagari Banja Laweh ini terkenal dengan buah manggis, merupakan produsen
utama manggis di Kabupaten Limapuluh Kota. Kita harus tingkatkan lagi untuk menjadi komoditi ekspor manggis yang berkualitas serta budidayanya nomor 1 di Indonesia,” kata Nasrul Abit memberi semangat pada petani manggis, Minggu (16/8/2020).
Berdasarkan data statistik pada
tahun 2019 jumlah produksi manggis di di Kabupaten Limapuluh Kota adalah
sebanyak 10.498 ton, Kecamatan Bukik Barisan memberikan kontribusi sebanyak
61,40 persen tepatnya 6.446,20 ton manggis dihasilkan di Kecamatan itu.
Manggis dari Kabupaten Limapuluh Kota tidak hanya memasok kebutuhan pasar lokal, tetapi telah
menembus pasar ekspor. Tercatat, negara Republik Rakyat Tiongkok menjadi pengimpor tetap manggis
Kabupaten Limapuluh Kota. Ini disebabkan, kualitas manggis Kabupaten Limapuluh Kota dinilai baik dan
sesuai dengan kebutuhan di Tiongkok.
“Selama ini buah manggis di sini hanya dikonsumsi oleh masyarakat lokal, nah sekarang manggisnya untuk dikembangkan lebih luas, untuk memenuhi kebutuhan pasar global dan tentu harganya lebih mahal,” ujarnya.
Saat ini untuk pengekspor manggis sudah ada, namun produksi manggis belum mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan, karena butuh jumlah banyak untuk mengekspor manggis serta kualitas yang bagus.
“Untuk itu para petani, terus jaga kualitas manggis jangan lemah semangat karena, manggis ini banyak diminati oleh negara lainnya,” ajak Nasrul Abit.
Selain itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal (Jejeng) menyebutkan perkebunan Kabupaten
Limapuluh Kota telah menerbitkan 48 register.
Lahan usaha
manggis di Nagari Banja Loweh,
Kecamatan Bukik Barisan, Kabupaten Lima Puluh Kota telah menjadi sentra berkumpulnya
pedagang manggis skala kecil hingga besar. Bahkan, para eksportir
juga banyak yang langsung membeli manggis dari Nagari Banja
Loweh untuk kemudian diekspor langsung ke negara tujuan.
Rata-rata umur tanaman yang telah banyak berproduksi di Nagari Banja Loweh adalah 25 tahun dengan potensi hasil 100 kg per batang per tahun. Pada awal kwartal pertama tahun 2020 ini, jumlah produksi manggis di Nagari Banja Loweh sekitar 630 ton dengan nilai total penjualan sekitar Rp 10 milyar.
Namun karena dampak covid 19 harga jual rata-rata di tingkat petani adalah Rp. 15.000,-/kg ini dinilai turun bila dibandingkan dengan harga rata-rata tahun lalu yaitu Rp. 25.000,-/kg.
“Para petani manggis disini sudah bekerjasama dengan Eksportir diantaranya adalah PT. Eshfar Buah Segar, PT. Bumi Alam Sumatera dan PT.
Nusantara Segar Global,” sebut Jejeng.
Varietas yang dikembangkan yaitu varietas unggul nasional yang telah berkembang luas di Sumatera Barat yaitu Ratu Kamang.
Hampir seluruh manggis berkualitas baik yang diproduksi di Kabupaten Limapuluh Kota menjadi komoditas ekspor.
Menurutnya, periode Januari sampai
dengan Juli 2020 fasilitasi ekspor buah manggis asal Sumbar meningkat dua kali lipat
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019, tercatat sebanyak 143 kali pengiriman dengan total
475,5 ton dengan nilai ekonomi mencapai 21,4 Milyar.
Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun 2019 hanya sebanyak 240,9 ton senilai 10,8 Milyar saja dengan wilayah
tujuan ekspor Cina, Malaysia dan Singapura. (*)