Jakarta – Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia Jakarta Raya (PWI Jaya) bekerjasama dengan organisasi Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) mengadakan webinar dengan tema Mengoptimalkan Manfaat FABA untuk Pembangunan Ekonomi. Webinar yang merupakan series dari beberapa webinar yang digelar PWI Jakarta itu, akan diadakan pada hari Jumat 9 April 2021 jam 13.00-16.00 WIB.
Webinar sendiri akan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari dilanjutkan dengan penyampaian pengantar yang disampaikan Ketua Umum MKI Wiluyo Kusdwiharto. Selain dimoderatori oleh Host Cantik Brigita Manohara, webinar itu akan menampilkan beberapa pembicara terkenal.
Di antaranya Ibu Sri Andini Komisaris Utama PT. Bukit Pembangkit Inovativ, Dr. Eng Januarti Jaya Ekaputri Dosen ITS peneliti pemanfaatan FABA untuk infrastruktur ditambah Dr. Ir. Nani Hendiarti,M.Sc Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan. Satu pembicara lainnya adalah Prof. Dr. Ir. H. Fachrurrozie Syarkawi, M.Sc Akademisi Masalah Lingkungan Hidup.
Bagi para peminat yang akan mengikuti webinar dimaksud bisa melakukan registrasi di link Https://s.id/WebinarPWIFaba dengan meeting ID 891-3802-1697 serta passcode-nya pwipusat. Selain bisa diikuti secara langsung, webinar dimaksud juga akan disiarkan secara live melalui akun facebook https://www.facebook.com/PWIDKIJakarta.
Menguatnya pembicaraan mengenai FABA menguatnya setelah keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan yang mencoret Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sebagai limbah B3. Hal itu disambut positif oleh sejumlah akademisi karena mendatangkan manfaat luar biasa.
Satu di antaranya disampaikan Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surbaya Januarti Jaya Ekaputri. Menurutnya keputusan pemerintah mengeluarkan PP Nomor 22 tahun 2021 ini sudah tepat. “Putusan ini, kalau menurut saya ini adalah hadiah terbesar buat indonesia. Berkah luar biasa, terlepas dari saya seorang ilmuwan. Saya melihat dari kacamata bangsa ini, dari sisi infrastruktur karena saya orang sipil,” jelasnya dalam Diskusi Spesial Polemik MNC Trijaya berjudul FABA bukan B3, Mengapa? pada Selasa (16/3/2021).
Disebutkan Januarti kalau FABA ini misalnya bisa dimanfaatkan, alangkah hebatnya Indonesia, meski belum tentang masalah pemanfaatan,” katanya. Ia juga melihat dari segi regulasi cukup berbahagia dan senang. Dengan demikian, kata dia,orang-orang atau ilmuwan Indonesia mulai berhati nurani. Sebab sebenarnya FABA merupakan limbah padat hasil pembakaran batu bara di pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU, boiler, dan tungku industri untuk bahan baku konstruksi.
“Betul betul mendudukan yang beracun itu tidak beracun. Kita tidak bisa memungkiri bahwa jumlahnya itu besar. Ini prestasi indonesia yang luar biasa, yang harusnya dilakukan puluhan tahun yang lalu. Apalagi sekarang, karena sedang pembangunan infrastruktur,” katanya.
Menyambut webinar ini Ketua PWI Sumatera Barat Heranof Firdaus menghimbau semua anggotanya agar bisa mengikutinya dengan serius. “Bagaimana pun ke depan Indonesia sudah harus berpikir tidak hanya pada satu sektor saja kalau mau bicara soal ekonomi. Sebaliknya hal-hal yang mungkin tersembunyi dan selama ini dianggap racun tapi ternyata tidak, ini juga sudah harus menjadi kajian penting untuk dimanfaatkan bagi sektor ekonomi. Di sisi inilah wartawan sebagai pihak yang selalu dianggap jenius oleh masyarakat, juga harus paham dan memahami soal-soal seperti FABA ini. Saya pikir webinar ini menarik dan sangat pantas untuk diikuti,” tambah Heranof. (ns)